penulis Jennifer E. Smith
337 halaman, Young Adult/ Travel
Dipublikasikan 15 April 2014 oleh
POPPY BOOKS
“You’ve got keys to the sky?” she said, and he knitted his fingers together, lifting his arm above his head in a stretch.“It’s how I impress all the girls I meet in the elevator.”
Terpisah sejauh 24 lantai gedung apartemen, Lucy dan Owen hanyalah dua orang asing yang hampir tidak pernah berpapasan. Namun ketika New York mengalami pemadaman listrik masal, mereka secara kebetulan terjebak dalam elevator yang sama. Tidak pernah terbesit dalam pikiran mereka bahwa mereka akan menghabiskan malam di atap gedung apartemen ketika pertama kalinya, langit New York tidak terhalangi bias lampu kota.
Namun mereka terpisah secepat
pertemuan mereka. Setelah mendapatkan promosi, ayah Lucy memutuskan untuk
pindah ke Edinburgh. Kecelakaan kecil pun menyebabkan ayah Owen yang bekerja
sebagai maintenance gedung dipecat
dan keduanya memutuskan untuk kembali menjelajah jalanan dengan mobil tua
mereka. Mereka berpisah dengan arah yang berlawanan. Dan di setiap tempat yang
ia datangi, Owen akan mengirimkan Lucy sebuah postcard dengan lelucon pribadi
mereka, wish you were here.
….they were both headed in the exact opposite directions. The map was as good as a door swinging shut. And the geography of the things—the geography of them—was completely and hopelessly wrong.
The Geography of You and Me ini adalah buku ketiga dari Jennifer E. Smith yang saya baca. Sengaja saya lama-lamain bacanya, karena mungkin baru tahun depan Jennifer E. Smith bakal mengeluarkan buku baru. Seperti biasa, saya hanyut dalam untaian kata-kata indah di buku ini. Seperti puisi, mengalun. Walaupun tidak banyak konflik yang terjadi (konflik batin saya sih bejibun) antara Owen dan Lucy, saya secara nggak sadar terus membalik halaman per halaman. Sambil sesaat harus nge-rem diri sendiri biar nggak keterusan. Terjebak antara pengen tahu akhir cerita mereka, tapi takut juga kalau endingnya nggak sesuai sama yang saya pengenin.
Perpisahan Owen dan Lucy nggak
sebentar. Dan ada saat ketika Owen dan Lucy masing-masing goyah dengan hati
mereka. Lalu ada juga saat ketika kiriman
postcard sama sekali berhenti. Seharusnya saya jengkel ya kenapa Owen nggak
pakai teknologi aja. Tapi kemudian ada suatu baris yang membungkam protes saya.
Lagipula, ada sesuatu yang magis dari saling berkirim postcard, yes? :)
Oh ya, buku ini dibagi menjadi
lima bagian. Dan kalau kalian baca yang versi cetak, bakal ada font lucu yang
menghiasi tiap bagiannya.
Saya sukaaaaa sekali sama buku
ini. Dari ketiga buku Jennifer E. Smith—This is What Happy Looks Like, The
Statistical Probability of Love at First Sight, sama The Geography of You and
Me—buku ini yang paling “menjelajah” dunia. Perjalanan Owen dan Lucy sangat membekas
di hati saya. Terima kasih Jennifer E. Smith selama ini sudah ikut mengajak
saya keliling dunia :D
PS: setelah tamat baca novel ini,
saya langsung impulsif dan minta tolong sama teman saya yang sahabatnya kuliah
di Jerman buat ngirimin saya postcard. AND SHE SAID YES!!!! Katanya sih sekitar
sebulanan baru sampai di Indonesia. AAAAAAAAA nggak sabar XD
kok kayaknya lucu :'''' ndaan kayak LDR tapi via postcards gitu?? keliling duniaa... wow *w*
ReplyDeletejadi penasaran :'''