Saturday 28 December 2019

[Review Buku] Big Sister, Little Sister, Red Sister oleh Jung Chang


Desember adalah saat dimana saya sangat tertarik dengan biografi tokoh-tokoh sejarah. Meskipun proses baca sudah melambat, kalau yang lagi dibaca adalah buku biografi…pasti lebih sering menyempatkan untuk membawa, membuka, dan membaca bukunya. Mungkin karena dari sononya saya kepo ya, dan biografi adalah tempat dimana semua tea di-spill, jadi saya cocok banget sama genre ini (that’s what I call….taking advantage of my annoying behavior).

Thursday 26 December 2019

[Review Buku] Catch and Kill oleh Ronan Farrow


Tahun 2017 silam, timeline Twitter saya sangat ramai oleh berita tentang Harvey Weinstein yang diduga menyalahgunakan kekuasaannya sebagai produser terkemuka untuk melakukan pelecehan seksual terhadap banyak perempuan yang menjadi bawahannya. Beberapa korban maju memberikan kesaksian. Banyak pihak membenarkan. Namun, banyak juga yang menganggap korban cuma mencari perhatian dan “toh artis X juga terkenal genit sana sini.” Setahun kemudian, berita sejenis mencuat, kali ini menyasar Hakim Mahkamah Agung Brett Kavanaugh. Dampaknya lebih besar, hingga memunculkan gerakan #IBelieveHer khususnya dari perempuan-perempuan di Amerika Serikat.

Wednesday 25 December 2019

[Review Buku] Nikmatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, dan Dhuha oleh Fadlan al-Ikhwani


Aktivitas yang saya perjuangkan untuk terus dilakukan melalui membaca adalah memperdalam agama. Tidak mau muluk-muluk, resolusi saya tahun 2018 dan 2019 tentang ini adalah sebatas memperbaiki kualitas shalat, karena, ergh, sulit sekali membawa diri untuk shalat tepat waktu. Terutama shalat subuh. Mau digedor-gedor keluarga berapa kali pun, saya baru mau ambil wudhu di atas jam setengah enam pagi, setelah beberapa menit mainan HP sambil mengumpulkan nyawa.

Nah, waktu jalan-jalan ke Toko Gunung Agung (yang sekarang sudah tutup dan ganti Kintan), saya tidak sengaja melihat buku Nikmatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, dan Dhuha di rak rekomendasi paling depan. Sadar sama kekurangan diri dan lagi sedih-sedihnya sama masalah hidup saat itu, saya memutuskan untuk membeli buku tersebut sebagai hadiah bagi diri sendiri. 

Thursday 12 December 2019

[Book Notes] Why We Sleep oleh Matthew Walker, PhD


Bulan Desember adalah saat bagi Bill Gates untuk mempublikasikan daftar rekomendasi bacaan musim dingin 2019. Lima buku terbaik versi beliau sudah diulas di blog miliknya. Pertama kali tahu kabar ini, saya sempat malu karena selama beberapa bulan terakhir sudah mengabaikan resolusi untuk membaca tuntas daftar bacaan yang beliau rekomendasikan sebelumnya. Baru dua buku yang sudah terbaca, itupun belum selesai. 

Tapi ketika melihat buku apa saja yang Bill Gates rekomendasikan di musim dingin ini, saya langsung merasa bangga, karena ada satu buku yang sudah saya baca beberapa bulan lalu, Why We Sleep. Oh begini toh rasanya lebih terdepan dari seorang Bill Gates??? 


Karena saya belum sempat mengulas buku Why We Sleep, saya akan bagikan saja catatan saya ketika membaca buku tersebut. Patut diperhatikan bahwa saya bukan tipe yang bisa belajar dari catatan simpel dan dibantu simbol/gambar, jadi memang semuanya full tulisan. Bagi saya, mencatat dengan metode nulis ulang membuat materi lebih lama teringat (saya sangat pelupa) dan memudahkan ketika dibaca ulang nanti. Terus, tidak semua catatan saya publikasi di sini, karena sebagian akhir ada di iPad. Terakhir, dan ini yang patut dimaklumi, catatannya dalam Bahasa Inggris. It's just how I roll so bear with me okay??

