Tuesday 2 April 2019

Book Haul 2019 (Mudah dan Murah Beli Buku Impor Tanpa Kartu Kredit)

Perasaan paling indah adalah menyambut abang paket yang mengantarkan pesanan buku yang sudah lama diorder. Butuh 20 hari-an bagi paket ini untuk sampai di rumah saya, karena perlu melalui proses impor dari penerbit negara asal. 


Untuk urusan beli buku impor, saya lebih suka beli di Periplus.com. Alasan utama sih harganya jauh lebih murah dari buku-buku impor di Toko Gunung Agung mall kota saya. Sisi negatifnya, dikirimnya agak lama karena tidak semua judul tersedia di gudang mereka. Buat saya nggak masalah, karena biasanya beli di sini ketika lagi menyelesaikan timbunan yang segunung. Pintar-pintar saja mengatur waktu “butuh”-nya (btw, saya saat ini lagi baca Why We Sleep sama Talking to My Daughter About the Economy. Tamatnya mundur dari perkiraan karena materi yang ada lumayan berat dan harus benar-benar diresapi. Makanya saya nggak rewel ke Periplus hehe).


Dua buku yang sudah lama menjadi wishlist sudah di tangan. Keduanya adalah hadiah kelulusan dari keluarga dalam bentuk vocer. Yang berarti, saya boleh milih judul apa pun asalkan nggak lebih dari dua. Perusahaan pengiriman yang saya pilih adalah SAP karena, you guessed it, ongkosnya paling murah. Pihak SAP mengantarkan paket saya dalam kondisi yang sangat baik, bahkan kardus Periplusnya masih kotak sempurna tanpa penyok sedikit pun. Buku yang ada di dalamnya mulus sekali, lebih mulus dari yang dipajang di rak buku.


Pilihan pertama saya adalah Ego is the Enemy dari Ryan Holiday. Saya! Ngefans! Banget! Sama! Dia! Tahu Ryan Holiday awalnya dari Medium, karena dia aktif banget membagikan tips untuk mengingat isi buku yang kita baca dan cara menulis artikel yang baik. Kemudian saya ikut daftar newsletter yang dia kirimkan tiap bulan, dimana dia membagikan daftar semua buku yang dia baca bulan itu dan buku bagus apa saja yang dia rekomendasikan. Nggak pernah kecewa sama newsletter dari dia. Kerennya, dengan pengetahuan sebanyak yang dia miliki, hal yang paling dia takutkan adalah ego. Di buku ini dia panjang lebar menjelaskan kenapa ego adalah hal yang harus kita kalahkan demi menjalani kehidupan penuh percaya diri dan bahagia. Being snobby is not cool, no matter how amazingly great you are. Gimana nggak makin ngefans coba sama Ryan Holiday? Senang akhirnya bisa beli buku dia satu per satu dan mendukungnya untuk terus berkarya. (Psssttt! Buku ini adalah buku favorit Tatjana Saphira, lho!).


Buku kedua adalah Whole Again. Saya memilih buku ini karena menurut saya, keterampilan untuk bangkit dari keterpurukan adalah hal yang harus dikuasai semua orang. Selain itu, dari semua buku self-help soal abuse yang saya baca preview-nya, yang paling sesuai dengan pola pikir saya adalah tulisan Jackson MacKenzie ini. Saya harap buku ini bisa memberikan pencerahan ke saya soal masalah yang masih sering terabaikan oleh remaja-remaja di sepenjuru dunia, emotional abuse, dan cara menghadapi serta menyembuhkannya. 


Itulah dua buku yang bakal menemani saya untuk beberapa minggu ke depan. Dua-duanya menyangkut psikologi, bidang yang lagi saya dalami secara serius. Saya sudah menyiapkan pulpen warna-warni dan post-it beraneka rupa untuk “menghancurkan” buku-buku ini. Wish me luck!

[Sany, the most organized person 2019]

Kalau kamu, lagi baca buku apa?

No comments:

Post a Comment