Saturday, 28 December 2019

[Review Buku] Big Sister, Little Sister, Red Sister oleh Jung Chang


Desember adalah saat dimana saya sangat tertarik dengan biografi tokoh-tokoh sejarah. Meskipun proses baca sudah melambat, kalau yang lagi dibaca adalah buku biografi…pasti lebih sering menyempatkan untuk membawa, membuka, dan membaca bukunya. Mungkin karena dari sononya saya kepo ya, dan biografi adalah tempat dimana semua tea di-spill, jadi saya cocok banget sama genre ini (that’s what I call….taking advantage of my annoying behavior).

Thursday, 26 December 2019

[Review Buku] Catch and Kill oleh Ronan Farrow


Tahun 2017 silam, timeline Twitter saya sangat ramai oleh berita tentang Harvey Weinstein yang diduga menyalahgunakan kekuasaannya sebagai produser terkemuka untuk melakukan pelecehan seksual terhadap banyak perempuan yang menjadi bawahannya. Beberapa korban maju memberikan kesaksian. Banyak pihak membenarkan. Namun, banyak juga yang menganggap korban cuma mencari perhatian dan “toh artis X juga terkenal genit sana sini.” Setahun kemudian, berita sejenis mencuat, kali ini menyasar Hakim Mahkamah Agung Brett Kavanaugh. Dampaknya lebih besar, hingga memunculkan gerakan #IBelieveHer khususnya dari perempuan-perempuan di Amerika Serikat.

Wednesday, 25 December 2019

[Review Buku] Nikmatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, dan Dhuha oleh Fadlan al-Ikhwani


Aktivitas yang saya perjuangkan untuk terus dilakukan melalui membaca adalah memperdalam agama. Tidak mau muluk-muluk, resolusi saya tahun 2018 dan 2019 tentang ini adalah sebatas memperbaiki kualitas shalat, karena, ergh, sulit sekali membawa diri untuk shalat tepat waktu. Terutama shalat subuh. Mau digedor-gedor keluarga berapa kali pun, saya baru mau ambil wudhu di atas jam setengah enam pagi, setelah beberapa menit mainan HP sambil mengumpulkan nyawa.

Nah, waktu jalan-jalan ke Toko Gunung Agung (yang sekarang sudah tutup dan ganti Kintan), saya tidak sengaja melihat buku Nikmatnya Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, dan Dhuha di rak rekomendasi paling depan. Sadar sama kekurangan diri dan lagi sedih-sedihnya sama masalah hidup saat itu, saya memutuskan untuk membeli buku tersebut sebagai hadiah bagi diri sendiri. 

Thursday, 12 December 2019

[Book Notes] Why We Sleep oleh Matthew Walker, PhD


Bulan Desember adalah saat bagi Bill Gates untuk mempublikasikan daftar rekomendasi bacaan musim dingin 2019. Lima buku terbaik versi beliau sudah diulas di blog miliknya. Pertama kali tahu kabar ini, saya sempat malu karena selama beberapa bulan terakhir sudah mengabaikan resolusi untuk membaca tuntas daftar bacaan yang beliau rekomendasikan sebelumnya. Baru dua buku yang sudah terbaca, itupun belum selesai. 

Tapi ketika melihat buku apa saja yang Bill Gates rekomendasikan di musim dingin ini, saya langsung merasa bangga, karena ada satu buku yang sudah saya baca beberapa bulan lalu, Why We Sleep. Oh begini toh rasanya lebih terdepan dari seorang Bill Gates??? 


Karena saya belum sempat mengulas buku Why We Sleep, saya akan bagikan saja catatan saya ketika membaca buku tersebut. Patut diperhatikan bahwa saya bukan tipe yang bisa belajar dari catatan simpel dan dibantu simbol/gambar, jadi memang semuanya full tulisan. Bagi saya, mencatat dengan metode nulis ulang membuat materi lebih lama teringat (saya sangat pelupa) dan memudahkan ketika dibaca ulang nanti. Terus, tidak semua catatan saya publikasi di sini, karena sebagian akhir ada di iPad. Terakhir, dan ini yang patut dimaklumi, catatannya dalam Bahasa Inggris. It's just how I roll so bear with me okay??