Crazy, Busy, Guilty
penulis Lauren Sams
384 halaman, New Adult
Rating:
Dipublikasikan 3 Januari 2017
“Oh, OK. Ellie, I need
you to repeat something after me. You ready?”
She sighed again. “No”
“Ellie—“
“Alright. What?”
“Repeat after me. ‘I,
Eleanor Hughes—'“
“I, Eleanor Hughes.”
“Am a good mother.”
Third sigh. “Am a good
mother.”
“And I understand—“
“And I understand—“ I
could practically hear the eyerolling at this point.
“That it is completely
ridiculous—“
“That it is completely
ridiculous—“
“To expect a four-year-old—“
“To expect a four-year-old—“
“To read, write, or tie
his own shoelaces.”
“To read, write, or tie
his own shoelaces.”
“Much less learn a musical instrument.”
“Much less learn a
musical instrument.”
“Much less two musical instruments.”
“Much less two musical
instruments.”
“Because he is four.”
“Georgie—“
“Ellie! Repeat. ‘Because
he is four.'”
“Because he is four.”
Whut? Saya juga rada syok sih. Tapi untungnya, kedua novel
yang saya tamatkan ini berhasil meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi
saya. Yah bisa dibilang, novelnya gue banget hahaha walaupun nggak ada satupun
kesamaan antara saya dan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Saya suka aja sama
gaya cerita penulisnya yang nggak biasa; lincah dan gaulnya bahasa yang
digunakan di sini hampir mirip sama yang dipakai para penulis artikel majalah
wanita. Saya juga menikmati banget tuh bagaimana asyiknya lika-liku dunia
pekerjaan yang dieksplor di sini. Kompleksitas yang ada di dalamnya nggak
monoton dan kalaupun iya, pasti ada selingan-selingan kecil yang menghibur.
Saya bakal review Crazy, Busy,
Guilty dulu ya, mumpung masih fresh
hehe. Jadi sebenarnya, novel ini adalah hasil sukses random browsing saya, setelah beberapa waktu lalu terkena reading block dan susah banget menemukan
novel yang “klik” sama suasana hati. Tapi rupanya, novel ini adalah sekuel,
dimana saya belum baca (dan bahkan nggak punya!) novel pertamanya. Karena
terlanjur suka sama prolognya yang catchy,
tegas, dan lain dari NA sejenisnya….. akhirnya saya lanjutkan saja deh.
Nggak begitu ngaruh juga kok teman-teman, cuma ya saya merasa sedikit rugi
karena tidak bisa menikmati kelincahan bahasa penulis di buku pertamanya, She’s Having Her Baby.
Crazy, Busy, Guilty menceritakan
perjuangan Georgina, mantan editor majalah yang baru saja melahirkan.
Kondisinya terbilang cukup kompleks, karena pada awalnya Georgie (nama
panggilannya seperti laki-laki ya hehe) hanya ingin membantu sahabatnya, Nina,
yang tidak bisa mengandung lagi, untuk “meminjamkan” rahimnya. Bukan membantu, Georgie
justru hamil sendiri! Ayah dari bayinya adalah mantan pacar Georgie sendiri,
Jase, yang sama sekali bukan merupakan sosok ayah yang diidamkan Georgie bagi
bayinya, Pippa. Nina yang pada akhirnya bercerai dengan Matt, memutuskan untuk
pindah ke apartemen Georgie untuk membantu sahabatnya mengurus Pippa.
I was running out of
analogies to describe how I felt about the whole thing. It was a puzzle I couldn’t
find all the pieces for. It was a marathon I hadn’t trained for. An obstacle
course that never ended. An exam without answers.