Thursday 17 October 2019

[Review Buku] The Truffle Underground oleh Ryan Jacobs


Sudah cukup lama saya ingin baca The Truffle Underground, mungkin sejak masa pre-order dibuka. Tapi karena banyak godaan buku-buku bagus dan kemarin barusan tamat readalong 4 buku The Raven Cycle, The Truffle Underground baru bisa terbaca ketika versi paperbacknya keluar. Sebagai seseorang yang tidak pernah makan truffle (dan hanya tertarik sama eksistensinya waktu Hwasa makan jjajangramyeon dengan campuran truffle oil di acara TV I Live Alone), mulanya saya agak ragu apakah benar-benar harus mengorbankan waktu luang yang berharga untuk baca ini. Apalagi masih banyak buku nonfiksi dengan ulasan-ulasan cemerlang mengantri di rak. Namun pada akhirnya, saya bersyukur telah memutuskan untuk mencoba setidaknya satu bab pertama, karena buku ini ternyata sangat bagus dan informatif. 

Tuesday 8 October 2019

Progress Membaca Oktober 2019

Melihat update blog saya beberapa minggu ke belakang isinya cuma ulasan buku, kali ini saya mau curhat aja tentang aktivitas baca saat ini. Nggak banyak sih, karena lagi sibuk. Tapi setidaknya, saya masih bisa menyempatkan baca buku di waktu luang yang saya miliki. Here we go!

Sedang dibaca:
Ryan Holiday baru saja menerbitkan buku terbarunya, Stillness is the Key, jadi saya lagi awet-awet baca biar ilmu yang masuk bisa maksimal. Jujur saja, edisi Stillness is the Key yang saya beli lebih kecil dari edisi paperback Ego is the Enemy. Karena sudah terlanjur suka sama font normal ala paperback, pengalaman baca edisi yang sekarang bisa dibilang kurang nyaman. Terlalu kecil dan kadang paragraf terpotong ke halaman selanjutnya. Lagi asyik baca, eh harus membalik halaman. Agak terganggu sih di situ. Berita bagusnya, dengan harga Rp 170.000-an, saya dapat versi hardback. Jadi, jilidnya bakal lebih kokoh menanggung beban anotasi yang biasanya menelan korban lem jilid paperback.

Wednesday 2 October 2019

[Review Buku] Blue Lily, Lily Blue oleh Maggie Stievfater


Sampai juga saya di pembahasan buku ketiga dari serial The Raven Cycle, Blue Lily, Lily Blue (BLLB). Khusus untuk buku ini, saya punya edisi fisiknya yang dibeli tahun lalu. Harus bongkar-bongkar gudang dulu, sih, buat menemukannya. Dan asyiknya, saya dulu membacanya sudah pakai teknik anotasi. Jadi, di kegiatan baca ulang kemarin, saya bisa melihat bagian-bagian mana yang menurut diri saya tahun lalu menarik. 

Saturday 28 September 2019

[Review Buku] Capturing the Devil oleh Kerri Maniscalco


Ketika menulis ulasan ini, saya benar-benar baru saja menutup halaman terakhir Capturing the Devil sambil mendengarkan album terbaru AKMU, Sailing. Masih terasa getar-getar kekaguman atas akhir petualangan Audrey Rose dan Thomas Cresswell, lengkap dengan iringan suara merdu Suhyun dan Chan-hyuk untuk menambah efek damatis. Kebahagiaan memang bisa datang dari mana saja.

Wednesday 18 September 2019

[Review Buku] The Dream Thieves oleh Maggie Stiefvater


The Dream Thieves adalah buku kedua dari seri The Raven Cycle, dibaca ulang dalam rangka readalong bersama BooksandLala, Readbyzoe, Ellias, dan Paperbackdreams. Ocehan saya di bawah mengandung banyak spoiler, jadi… adios bagi kalian yang ingin memulai baca serial ini secara “buta” tanpa diganggu bisikan-bisikan jahat dari saya hehe.

