Tuesday 30 April 2013

Wishful Wednesday #2


Wah udah hari Rabu aja, berarti ini saatnya untuuuuuk *TERETETETTETEEEEET*….. Wishful Wednesday!!!! (btw itu tanggal di blog saya entah kenapa jadi mundur sehari gitu, don’t know how to fix it*gaptek*)
Minggu lalu lupa jadi nggak sempet ikutan Wishful Wednesday ini hiks, padahal banyak banget buku most wanted yang pengen saya share, siapa tau ada yang mau ngasih gituu *uhuk*
Seperti salah satu quote modul kewirausahaan saya (yah maklum nanti jam 12 UTS), “….gagasan yang terlalu luas perlu dikerucutkan, dan usaha yang terlalu luas membuat Anda tidak fokus perlu dikecilkan agar Anda bisa fokus dan berkonsentrasi” (halaman 39)
Apa ada hubungannya dengan Wishful Wednesday ini? Oh tentu saja. Dari puluhan buku yang saya pengenin, saya sudah mengerucutkannya hingga tinggal satu. Biar bisa fokus gitu nabungnya, soalnya mahal banget bagi kantong mahasiswa saya.  Ini nih bukunya:
Kamus Inggris Indonesia-John M. Echols dan Hasan Shadily
[Hardcover]
 
Kenapa saya milih Kamus dan bukannya novel fiksi? Karena kamus yang sekarang saya punya , yang notabene lungsuran dari Bude, sudah jadul, jadi banyak kosakata baru yang belum tertera di situ. Belum lagi halamannya yang udah agak menguning dan jilidnya yang udah hampir jebol, padahal hardcover.  Saya termasuk tipe yang tradisonal, lebih suka pakai kamus dari pada alfalink atau kamus yang ada di HP, yah walaupun kalau di kampus terpaksa pakai kamus HP, soalnya males nggotong-nggotongnya. Dan catat ya, saya ngidamnya yang hardcover. Biar lebih awet *uhuk*
Kalau saya punya kamus ini kan bisa makin seneng baca buku Inggris dan melancarkan Books in English Reading Challenge saya *elus-elus celengan ayam*

Bagi yang pengin ikutan Wishful Wednesday, caranya mudah kok. Tinggal ikuti rules dibawah ini:
1.Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu. =)
2.Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
3.Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post Wishful Wednesday-nya Mbak Astrid). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu. =)



Review




Judul: Jauh di Mata Dekat di Hati
Penulis: Nora Umres
Penerbit: Gramedia
Halaman: 272



Yak teenlit, maklum masih suasana tes jadi nggak berani baca yang tebel-tebel dulu, sebatas buat refreshing kalo udah mentok dan pengen jeduk-jedukin kepala ke tembok aja.
Novel ini menceritakan Uki, cewek cantik yang digila-gilai banyak cowok (Dido, Kibar, bahkan guru Bahasa Indonesianya, Pak Cip *what?*) tapi dia sendiri malah naksir beratz (pake Z) sama Mas Prie, pimpinan redaksi majalah gitu deeeh yang lebih tua beberapa tahun dari dia, sampe dikira sephia sama temen-temennya. Nah tentu Dido nggak nyerah gitu aja, apalagi pas ada murid baru pindahan dari Jakarta, Roni, ugh Dido makin getol merjuangin Uki mati-matian deh.
Ehm, emang lagi males bikin sinopsis sih. Mau ngomentarin cara menulis Mbak Nora aja. Ceritanya sih lumayaaaaan, tapi penulisnya cenderung terlalu memuja-muja sang tokoh cewek, seolah-olah dia satu-satunya  cewek paling cantik di sekolah itu. Deskripsi yang terlalu detail malah mengurangi keasyikan membaca karena jadi agak gimanaaaa gitu.
Misal nih ya…
… Jangan-jangan senyum gadis bersuara jazzy itu bener-bener cuma senyum alias nggak punya maksud apa-apa selain ibadah. (halaman 16)
Uki cuma ketawa. Celakanya, bagi Dido nih, pesan bunga itu nggak nyampe. Cewek yang punya tinggi/berat 160 cm/45 kg itu malah bilang…… (halaman 17)
Uki menahan senyum hingga cuping hidungnya yang mancung sedikit mengembang. (halaman 19)
Dan masih banyak detail-detail “kesempurnaan” Uki yang dijabarkan dari timur ke barat seperti rambutnya yang berkibar kayak iklan sampo, kakinya yang jenjang, dan lain-lain yang sebenernya cukup annoying. Belum lagi font nya yang Times New Rowman itu kurang asyik buat dibaca. Padahal tulisan sinopsis di belakang bukunya pake font yang lucu lho. Saya kira dalemnya juga sama, eh ternyata….
Yah kadang saya ketawa juga baca keanehan dan tingkah Uki dan teman-temannya, tapi banyak juga yang garing dan bikin saya mengerutkan dahi *halah*. Dan untuk itu saya kasih satu setengah bintang aja ya dari lima bintang. Eh ditambah setengah bintang deh soalnya Mbak Nora tinggalnya di Semarang kayak saya. Jadi dua bintang deeeeh *apeu*