Sunday, 6 November 2016

[Review Buku] Before We Were Strangers oleh Renée Carlino

Before We Were Strangers
penulis Renée Carlino
320 halaman, NA (New Adult)/ Contemporary Romance
Rating:  
Dipublikasikan 18 Agustus 2015 oleh Atria Books

Proses membaca saya bulan Oktober kemarin terbilang sangat lambat. Banyak sebenarnya yang menyebabkan penurunan ini, dari mulai jenuh pada novel YA yang begitu-gitu saja, rasa malas untuk membuat review (sehingga tidak begitu termotivasi untuk membaca novelnya), dan….. life happens, guys. Saya memang salah satu dari orang-orang kuno yang tidak begitu rajin mengecek blog dan media sosial, jadi bisa dimaklumi kalau blog ini sering sekali terbengkalai kalau mood sedang tidak bagus/ muncul kesibukan.

Novel terakhir yang berhasil saya tamatkan (yes!) adalah Before We Were Strangers: A Love Story karya Renée Carlino. Novel ini memang bukan merupakan satu-satunya novel dari Renée Carlino, tapi termasuk novel pertama dari sang penulis yang saya baca. Sekilas tentang novel ini? Not bad laaaaaah. Saya cukup cocok dengan gaya cerita penulis, dan menjelang pertengahan cerita saya mulai “terperosok” untuk konsentrasi penuh kepada jalan ceritanya. Pelan tapi pasti, saya menjadi sangat peduli kepada tokoh-tokoh di dalamnya, sehingga DNF (did-not-finish) bukan menjadi pilihan. Not bad, kan? Soalnya sudah tidak terhitung lagi deh pokoknya novel yang saya anggurin akhir-akhir ini setelah membaca satu dua halaman.

Once there was you and me
We were lovers
We were friends
Before life changed
Before we were strangers
Do you still think of me?

Before We Were Strangers menceritakan kisah Grace dan Matt yang diberi kesempatan kedua untuk bertemu kembali setelah lima belas tahun berpisah. Uniknya, pertemuan mereka dijembatani oleh kolom missed connection di Craiglist. Postingan Matt di Craiglist inilah yang dijadikan penerbit sebagai “sinopsis” di bagian belakang sampul novelnya, hal yang menurut saya dapat memancing rasa penasaran para calon pembeli novel di toko buku. Kita kemudian akan diajak kembali dari awal, mulai dari pertama kali Matt bertemu dengan Grace di asrama kampus mereka, persahabatan yang mulai terjalin di antara keduanya, hingga passion Grace terhadap musik dan kecintaan Matt terhadap fotografi. Seperti saya bilang, seiring berjalannya cerita, kita akan semakin penasaran mengenai apa yang menyebabkan Grace dan Matt berpisah, karena sepanjang cerita mereka benar-benar, seratus persen, meant to be together.

Apakah dulu Grace adalah the right person at the wrong time bagi Matt? Dan apakah kesempatan kedua ini dapat menyatukan keduanya kembali? Kalian harus baca novelnya ya untuk tahu.

And in that moment, you realize how little control you have over your own destiny. From the time you’re born, you have no control; you can’t choose your parents, and, unless you’re suicidal, you can’t choose your death. The only thing you can do is choose the person you love, be kind to others, and make your brutally short stint on earth as pleasant as possible.

Novel ini diceritakan dari sudut pandang Grace dan Matt, sehingga kita benar-benar bisa memahami dalamnya konflik dan perasaan yang dialami oleh kedua tokoh. Soal pembagian sudut pandang ini, Renée Carlino tidak menggunakan pola yang pasti. Kadang Matt mendapat tiga bab baru kemudian dilanjutkan oleh bab dari Grace, kadang selang seling tiap bab, dsb. Yang menarik, pembagian seperti ini tidak membuat saya pusing atau bingung, dan baik Grace maupun Matt memiliki “suaranya” sendiri-sendiri, if you know what I mean. Eksekusi dual POV yang bagus oleh Renée Carlino.

Kesimpulannya, novel ini merupakan NA (New Adult/ chicklit) yang bagus. Well-written, penyampaian emosi yang baik, dan mampu menggugah minat pembaca hingga halaman terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan novel-novel lain yang sudah saya baca, novel ini bukanlah yang terbaik. Masih banyak penulis lain yang mampu mengungguli Renée Carlino. Karena itulah saya tidak bisa mengagung-agungkan novel ini dengan penuh semangat.

Nah, kalau ditanya apakah saya akan membaca karya Renée Carlino lain di masa mendatang? Jawabannya adalah iya :D

No comments:

Post a Comment