Friday 13 September 2019

[Review Buku] The Raven Boys oleh Maggie Stiefvater


Paperbackdreams, Readbyzoe, Ellias, dan BooksandLala melakukan The Raven Cycle Readalong di Youtube. Setiap minggu di Bulan September, satu buku akan dibaca dan dibahas bersama. Saya tergugah untuk ikut baca ulang seri ini karena The Raven Cycle sangat berkesan di hati tapi saya terlalu pengecut buat baca ulang sendirian. Memori yang melekat ketika saya membaca seri ini… pahit-pahit manis. Euforia readalong bikin saya lebih berani buat memulai dan mengakhiri 4 buku penuh kenangan ini, once and for all.

Wednesday 4 September 2019

[Review Buku] The Silent Patient dan Lock Every Door

Seperti biasa, saya melakukan cleansing palate setelah membaca beberapa nonfiksi berat. Kali ini yang dipilih adalah buku-buku thriller yang sedang ramai dibahas pembaca baik di Amazon.com maupun di Goodreads.com. Berikut ulasan singkat dari saya:


Friday 23 August 2019

[Review Buku] Morgue: A Life in Death oleh dr. Vincent Di Maio dan Ron Franscell


Ketika mengalami reading block, sulit rasanya untuk mencari bacaan yang tepat. Apapun jenis buku yang saya buka, pasti ada saja kurangnya. Bikin frustasi. Setelah menderita cukup lama dan cuma bisa buka preview buku-buku di situs Amazon selama berhari-hari, saya direkomendasikan untuk menengok memoar Morgue: A Life in Death. 

Wednesday 14 August 2019

[Review Buku] The Tattooist of Auschwitz oleh Heather Morris


The Tattooist of Auschwitz adalah salah satu rekomendasi Bill Gates periode musim panas 2019, dan saya tidak menyukainya.

Saturday 10 August 2019

[Review Buku] The Great Alone oleh Kristin Hannah


Di Bulan Agustus ini, saya mulai menjalankan resolusi untuk membaca historical fiction, genre yang rupanya masih jarang sekali terpegang. Buku yang pertama saya pilih adalah The Great Alone yang memenangkan Goodreads Choice Awards 2018 kategori The Best Histofical Fiction. Saya benar-benar memulai buku ini tanpa membaca sinopsis atau ulasan tentangnya terlebih dahulu, agar kesan ke cerita yang ditawarkan benar-benar orisinil. Saya rasa, ini adalah pendekatan yang paling tepat ketika ingin membaca fiksi.

Sunday 4 August 2019

[Review Buku] Maybe You Should Talk to Someone oleh Lori Gottlieb


Maybe You Should Talk to Someone menambah daftar memoar yang saya tamatkan tahun 2019, kali ini membahas tentang bidang psikoterapi. Seperti apa kehidupan pribadi dan profesional seseorang yang bekerja sebagai psikoterapis? Bagaimana cara dia membangun hubungan dengan pasien? Kesulitan-kesulitan apa saja yang dia hadapi dalam bekerja dan apa yang dia lakukan untuk mengatasinya? Dibahas dengan lengkap di sini. Sang penulis, Lori Gottlieb, memiliki gaya menulis yang sangat mudah diikuti berkat latar belakang pendidikan dan pengalaman pekerjaannya sebelum menjadi seorang psikoterapis. Tema yang dia bahas pun menarik, mengingat tidak semua orang punya privilige atau bersedia untuk berkonsultasi dengan psikoterapis. Maka tidak heran jika memoar ini memuncaki daftar terlaris Amazon dan daftar paling sering dibaca Goodreads selama belasan minggu.

Monday 29 July 2019

[Review Buku] 1Q84 oleh Haruki Murakami


Di waktu istirahat kerja, saya membaca 1Q84 sebagai selingan dan hiburan. Tidak disangka, saya bisa menamatkan raksasa setebal 1.184 halaman ini. Lebih tidak disangka lagi, saya bisa meluangkan waktu untuk menulis ulasannya. 

Saturday 27 July 2019

The Deckled Edges, Pahami Dulu Sebelum Komplain

Masih ingat ketika saya bilang lagi baca Upheaval? Sebenarnya ada kisah yang cukup memalukan di balik pengalaman saya beli buku tersebut.

