Friday 3 May 2013

Review: PS I Love You- Cecily Ahern


Judul: P.S. I Love You
Penulis: Cecelia Ahern
Alih bahasa: Monica Dwi Chresnayani
Penerbit: Gramedia
Jumlah halaman: 632
Rating: ♥♥♥♥♥

Pembaca yang budiman,
Namaku Holly. Belum lama ini Gerry, suamiku, meninggal karena kanker. Sebelum penyakitnya mengganas, kami pasangan yang bahagia. Mungkin Gerry bukan pasangan sempurna, karena dia paling malas mematikan lampu kamar saat kami sudah meringkuk di balik selimut yang hangat. Akibatnya, tulang keringku sering terantuk kaki ranjang dan memar-memar.
Ketika Gerry tiada, aku kehilangan sahabatku, kekasihku, batu karangku, dan hidup ini terasa hampa. Namun Gerry tak membiarkanku sendiri. Dia meninggalkan seikat surat untuk kubuka setiap bulan. Seiring bulan-bulan berlalu, aku menjadi lebih tabah. Bersama sahabat dan keluargaku, aku menangis, tertawa, serta belajar mengenal dan menjalani hidup ini. Seperti kata Gerry di surat pertamanya,
Ingatlah semua kenangan manis kita, tapi jangan takut menciptakan kenangan-kenangan baru.
Hidup ini memang untuk dijalani dengan sepenuh hati. Dan rasanya nyaman juga ada malaikat yang mengawasi setiap langkahku.
Cinta sejati memang tak pernah mati...

Holly
PS: I love you
***
Belum pernah saya se-emosi ini pas baca novel. Dari halaman awal, saya udah nangis aja *damn*, bikin pandangan kabur dan makin sulit baca. Memang terkesan lebay, tapi novel ini berhasil menguras air mata saya beserta segepok tisu. Screw you global warming! Pilihannya cuma tisu atau bantal, dan saya nggak mau besok pagi harus jemur bantal yang pasti bakal mengundang pertanyaan dari orang rumah.

Holly ini orangnya tabah sekali ya :’) Dan dia beruntung punya sahabat yang menemaninya di saat-saat tersulit dan membantunya bangkit lagi. Sekarang saya tahu kenapa orang-orang memberikan rating tinggi buat novel ini. Dan Gerry… ah lelaki macam itu udah langka dan harus dikloning kayaknya. Pokoknya sepanjang baca, saya cuma bisa nangis, ketawa, nangis lagi, senyum-senyum, terus nangis lagi. Bahkan waktu tadi siang saya terpaksa ke bank dan lagi ngantri sambil baca ini, saya nyaris nangis lagi. Pembawaan yang terlalu emosional ini kadang memalukan juga. Tapi setelah saya tamat baca, ada perasaan lega yang aneh. Katanya sih, menangis bisa menghilangkan racun-racun di tubuh. Dan karena mungkin saya sudah habis berliter-liter air mata, saya merasa jauh jauh jauh lebih baik.
               
 Di akhir suratnya, Gerry menulis:
PS, I love you, Holly, dan aku tahu kau juga cinta padaku. Kau tidak membutuhkan barang-barang pribadiku untuk tetap mengenangku, kau tidak perlu menyimpannya sebagai bukti aku pernah ada atau tetap ada dalam pikiranmu. Kau tidak perlu mengenakan sweterku untuk merasakan pelukanku, dan aku ada di sisimu… selalu memeluk dan merangkulmu erat-erat.
*mbrebes mili*

Sebenarnya yang saya baca itu yang edisi cover film, dan saya berniat mau hunting novel ini yang sampulnya sama kayak di atas (yang saya baca sekarang pinjam  dari Perpusda, dengan kondisi yang sudah sangat memprihatinkan dan sepantasnya dimuseumkan saja. Jilidnya jebol dan halaman-halamannya keriting seperti habis kecebur, atau kena tumpahan air mata pembaca-pembacanya terdahulu *oke, ini lebay*), tapi kan itu cover versi luar kan. Ha ha!
“Tapi, Holly, tidak ada orang yang hidupnya selalu dipenuhi saat indah. Kalaupun ada, itu bukan lagi saat-saat indah. Tapi sesuatu yang normal. Bagaimana kau merasakan kebahagiaan bila tidak pernah mengalami kesedihan?”
Cerita yang indah, dengan ending yang nggak terduga. Kita memang sepantasnya menghargai setiap waktu yang dikasih Tuhan untuk mensyukuri hidup dan berbagi kebahagiaan dengan orang di sekitar kita, terutama yang kita sayang. Ah novel sebagus ini saya harus punya!!!!


No comments:

Post a Comment