Selamat siang dari Pangandaran.
Hari ini saya libur. Jadi, bisa menyisihkan sebagian waktu untuk menulis. Mungkin belum banyak yang tahu, tapi selama beberapa bulan ini saya bekerja sebagai PA salah satu mantan Menteri Indonesia. Jauh sebelum COVID-19 menelan banyak korban, Ibu sudah berinisiatif untuk melakukan social distance, sehingga sudah cukup lama kami WFFH, Work from ((Her)) Home, sibuk bekerja sambil tetap aktif belajar di kediamannya.
Mengenai social distance ini, dari Instagram, saya melihat teman-teman saya yang di rumah saja jadi aktif memasak. Beberapa malah berhasil menamatkan buku-buku yang selama ini menumpuk saja di kamar. Saya ikut berbahagia.
Di sini, kami para PA juga sering bereksperimen dalam memasak. Karena semua bahan dan alat tersedia, apa saja siap digas. Apa sih yang tidak bisa kita lakukan di sini? Senyum merekah ketika bau brownies dipanggang memenuhi resto, rasa terkejut ketika cireng sukses tanpa ada bentat, dan hal-hal kecil lainnya mewarnai hari-hari kami. Paket-paket pun semakin sering tiba, dari mulai baju tambahan, skincare, camilan yang sebenarnya bisa dibeli di toko seberang, sampai terakhir ada ukulele dan sepaket alat lukis lengkap dengan penyangga kanvasnya. Setiap malam setelah pekerjaan selesai, kita akan bermain bersama-sama. Kami memang sudah lama tidak bertemu keluarga, tetapi kami saling memiliki satu sama lain.
Mungkin kalian berpikir, saya bakal sibuk menamatkan buku-buku saya ya di malam-malam itu. Tapi kenyataannya, prestasi membaca saya nol besar. Tidak ada buku yang ditamatkan sama sekali sejak mulai bekerja, meski memang yang sudah terbaca setengah ada beberapa. Saya sudah menyempatkan waktu, tapi kadang keinginan melanjutkan sudah kandas ketika waktu luangnya tiba. Kadang pun, jadwal tidur lebih terasa penting dibandingkan rekreasi otak (yang kalau dipikir-pikir lagi, pilihan baca saya lebih ke bikin otak makin panas sih HEHE).
Hingga akhirnya kemarin saya membolak-balik salah satu buku koleksi Ibu. Beliau sangat menyukai arsitektur, desain, kelautan, dan buku masak. Kecuali buku masak, buku-buku beliau adalah hal baru bagi saya, dan sangat menggugah rasa penasaran. Tidak lama, saya berhasil menamatkan satu buku dari rak. Seluruh dunia harus tahu! Saya kembali jadi pembaca ulung yang tamat 1 buku dalam waktu kurang dari 1 hari!
Hehe. Ya gimana nggak tamat dalam sehari, kalau isinya gambar semua. Buku ini sebenarnya adalah kumpulan desain rumah karya arsitek-arsitek di seluruh dunia. Dari mulai yang desainnya kotak-kotak macam setting film distopia, rumah homey, rumah kelewat mahal, hingga ala vila, semua ada. Secara tidak langsung, saya memfavoritkan beberapa dan meh pada nyaris 90%-nya. Nggak bisa gitu lho membayangkan melepas uang miliaran (yang sepersepuluhnya saja saat ini saya belum punya) untuk ditukar dengan tempat semacam itu. Saya jadi paham selera saya seperti apa. Kalau uang saya sudah banyak, mungkin suatu saat saya akan memilih hunian seperti ini:
Jadi pengen baca buku-buku lain, karena memang selalu menyenangkan membuka diri kepada hal-hal baru di hidup ini. Kapan-kapan akan saya update lagi prestasi membaca saya di sini.
Buat kalian yang lagi berjuang PSBB, jaga kesehatan dan tetap waras di situasi ini ya, semua! Cari hobi baru, kesibukan baru, dan maksimalkan saat-saat berkumpul bersama keluarga. Oh ya, ibadahnya diperkuat juga, karena sudah mendekati akhir Bulan Ramadhan. Semoga kita bisa selamat dari musibah besar ini :)
Sampai jumpa di situasi yang lebih mendukung lagi, ya :)
Halo mbak, salam kenal. Sudah lama saya tidak menemukan blog review buku yang semarak seperti ini.
ReplyDelete