Seperti biasa, saya beli Upheaval di website Periplus.com. Waktu itu, bukunya lagi didiskon lumayan banyak sehingga saya bisa memprioritaskannya sebagai buku yang akan dibeli di Bulan Juni. Statusnya juga in stock (dalam artian, sudah tersedia di gudang mereka di Indonesia), jadi saya cuma perlu menunggu waktu kirim dari kurir SAP saja. Namun, ketika saya menerima paket tersebut dan membukanya, ada hal yang tidak biasa.


Wednesday 17 July 2019

Decluttering 2/?

Episode selanjutnya dari kegiatan declutter ala Marie Kondo adalah “bersih-bersih aplikasi Books.” Setelah setahunan dipakai, saya merasa buku yang terimpor ke dalamnya sudah terlalu banyak—beberapa di antaranya bahkan masih berlabel New (alias belum pernah dibuka sama sekali)—dan sepertinya tidak akan terbaca dalam waktu dekat di masa mendatang. Meskipun ini merupakan hal yang sangat sulit, saya berusaha menghapus mereka dari daftar untuk menyediakan ruang bagi buku-buku yang lebih relevan bagi keperluan saya saat ini. Menghapus buku dari Books bukan berarti membuang mereka dari hidup saya selamanya, karena ke depan masih bisa didownload dan diimpor ulang, tanpa bayar lagi. Hal ini merupakan kelebihan buku digital yang sangat saya syukuri keberadaannya.

Wednesday 10 July 2019

Sunday 7 July 2019

Decluttering 1/?

Selamat Hari Minggu!

Kali ini saya nggak sharing soal ulasan buku dulu, karena sejak beberapa hari lalu lagi berjuang buat mencegah sakit mata. Meskipun di rumah nggak ada bocah (teman-teman saya pada ketularan ponakan atau adiknya gitu), kayaknya saya tertular ketika pergi ke mall

Otomatis, kegiatan membaca pun ikut dikurangi. Di hari-hari awal sempat kagok sih, bikin sadar kalau selama ini nggak pernah absen sama kegiatan membaca khususnya di pagi hari sambil ngopi. Tapi saya jadi punya alasan untuk cari-cari kesibukan yang biasanya nggak pernah dilakukan. Sedikit demi sedikit, saya meng-Konmari-kan lemari pakaian dan lemari buku di kamar. Sehari satu bagian rak, biar nggak terekspos terlalu banyak debu. Terus, saya juga coba-coba beberapa resep super cepat biar makanan serumah nggak itu-itu aja. So far, saya cukup menikmati kehidupan menganggur ini. Tapi kayaknya, nggak bisa betah kalau gaya hidup seperti ini diteruskan.

Paling gampang nyetok sambel pecel yang enak. Tiap malas masak tinggal rebus sayur dan nyeduh sambelnya, terus masak lauk protein sederhana.

Friday 28 June 2019

Klub Buku Artis Internasional, Milik Siapa yang Sudah Saya Baca?

Goodreads baru saja menerbitkan postingan baru mengenai rangkuman daftar bacaan yang dimiliki beberapa artis terkenal dalam klub-klub buku mereka. Karena saya melihat beberapa buku yang sudah saya tamatkan tapi belum pernah diulas ada di daftar-daftar itu, saya kira bakal cukup praktis untuk membahasnya di postingan ini *hey look at me cheatin’ confidently.* Tapi serius deh, bangga juga menemukan fakta kalau buku-buku yang terbaca belakangan dianggap penting dan berdampak oleh artis-artis hebat. Apa saja buku yang saya baca itu? Here ya go.


