Friday 1 August 2014

[Book Review] The Art of Lainey

The Art of Lainey
penulis Paula Stokes
384 halaman, Young Adult
Dipublikasikan Mei 2014 oleh Harper Collins

It sounds lame, like I care what everyone else thinks. But the reality is that everyone cares about what some people think.


Kisah Lainey dimulai ketika Jason memutuskan hubungan mereka yang sudah berjalan selama 2,5 tahun secara sepihak…di depan banyak orang. That douchebag. Padahal, hidup Lainey sepenuhnya terpusat pada Jason. Semua orang mengenal Lainey sebagai “Lainey pacar Jason yang populer” atau “Lainey sahabat Kendall”—saudara perempuan Jason. Kalau Jason tidak menginginkan Lainey lagi, bagaimana nasibnya nanti?

Karena itulah Lainey berusaha memenangkan Jason kembali. Dengan dibantu sahabatnya, Bianca, mereka membuat rencana dengan berkiblat pada buku manual perang The Art of War yang ditulis oleh pembuat strategi militer Cina kenamaan, Sun Zhu. Semuanya sah dalam cinta dan perang, yes?

Exploit enemy’s weakness.

Kelemahan terbesar Jason adalah sifatnya yang kompetitif. Hal itu dimanfaatkan Lainey dengan berpura-pura pacaran dengan rekan kerja di coffe shop tempatnya bekerja, Micah, untuk manas-manasin Jason (sampai titik ini saya yakin banget kalo penulis rajin nonton FTV dan sinetron Indonesia). Tentu Micah tidak mengiyakan begitu saja permintaan aneh Lainey. Setelah puluhan bujukan, rayuan, ditambah Micah juga ada di posisi yang sama dengan Lainey dan juga ingin balikan sama Amber lagi (TUH KAN FTV BANGET KAANNN), mereka akhirnya sepakat bekerja sama.
Kalian bisa tebak sendiri kelanjutan ceritanya.

Di awal cerita, saya belum ngerti kenapa Lainey begitu terobsesi untuk kembali kepada Jason, padahal dia sudah lihat sendiri bagaimana perlakuan Jason terhadapnya. Maksud saya, sampai kapan sih Lainey bakal membohongi diri sendiri? Semakin lama, saya MAKIN NGGAK NGERTI sama jalan pikir Lainey. Karena dia berbakat sepakbola, punya Bianca yang selalu siap mendukung dan menenangkan Lainey tiap dia jatuh, ditambah Kendall yang control freak itu lagi jauh dan nggak mendominasi Lainey lagi. