Cukup lama juga saya tidak
membuat postingan khusus rekomendasi buku. Kali ini, saya yang
lagi ketagihan baca novel genre New Adult (chicklit) bakal membagi rekomendasi
seri The Wedding Belles. Buat kamu
yang suka sama Crossfire series (Bared to You dan kawan-kawan), mungkin bisa
menjadikan The Wedding Belles sebagai alternatif bacaan kamu setelah tamat baca
buku kelima Crossfire, One with You,
dan bingung mau ngapain lagi di hidup yang kejam dan Gideon-less ini.
Secara singkat, The Wedding
Belles merupakan perusahaan wedding
planning elit yang dikelola oleh tiga perempuan muda, Brooke, Heather, dan
Alexis. Karena eksklusif, klien mereka kebanyakan berasal dari golongan
sosialita dan artis. Kebayang dong bagaimana mewahnya feel dalam seri ini. Masing-masing dari ketiga perempuan tersebut
akan mendapatkan petualangannya sendiri dalam menemukan sang laki-laki impian
dan menyusun pernikahan terindah versi mereka, jadi silahkan pilih pasangan
favoritmu ya!
Buku pertama dari seri ini, To Have and to Hold, bercerita tentang Brooke yang baru
bergabung sebagai Belle terbaru di perusahan naungan Alexis ini. Brooke, yang
baru saja mendapat musibah karena calon suaminya ditangkap polisi tepat sebelum mengucapkan sumpah setia
pernikahan di altar, ingin memulai karir dan hidup yang baru di New York.
Alexis memberikan tugas pertama yang cukup menantang bagi Brooke, yaitu
menyusun pernikahan impian Maya Tyler, adik satu-satunya dari mega mogul Seth
Tyler. Masalahnya, Seth yang begitu protektif pada adiknya itu percaya bahwa
Neil, calon suami Maya, hanyalah penipu yang ingin memanfaatkan Maya demi akses
terhadap warisan besar keluarga Tyler. Karena itulah, Seth berusaha sekuat
tenaga untuk menyabotase rencana pernikahan adiknya! Sayang, Seth harus
melewati Brooke dulu demi melancarkan aksinya tersebut.
Saya secara pribadi sangat suka
dengan chemistry antara Brooke dan
Seth. Namun, karena novel ini tidak berfokus sepenuhnya ke mereka (berbagi
porsi dengan pengenalan tokoh-tokoh lain, kisah Maya, bla bla blaaa), saya
merasa ada yang kurang pada novel pertama ini. Gaya penulisan Lauren Layne di
sini juga menurut saya belum maksimal, kayak masih “pemanasan” gitu.
Buku kedua, For Better of Worse, bercerita tentang Heather Fowler, asisten wedding planner yang begitu mencintai
karirnya. Setelah sekian lama bekerja sebagai asisten para Belles, Alexis
akhirnya memberikan kesempatan bagi Heather untuk naik pangkat dan menjadi
seorang Belle. Untuk mendapatkan jabatan impian tersebut, Heather harus menyusun
rencana pernikahan artis besar Danica Robinson. Tapi baru kali ini Heather
bertemu dengan klien yang ogah-ogahan dan asal terima jadi mengenai
detail-detail pernikahannya. Heather jadi kebingungan karena motto hidupnya adalah mewujudkan impian
calon pengantin, bukan malah membuatkannya. Dan lebih buruk lagi, tetangga
sebelah apartemennya hobi sekali bermain alat musik super keras tengah malam dan mengganggu waktu tidurnya yang berharga. Duh,
semakin jauh saja impian Heather untuk menjadi seorang Belle!
Di buku ini, saya mulai jatuh
cinta dengan dunia ciptaan Lauren Layne. Selain romantis, novel ini juga kental
dengan unsur komedi dan keluarga. Persahabatan antara Heather dan
para Belles sudah mulai kental sehingga mau tak mau kita jadi
familiar dengan mereka semua. Dan, OMG, ketika tahu bahwa Josh, tetangga
Heather, memiliki sejarah yang cukup personal dengan kliennya, Danica, saya tahu
cerita akan berbelok menjadi sangat menarik.
Buku ketiga, To Love and to Cherish, sudah begitu saya tunggu-tunggu. Karena……
LOGAN HARRIS, GUYS. Ya, di sini kita akan mengikuti Alexis, pemilik sekaligus
pendiri The Wedding Belles, yang sudah lama ditaksir (dan bahkan juga
sebenarnya diam-diam naksir) sama Logan, akuntan nerdy nan British tulen itu. Setelah melihat kemunculan Logan di
buku pertama dan kedua, walaupun cuma seuprit, saya yakin 100% Logan bakal jadi
the next book-boyfriend saya. Dan
buku ini, adalah jawaban dari doa saya buat Lauren Layne untuk mewujudkan Logan
yang seutuhnya.
Delapan tahun menunggu Alexis
untuk membuka hatinya, Logan akhirnya mengubah taktik dan mulai “mengejar”
Alexis. Terutama setelah tahu bahwa Alexis mulai berpikir untuk mencari
pendamping dan sama sekali tidak mempertimbangkannya. Logan hanya punya waktu
satu bulan untuk menaklukkan wanita dingin yang juga merupakan partner Logan dalam kepemilikan The
Wedding Belles itu. Jika waktunya habis dan Alexis belum juga goyah, Logan
harus pasrah untuk kembali ke Inggris dan melanjutkan bisnis keluarga Harris. Dan
melupakan Alexis selamanya.
Novel ketiga ini menurut saya
adalah yang paling bagus dari segi penulisannya. Emosinya benar-benar dapet,
detailnya disampaikan dengan baik, dan chemistry
antara Logan dan Alexis benar-benar bisa saya rasakan. Sambil kipas-kipas. The tension between Logan and Alexis…. aww super
hot!! Lauren Layne mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan
dengan buku pertamanya. The Wedding Belles benar-benar mewujudkan apa yang saya
harapkan dari sebuah NA: perempuan yang bangkit untuk mencapai impiannya, gentleman yang swoon-worthy, romansa yang tidak instan, persahabatan kental, tidak
adanya pertengkaran yang tidak penting, dan……. lebih dari satu cerita. Kita jadi
bisa fangirling bukan cuma sama satu gentleman aja, tapi tiga!! Tiga!!!!!! Ketiganya
juga memiliki diversifikasi yang cukup jauh (Seth pebisnis, Josh musikus, dan
Logan akuntan) sehingga kita nggak monoton dijejeli dengan cerita mengenai
dunia yang itu-itu saja.
Bisa dibilang saya nggak cuma
jatuh cinta sama seri ini, tapi udah terperosok jauh ke jurang Wedding Belles
yang dalam. Kapan lagi coba kita bisa fangirling
sama cowok-cowok super hot dan gentleman sambil tetap bisa menikmati
gaun-gaun pengantin lucu, memilih venue pernikahan
impian, hingga mencicipi kue-kue superlezat?? Tapi tolong camkan di pikiran
kalian ya ketika baca seri ini, kalau Logan Harris hanya milik saya seorang!!
No comments:
Post a Comment