Saturday 15 June 2019

Yang Saya Pelajari dari Video “How Bill Gates Reads Books”


…adalah saya punya kebiasaan yang serupa dengan beliau. Di video singkat dari Quartz ini (2 menit 11 detik tepatnya), Bill Gates membahas 4 kebiasaan membaca yang bisa membuat beliau menamatkan sekitar 50 buku per tahun. Saya tahun lalu cuma baca 11 buku (2018 adalah tahun berat yang membuat saya harus mengesampingkan kegiatan membaca), tetapi di Januari-Juni 2019 ini saya sudah tamat 33 buku. Melesat jauh, bukan? Dan kebanyakan di antara buku-buku tersebut adalah nonfiksi yang masuk nominasi atau rekomendasi figur-figur terkenal. Selain masa break pasca lulus kuliah yang panjang, saya memang sengaja mempraktekkan beberapa kebiasaan membaca yang berbeda dibandingkan tahun lalu. Saya ubah semua, karena keputusan-keputusan baru melahirkan semangat membaca yang baru juga. Apa saja kebiasaan saya di tahun 2019 ini yang serupa dengan kebiasaan Bill Gates?

Sunday 9 June 2019

Wishlist 2019

Secara teori, saya punya waktu luang 24 jam dalam sehari. Tapi kadang, pekerjaan dadakan sering datang (dan saya bersyukur!) sehingga sulit untuk menerka berapa waktu yang saya punya untuk dialokasikan ke aktivitas membaca. Karena itulah, saya selalu membaca ketika menemukan waktu luang (standar membaca efektif adalah minimal satu jam sekali duduk membaca, lebih baik daripada curi-curi baca tiap lima menit/separagraf/disambi kegiatan lain). Untuk melakukannya, setidaknya satu buku selalu menemani saya kemana-mana. Bulan ini target saya adalah menamatkan buku ini:


Sunday 2 June 2019

[Review Buku] Field Notes on Love oleh Jennifer E. Smith


Sebagai intermezzo dari laporan yang harus saya selesaikan minggu ini, saya bakal mengulas novel terbaru dari penulis Young Adult favorit, Jennifer E. Smith, yang berjudul Field Notes on Love. Novel ini menurut saya cocok buat masuk ke daftar bacaan musim panas, karena temanya asyik buat dieksplor saat libur panjang tanpa beban kayak sekarang.

Saturday 18 May 2019

[Review Buku] What I Talk About When I Talk About Running oleh Haruki Murakami


Tahun 2013 adalah pertama kalinya saya serius mendalami literatur luar negeri. Masih ingat betul, salah satu buku yang saya pilih adalah milik Murakami: What I Talk About When I Talk About Running. Saya cari versi cetaknya, saya garis bawahi kata yang asing (banyak banget), dan saya baca sampai di titik saya menyerah. Saat itu saya tahu kalau Haruki Murakami adalah penulis hebat, sehingga karyanya pasti bagus. Tapi toh, saya tetap nggak mudeng di buku ini dia ngomong apa dan berhenti di bab kedua.

Saturday 4 May 2019

[Favourite Quotes] King of Scars by Leigh Bardugo

People say we can understand a person from what she/he highlighted on the books they read. What passages really spoke to them? What wisdom they gathered from the characters’ dialogues? Or, what they thought about some provoking lines that convey their way of thinking? So, here’s my highlighted lines from Leigh Bardugo’s novel King of Scars. This is what you’ll see when you borrowed my tattered copy. Now you can judge me all you want. 


Saturday 27 April 2019

A Letter of Apology (And My Sad Attempt to Make It Right)

Saya keluar dari lubang vakum untuk menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya untuk teman-teman yang sudah meninggalkan komentar di blog ini tetapi belum dibalas. Sesungguhnya, saya sudah berusaha membalasnya. Tetapi, blogspot kadang tidak mendeteksi saya sebagai User dan komentar yang sudah saya tulis pada akhirnya tidak terposting. Meskipun hanya ada dua komentar (pembaca lain cenderung menyapa saya lewat DM instagram @nukhbahsany atau lewat email nukhbahsany@gmail.com), fakta ini cukup membuat saya tidak enak hati karena kalian sungguh sangat baik sama saya namun saya terlalu gaptek untuk membalas kebaikan kalian. Jadi, saya memutuskan untuk membalasnya lewat satu postingan blog saja ya, biar lebih gampang ngetiknya.

