Saturday 27 April 2019

A Letter of Apology (And My Sad Attempt to Make It Right)

Saya keluar dari lubang vakum untuk menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya untuk teman-teman yang sudah meninggalkan komentar di blog ini tetapi belum dibalas. Sesungguhnya, saya sudah berusaha membalasnya. Tetapi, blogspot kadang tidak mendeteksi saya sebagai User dan komentar yang sudah saya tulis pada akhirnya tidak terposting. Meskipun hanya ada dua komentar (pembaca lain cenderung menyapa saya lewat DM instagram @nukhbahsany atau lewat email nukhbahsany@gmail.com), fakta ini cukup membuat saya tidak enak hati karena kalian sungguh sangat baik sama saya namun saya terlalu gaptek untuk membalas kebaikan kalian. Jadi, saya memutuskan untuk membalasnya lewat satu postingan blog saja ya, biar lebih gampang ngetiknya.

Sakinah on Maret: Kembali ke Novel, Menyambung Pertemanan, dan Mempertahankan Ketenangan Batin commented:
Sepertinya bulan ini lagi kalang - kabut yah ka... keep fighting yah ku selalu menunggu review nya loooh..
Pertama jadi silent reader nih.. tapi reviewnya kaka tuh sangaaaaaaat inspiring bangeeet.. sampe - sampe mau mulai lagi nih buat namatin buku buku yg belum selesai... hehe

SANY:
Percaya atau enggak, saya saat ini lagi dalam posisi paling nganggur haha tetapi memang paling nggak bisa buat diem aja karena otak gampang bosan. Akhirnya bikin resolusi untuk mencatat semua yang saya baca di buku catatan dan memposting ulasannya di blog. Selain bikin kelihatan sibuk, metode ini sukses bikin otak saya lebih aktif buat mengolah informasi yang masuk. Jadi, saya nggak nggih-nggih aja, gitu, waktu membaca. Tetap berusaha sekritis mungkin karena saya merasa saya punya beban pertanggungjawaban moral buat kalian yang baca blog saya.
Alhamdulillah kalau ulasan yang saya tulis menginspirasi buat kalian membaca buku. Jujur saya nggak pernah menyangka kalau ada orang-orang yang serius ngikutin blog saya, apalagi sampai tergugah atau termotivasi buat membaca buku gara-gara saya. Huhuhu selalu terharu saya tuh tiap ada yang komen kayak gini *wipe tears* terutama di masa-masa ketika saya lagi sedih banget atau lagi down, bikin semangat buat nulis ulasan-ulasan yang lebih bermanfaat lagi. Terima kasih yaa sudah baik sekali sama saya, Sakinah. Semoga sukses dan semakin rajin membaca!

Farah Putrizeti on [Review Buku] Educated oleh Tara Westover commented:
Hai! Terima kasih atas review menarik dan on-point ini.
Saya setuju dengan poin tentang bagaimana pendidikan sayangnya tidak menjadi fokus dalam memoir ini. Saya berharap dampak pendidikan dalam mengubah Tara menjadi individu yang lebih baik ditekankan dalam memoirnya. Eh ternyata pembaca malah dibuat emosi karena Keluarga Westover yang disfungsional...

SANY:
Halo. Wah terima kasih ya sudah mampir di ulasan ini! Sepertinya memang banyak yang kurang sreg ya tentang fokus pendidikan Tara yang tidak terlalu ditekankan. Apalagi letaknya di bagian belakang, setelah beratus-ratus lembar penuh cerita derita Tara. Beberapa orang terlanjur menyerah (did not finish) karena nggak kuat—atau memang nggak peduli—sama kisah Tara sehingga nggak dapat cerita perjuangan Tara untuk kuliah. Padahal, kisah kuliah dia bagus sekali, membuat kita lebih bersyukur karena kita bisa belajar dengan nyaman dan memotivasi kita buat belajar lebih keras. Tinggal diperdalam dan dijelaskan lebih lengkap saja. Mungkin karena ini memoir dan bukannya self-help, ya, jadi porsinya tidak mendominasi.

Saya harap ke depannya masalah blogpost ini bisa diperbaiki. In the meantime, tolong jangan ragu buat menyapa saya di platform-platform manapun. Saya nggak judes kok, cuma gaptek saja haha! (Well, saya nggak gaptek-gaptek amat sih. Khusus buat blogpost ini memang bandel banget setting-nya). Sapaan dari kalian selalu bikin saya semakin bersemangat buat nulis di sini.

Sampai jumpa di ulasan buku selanjutnya! 

1 comment:

  1. No worries Sany. I found your blog by chance on Goodreads a few weeks ago and I have been binge-reading every posts since then. I love your writing! Do you happen to accept friend request on Goodreads?

    ReplyDelete