Monday, 2 September 2013

The Reptile Room (A Series of Unfortunate Events #2)



The Reptile Room by Lemony Snicket
190 pages

Of all the people in the world who have miserable lives—and, as I’m sure you know, there are quite a few—the Baudelaire youngsters take the cake, a phrase which here means the more horrible things have happened to them than just about anybody. Their misfortune began with an enormous fire that destroyed their home and killed both their loving parents, which is enough sadness to last anyone a lifetime, but in the case of these three children it was only the bad beginning.


Anak-anak Baudelaire yang malang berhasil lolos dari rencana Count Olaf. Dan mereka akan menemui wali mereka yang baru, Dr. Montgomery Montgomery, atau yang lebih suka dipanggil dengan Uncle Monty. Salah satu kerabat yang belum pernah mereka temui seumur hidup.

 
“How exactly is Dr. Montgomery related to us?” Klaus asked.
“Dr. Montgomery is—let me see—your late father’s cousin’s wife’s brother. I think that’s right.”



Salah satu hal yang menghantui anak-anak Baudelaire adalah apakah Uncle Monty jahat seperti Count Olaf, wali mereka yang terdahulu. Untungnya tidak. Uncle Monty adalah seorang ilmuwan yang tergila-gila dengan reptil, terutama ular. Di rumahnya yang mewah, dia memiliki sebuah ruangan bernama Reptile Room yang berisi koleksi reptil yang dia kumpulkan seumur hidup. Anak-anak Baudelaire dipersilahkan memilih kamar mereka sendiri, bekerja dengan suka hati di Reptile Room, dan setelah bekerja, Uncle Monty akan mengajak mereka menonton film bersama. Dan yang lebih asyik lagi, minggu depan mereka akan pergi ke Peru!!! Yayyyyy.


So I must tell you that if you have opened this book in the hope of finding out that the children lived happily ever after, you might as well shut it and read something else.
 


Kita sudah diperingatkan loh, kalau buku ini memang kisah sedih tiada akhir. Jadi walaupun anak-anak Baudelaire merasakan bahagia—kata yang sudah begitu asing bagi mereka setelah kebakaran yang mengerikan itu—mereka harus kembali merasa ketakutan akan datangnya Stephano, atau yang lebih dulu mereka kenal sebagai Count Olaf.


 Count Olaf + kumis – alis = Stephano!!

 

Tapi kita memang tidak bisa melupakan begitu saja ya orang yang mencoba membunuh dan merebut harta warisan kita. Sayang sekali upaya para anak-anak Baudelaire untuk meyakinkan Uncle Monty tidak berhasil. Stephano tetap Stephano bagi Uncle Monty, seorang asisten yang akan membantunya di Peru nanti. Hingga akhirnya……. yah terlalu mengerikan untuk saya ceritakan di sini.



The Reptile Room ini adalah salah satu buku yang dimasukkan ke dalam film Lemony Snicket’s Series of Unfortunate Events. Kenapa filmnya hanya satu, padahal novelnya sendiri ada 13. Kan jadi nggak semuanya ditampilin, padahal kisah ini baguuuuuuuus banget. Walaupun tidak ada happy ending di sini.
 

Sunday, 1 September 2013

The Fallen Legacies (The Lost Files #3)



The Fallen Legacies
Pittacus Lore
101 pages 

Before Number Four, there were One, Two, and Three. Until now we've only known that the Mogadorians caught Number One in Malaysia. Number Two in England. And Number Three in Kenya. But all of that is about to change. . . .

In I Am Number Four: The Lost Files: The Fallen Legacies, you'll learn the true story behind these ill-fated members of the Garde. Before they were murdered by the Mogadorians, before Number Four was next, they were all just kids on an alien planet called Earth—discovering their powers, trying to stay hidden, and running for their lives.


Adamus Sutekh, adalah seorang trueborn dari Mogadorian. Dia adalah satu-satunya anak laki-laki dari sang General.  Dia masih sangat kecil ketika ayahnya dan para pejuang Mogadorian lain menyerang Planet Lorien. Banyak pejuang Mogadorian yang mati, termasuk ayah Ivan. Sejak saat itu, sang General mengangkat Ivan menjadi anaknya.

Kalau kau ingin menang, maka pelajarilah musuhmu. Melalui buku ini, kita tahu bagaimana Mogadorian beraksi. Dan ternyata tidak semua kaum Mogadorian itu jahat. Well, hanya satu sih yang baik. Setelah menjalani untested-experiment oleh Dr. Anu, Adam tersambung dengan pikiran One. Tujuan dari eksperimen itu adalah menggali ingatan One ketika para Garde melarikan diri saat Planet Lorien diserang. Untuk mengenali wajah para Garde di pesawat yang membawa mereka ke bumi. Tapi, One malah memperlihatkan ingatan-ingatan lain kepada Adam. Tentang bagaimana Mogadorian menghancurkan Planet Lorien dan membunuh One, seorang gadis kecil melawan lusinan prajurit terlatih.

 
Maybe the only good thing about death is that you never have to relive it. You never have to remember the pain. Except, One does.


Sejak saat itu, Adam mengerti siapa sebenarnya yang salah. Tapi dia juga tidak bisa mengkhianati kaumnya. Tidak sekarang. Hingga saat Two ditemukan, dia pun tidak cukup cepat menyelamatkannya.

Sampai ketika dia dikirim untuk menangkap Three di Kenya. Three, atau yang lebih dikenal sebagai Hannu, adalah seorang anak laki-laki yang menyenangkan. Mereka bahkan sempat bermain bola bersama sebelum Ivan datang. Ivan, yang telah membunuh Two, merasa bahwa Hannu benar-benar seorang Garde. Dia segera menghubungi sang General untuk menunggu perintah penyerangan. Dan sekarang tergantung Adam, pihak mana yang dia pilih.

Membaca novel seri karya Pittacus Lore itu emang nggak bisa ya nggak pake deg-degan. Apalagi cerita ini dari pihak Mogadorian. Karena kemarin saya ragu-ragu buat PO The Fall of Five di OpenTrolley.co.id, yang berakibat pada saat saya udah mantep mau ngeklik “beli” harganya udah melonjak jauh dari Rp 161.000 jadi diatas Rp 200.000…….belum termasuk ongkos kirim, saya jadi kecewa berat dan jadi agak mutung. Untunglah masih ada ebook The Lost Files yang bisa buat adem-ademan sembari nunggu yang versi paperback keluar.

Kisah tentang One, Two, dan Three ini memang belum pernah dibahas sama sekali di buku seri I am Number Four. Dan saya seneng akhirnya bisa tau apa sih yang sebenarnya terjadi pada saat ada blog post menggemparkan dari Two: Nine, now eight. Are the rest of you out there?