Wednesday 24 April 2019

[Review Buku] Keep Going oleh Austin Kleon

Beberapa hari ini saya mengalami reading block terparah sepanjang sejarah membaca saya. Setelah saya analisis, penyebab utamanya adalah sifat serakah yang saya punya. Katakan saat ini saya membaca buku A, sudah sampai beberapa bab dan teranotasi dengan baik. Tidak lama, buku B yang sudah saya tunggu-tunggu terbit. Akhirnya nggak sabar untuk baca buku B. Baru juga dapat setengah, pesanan buku C dari tiga minggu lalu datang. Langsung disampul dan dibaca di tempat. Begitu terus sampai akhirnya otak saya bingung dan tertekan. Apapun yang saya baca rasanya tidak bisa teresapi dengan baik. 

Akhirnya saya mengambil langkah besar untuk mengkandangkan semua buku-buku ke rak dan BERJANJI PADA DIRI SENDIRI UNTUK NGGAK NGUTAK-ATIK BUKU-BUKU ITU LAGI kecuali kalau memang pengen masokis dan mengulang perasaan tidak menyenangkan itu. Sebagai gantinya, selama beberapa hari ini saya lebih intens dalam hal ibadah, olahraga, dan menonton drama. 


Friday 19 April 2019

[Review Buku] An Anonymous Girl oleh Greer Hendricks & Sarah Pekkanen

Di ulasan Little Fires Everywhere, untuk pertama kalinya saya memakai buku catatan dengan loose leaf polos. Rupanya, saya nggak bisa bikin catatan yang “lurus” seperti ketika pakai buku catatan polos berjilid. Tulisan saya di situ pun jadi acak-acakan dan paragrafnya naik-naik ke puncak gunung. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk beli loose leaf dengan pola titik-titik (dotted) dan kotak-kotak (grid) untuk membantu saya nulis lurus tanpa mendistraksi mata dari garis yang dibuat oleh pabrik. Ini bukan semata pembelian impulsif di atas jam 12 malam sih, karena sesungguhnya paling nggak bisa saya tuh pakai loose leaf bergaris yang umum dijual di toko. Garisnya terlalu tebal sehingga tintanya bakal balapan sama tinta pulpen saya. Kesimpulannya, g o o d b y e money.


Saturday 6 April 2019

[Review Buku] Little Fires Everywhere oleh Celeste Ng


Saat ini saya sedang membaca nonfiksi Why We Sleep, sebuah kumpulan informasi mengenai manfaat tidur berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis selama 20 tahun terakhir. Meskipun buku tersebut menarik dan penuh ilmu, di pertengahan saya merasa lelah dan memutuskan untuk mencari hiburan dengan membaca sebuah novel: Little Fires Everywhere. Yang lucu, bukannya terhibur, saya malah kerja gara-gara novel ini. Ketika mencapai halaman sekian, saya menyambar pulpen dan kertas buat mencatat semua hal yang terpikirkan oleh otak. W H YCan we just… take a p e a c e f u l break???

Tuesday 2 April 2019

Book Haul 2019 (Mudah dan Murah Beli Buku Impor Tanpa Kartu Kredit)

Perasaan paling indah adalah menyambut abang paket yang mengantarkan pesanan buku yang sudah lama diorder. Butuh 20 hari-an bagi paket ini untuk sampai di rumah saya, karena perlu melalui proses impor dari penerbit negara asal. 


Sunday 31 March 2019

A Walk Through My Precious Journals + Bonus

Sebagai seseorang yang suka nulis apa yang saya baca di buku catatan—I learned the hard way you can’t rely on your memory only when you read various of books and articles at daily basis—saya nggak pernah beli buku catatan. Pemikiran ini muncul setelah buku catatan saya sudah terisi sampai halaman paling belakang dan…. now what? Ya karena saya nggak punya pengalaman beli buku catatan kayak gini. Nggak tahu harus ke mana, sedia uang berapa, cari yang kayak apa. Buku catatan yang saya punya dan pakai selama ini adalah hadiah dari teman-teman.


Wednesday 27 March 2019

[Review Buku] Hunger: A Memoir of (My) Body oleh Roxane Gay


Ini adalah kali kedua saya mengetik ulasan memoir Hunger. Dan rupanya masih terlalu ngegas untuk standar ulasan buku yang harusnya netral. Oh, well. Maybe it’s not me, it’s you.

