Monday 14 March 2016

[Review Buku] A Dash of Magic oleh Kathryn Littlewood

A Dash of Magic (The Bliss Bakery #2)
penulis Kathryn Littlewood, penerjemah Sujantrini Liza
298 halaman, Middle Grade Book/ Cooking
Rating: image
Dipublikasikan Agustus 2013 oleh Mizan Fantasi

“Kalau kau menang, yang jelas tidak mungkin, aku akan berhenti menjual Bahan Sihir Lily, dan aku akan mengembalikan Booke. Dan, kau bisa terus mengunci buku itu di lemari dalam lemari pendinginmu dan membiarkan kekuatannya terbuang sia-sia. Tapi, kalau aku menang—dan aku akan menang—kau harus bersumpah padaku bahwa tidak seorang pun dari anggota keluargamu yang aneh, kampungan, dan norak itu akan pernah mendekatiku ataupun Booke lagi.”

Sudah sembilan bulan berlalu sejak Bliss Cookery Booke—buku resep ajaib warisan nenek moyang keluarga Bliss—lenyap dicuri oleh Bibi Lily. Sejak itu pula, kota Calamity Falls menjadi lesu karena toko roti keluarga Bliss yang biasanya menjual roti-roti pembawa kebahagiaan kehilangan “daya magisnya” dan hanya menjual roti-roti biasa.



Di sisi lain, Bibi Lily menjadi pembuat roti terkenal. Dia telah memiliki acara televisinya sendiri, menjual alat-alat dapur khas Lily, bahkan menjual Bahan SIhir Lily untuk ditambahkan ke dalam resep-resepnya.  Leigh, adik Rose yang berumur empat tahun, tidak sengaja memakan perpaduan antara resep Lily + sejumput Bahan Sihir Lily, yang membuat dia mendadak lancar berbicara dan berpikiran dewasa. Sayangnya, hanya satu topik yang selalu diocehkan Leigh: Lily si pembuat kue yang hebat!

Rose geram dan juga khawatir. Rupanya Bibi Lily tidak hanya puas memanfaatkan Cookery Booke untuk membuatnya terkenal. Dia juga ingin menguasai dunia. Demi menghentikan Bibi Lily dan merebut Cookery Booke kembali, Rose menantang Bibi Lily dalam kontes memasak di Gala Les Gáteaux di Paris.

Bersama keluarganya, Rose meminta bantuan Kakek Baltazhar (kakek buyut dari kakek buyutnya ibu Rose) karena Kakek Baltazhar adalah satu-satunya orang yang bisa menerjemahkan salinan Cookery Booke yang ditulis dalam bahasa asing. Maka berangkatlah rombongan keluarga Bliss beserta Kakek Baltazhar  dan Gus, si kucing yang bisa bicara, ke Paris untung memenangkan Gala.

Rose menelan ludah. Mungkin aku bisa menang, pikirnya. Mungkin ini bukan tentang siapa yang memiliki bahan paling bagus dan yang memiliki bantuan sihir terbanyak atau semacamnya. Mungkin ini tentang siapa yang paling bergairah untuk membuat kue, dan membantu orang lain untuk merasa lebih baik.

Saya suka sekali dengan lanjutan dari kisah keluarga Bliss ini. Pertama, topiknya tidak jauh-jauh dari kue. Bikin ngiler asli. Kedua, setting cerita kebanyakan di Paris. Seneng banget ngikuti petualangan Rose, Ty, Sage, dan Leigh dalam mengumpulkan bahan-bahan ajaib yang dibutuhkan untuk memenangkan Gala di penjuru kota romantis itu. Ketiga, ada tokoh-tokoh tambahan yang bikin cerita jauh lebih berwarna dibandingkan buku sebelumnya. Tokoh-tokoh ini adalah Kakek Baltazhar, Gus, dan Jacquest yang walaupun di mayoritas keadaan kerjaannya hanya berantem satu sama lain, tapi bener-bener tulus dalam membantu keluarga Bliss. Dan keempat, terjemahannya baguuuuuus untuk kategori buku anak-anak. Rapi, halus, dan tetap terkesan polos. Sukaaaa lah pokoknya!


Buku ini saya beli sekitar tahun 2013, ketika baru anget-angetnya diterbitkan sama Mizan Fantasi. Saya, sebagai penimbun buku sejati, tentu baru baca bukunya sekarang dong #malahbangga. Turut prihatin karena sebaik apapun saya menjaga buku ini (dikekep di plastik bekas JNE bertahun-tahun), teteeeep aja ada noda kuning-kuning a.k.a. berjamur. UNTUNGNYA, jilid buku ini semacam dicat biru + glitter-glitter lucuk gitu sama pihak penerbit, jadi secara sekilas nggak keliatan kalo buku ini buku jadul. HA!!

Menurut saya pribadi yang nggak begitu rajin baca buku fisik apalagi yang terjemahan, buku ini memiliki Trifecta Keunggulan yang Saya Cari dalam Buku Fisik Terjemahan: sampul eye-catching; terjemahan bagus plus sesuai dengan sasaran pembacanya yang middle grade; dan font serta tata letak tulisannya sangat rapi. GUYS. SODARA-SODARA PENERBIT. MOHON TIRU BUKU INI KALO KALIAN MAU NERBITIN BUKU. Seriously. Terutama poin mengenai font dan penempatan tulisan. Jaraaaaang sekali saya nemu buku terjemahan yang eksekusi dari segi desainnya benar-benar bagus—bukan hanya memperhatikan sisi estetika luarnya saja tapi sisi internal juga turut digarap serius. Kan yang kita pelototin dari halaman per halaman secara keseluruhan paling cuma jenis font dan penempatan tulisannya ya bok.


LOOK AT THAAAAT.

Untuk kekurangannya….. HMMM karena semua buku dalam seri The Bliss Bakery Trilogy ini sudah diterjemahkan oleh penerbit lokal, kalau ketiga bukunya dijejerkan maka akan terjadi mismatched pada jilidnya. Itu lho, tulisan 1, 2, dan 3 nya nggak kompak. OCD saya kambuh lah tiap liat buku-buku ini jejeran di rak buku. Untungnya sih masalah itu nggak mengurangi semangat saya buat lanjut ke buku ketiganya eheheheh.


Saya SANGAT SANGAT SANGATTTT merekomendasikan kalian untuk membaca The Bliss Bakery Series. Katanya sih, cari buku ini di Gramedia atau Togamas udah mulai susah, jadi mungkin buat yang belum nemu bisa mulai lirik-lirik beberapa toko buku online. Apa di antara kalian sudah ada yang baca seri ini? Gimana pendapat kalian? I’d like to hear your opinion guys, tulis di kolom komentar yaa.

No comments:

Post a Comment