Sunday 17 December 2017

[Review Buku] The Seven Husbands of Evelyn Hugo, karya Taylor Jenkins Reid

Selamat sore teman-teman.

Sudah tiga hari saya menunggu inspirasi menulis thesis untuk datang, tapi yang terjadi hanya menunda, menunda, dan menunda. Oleh karena itu, saya putuskan lebih baik menulis review novel saja. Siapa tahu habis ini writing block akan hilang.


Kali ini, saya akan me-review novel yang beberapa hari lalu saya tamatkan, The Seven Husbands of Evelyn Hugo. Penulis dari novel ini tidaklah asing bagi saya; Taylor Jenkins Reid. Novel beliau terdahulu yang berjudul After I Do, meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Ngena dan nonjok banget. Tamat novel itu, hati saya luka-luka.

Nah, nggak heran jika pada novel ini saya memiliki ekspektasi yang cukup tinggi. Dan untungnya, ekspektasi itu dapat terpenuhi.


The Seven Husbands of Evelyn Hugo bercerita tentang Monique Grant, seorang jurnalis newbie di tabloid Vivant. Suatu ketika, Monique mendapatkan kesempatan langka dan mustahil didapatkan oleh jurnalis kasta sudra macam dia: mewawancarai aktris legendaris Evelyn Hugo mengenai gaun-gaun ikoniknya yang akan ia lelang. Evelyn ini mungkin bagi kita setara dengan Audrey Hepburn. Atau, lebih tepatnya sih, Marilyn Monroe. Di masanya dulu, Evelyn adalah simbol dari kesuksesan, keseksian, dan skandal. Tidak hanya filmnya saja yang diminati oleh masyarakat, intrik kehidupannya juga selalu menarik untuk diikuti. Termasuk, ketujuh pernikahan yang ia jalani.

Kini, ketika Evelyn sudah menginjak usia 80-an, ia mulai membuka dirinya kepada publik. Monique mungkin merupakan satu-satunya jurnalis yang akan mewawancarai Evelyn sejak entah tahun kapan. Bagaimana dan kok bisa, masih jadi misteri bagi Monique maupun pembaca.

Namun, ternyata bukan gaun yang ingin dibicarakan oleh Evelyn, melainkan kisah hidupnya. Evelyn ingin mengungkap rahasia yang selama ini ia simpan dalam sebuah biografi, dan ia hanya bersedia memberikan kisah itu kepada Monique untuk ditulis.