Tuesday 19 March 2019

Maret: Kembali ke Novel, Menyambung Pertemanan, dan Mempertahankan Ketenangan Batin

Salah satu sumber stres saya adalah ketidakmampuan untuk membuat ulasan buku setelah menjadikan “mengulas setiap buku yang dibaca” salah satu resolusi 2019. Sejauh ini, sudah ada 4 buku yang tamat tanpa satu pun terulas. Saya merasa gagal, dan secara tidak langsung menimbulkan perasaan bersalah untuk lanjut baca buku lain. Untuk mengatasinya, saya memutuskan untuk membuat ulasan singkat di postingan ini saja. Buku-buku (kurang beruntung karena tidak mendapatkan perhatian penuh saya dalam ulasan panjang lebar per-posting) antara lain:


Monday 11 March 2019

[Review Buku] Six of Crows dan Crooked Kingdom oleh Leigh Bardugo

Sungguh kebahagiaan yang hakiki karena akhirnya… AKHIRNYA… saya memutuskan untuk membabat beberapa fiksi yang sudah lama mangkrak di timbunan. Hal ini saya lakukan sebagai cleansing palate setelah tamat baca banyak nonfiksi; biar nggak mudah bosan dan memberikan sedikit ruang di otak untuk istirahat.


Sunday 3 March 2019

[Review Buku] Educated oleh Tara Westover


Kali ini saya berkesempatan untuk membaca salah satu buku rekomendasi Bill Gates yang sedang hangat dibicarakan oleh khalayak, Educated. Karena buku ini adalah buku yang beliau rekomendasikan dengan semangat sekuat ketika membahas Factfulness—dan saya super jatuh cinta dengan Factfulness—maka saya sempatkan untuk membacanya di minggu tenang pasca keributan tesis selesai. 

Friday 22 February 2019

Buku Masak dan Hal-hal Baik Tentangnya #2

Kali ini saya mau memperluas pengetahuan kuliner dengan membaca dua buku masak dari negara berbeda. Yang pertama berjudul Authentic Polish Cooking, ditulis oleh Marianna Dworak. Resep-resep yang ada di dalamnya merupakan resep tradisional Polandia yang sering dimasak oleh keluarga penulis, kebanyakan diambil dari catatan buku resep milik ibunya.


Monday 18 February 2019

[Review Buku] 99 Percent Mine oleh Sally Thorne

We’re all shareholders in Tom Valeska: Jamie, Megan, and me. His mom and my parents. Loretta and Patty. Everyone who’s ever met him wants a piece of him, because he’s the best person there is. I quickly count up all of those people. I include his dentist and doctor. Maybe he’s only 1 percent mine. That has to be enough. I have to share.

Ini dia buku baru dari Sally Thorne yang lagi dipuji-puji banyak booktuber akhir-akhir ini. Karena saya suka The Hating Game—novel  debut dia—makanya saya coba baca 99 Percent MineAm I liking it as much as The Hating Game? Surprisingly, no.

Mari kita ulas.

Sunday 10 February 2019

Thursday 31 January 2019

[Review Buku] The Kiss Quotient oleh Helen Hoang


Sedang cari novel New Adult yang ringan dan menghibur? Saya sarankan untuk baca The Kiss Quotient.

Saturday 26 January 2019

[Review Buku] One Child: The Story of China's Most Radical Experiment oleh Mei Fong


Many economists, however, agree that China's rapid economic rise had more to do with Beijing's moves to encourage foreign investment and private entrepreneurship than quota on babies.

Bacaan “serius” awal tahun disponsori oleh buku yang sempat bikin heboh bahkan hingga saat ini masih dilarang keberadaannya di China: One Child, The Story of China’s Most Radical Experiment. Sempat ragu untuk membahasnya di blog karena nggak yakin apakah saya bisa menyampaikan esensi dari buku ini secara netral. Tapi, mengingat alasan utama saya membaca buku ini adalah murni sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir dan memahami dampak dari keputusan pemerintah mengeluarkan aturan yang membawa perubahan besar… saya akan mencoba untuk kritis dan netral sebisa mungkin (with my current emotional baggage, crowded mind, and all).

Wednesday 2 January 2019