Georgie di sini merasakan betapa
butanya dia dalam mengurus Pippa. Di saat ibu-ibu gaul di kelompoknya terlihat sangat
profesyenel dan get it together, Georgie
makin merasa gagal karena bayinya sendiri malah sepertinya tidak begitu
nge-fans sama dia. Pippa adalah bayi perempuan paling rewel sedunia! Jase yang sudah
jelas tidak bisa diandalkan, dan Nina yang makin sering ilang-ilangan dan
mangkir dari janjinya membuat Georgie nyaris tidak pernah tidur karena harus
terus ngemong Pippa. Setres mengurus
bayi, dan kerinduan Georgie untuk kembali bekerja membuat hidupnya makin ribet.
Ketika akhirnya Georgie
benar-benar kembali bekerja, semuanya semakin runyam. Lirikan-lirikan dari
ibu-ibu lain ketika Georgie nge-drop Pippa
di daycare sudah jadi makanan Georgie
sehari-hari. Ia hanya bisa bertemu Pippa di pagi dan malam hari saja. Selain itu,
bosnya di kantor, Meredith, sukanya menuntut yang aneh-aneh. Berdasarkan semua hambatan yang dialami George dan bagaimana ia mengatasinya, saya menjadi kagum sekali
dengan sosok Georgie. Dia bukanlah
seseorang yang ngasal ngikutin tren feminisme kekinian. Bekerja baginya bukan
untuk jadi Sheryl Sandberg wannabe,
namun lebih ke survival hidupnya dan
Pippa. Georgie sadar kalo dia berbeda
dengan ibu-ibu lain yang rela meninggalkan pekerjaan demi mengurus anak, namun
dia tetap pede aja tuh dengan keyakinan dan keputusannya untuk kembali bekerja.
Semua kisah jerih payah Georgie di sini dituturkan dengan sangat apik oleh penulis. Mungkin harus saya tekankan kalau
novel ini adalah novel yang paling menghibur bagi saya, karena sejak awal
hingga akhir cerita saya nggak bisa berhenti tertawa! Guyonan penulis (yang
disampaikan melalui Georgie karena menggunakan sudut pandang pertama) sangat
kreatif dan cerdas. Georgie yang hidupnya paling berantakan, sepertinya malah
merupakan pihak yang paling “normal” di sini, dan paling bisa mengubah
ironi-ironi di hidupnya agar tetap bisa bahagia. Kita nggak bakal tuh
menanti-nanti datangnya prince charming untuk
menyelamatkan Georgie, karena dari awal, kita sebagai pembaca sudah yakin bahwa
Georgie bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan Pippa. Karena itu , mungkin kurang cocok yaa untuk menyebut novel ini sebagai novel romance (seperti yang tercantum di Goodreads mengenai genre novel ini).
“Is there a vaccine for
mastitis?”
Ellie raised a skeptical
eyebrow. “Honey, if men got it, there’d be a vaccine. And you could download it
or something, that’s how quick it would be.”
“So, no?
She shook her head.
Saya bakal menanti-nanti karya
Lauren Sams yang lain. Sementara itu, saya akan tetap memilih novel yang akan
dibaca secara random karena……
menemukan novel keren dari penulis yang belum pernah saya dengar sebelumnya di
tumpukan TBR serasa seperti menemukan sebuah harta karun yang tak ternilai harganya (mulai melebay). See you in my next post, and happy reading guys!!!
Tentang Penulis:
Lauren Sams adalah penulis yang karyanya telah ditampilkan di
ELLE, marie claire, Cosmopolitan, Good
Food, delicious, Sunday Style, dan Daily Life. Lauren tinggal di Sydney bersama
suami, anak perempuan, dan kedua anjingnya. Georgie dan teman-temannya pertama
kali dikenalkan ke pembaca pada She’s
Having a Baby (2016)
mbaaak, sibuk sekali ya? saya lama sekali tunggu postnya.
ReplyDeletebtw, sudah baca buku camille perri yang the assistans ?
wah jadi terharu nih hehe sebentar lagi saya upload review kok mbaa.
Deletesudah dulu sekali. termasuk novel dengan potensi besar. kalau diedit dengan baik, pasti bisa jadi novel populer itu mba, soalnya saya bacanya jg sambil gemes-gemes gimana gitu.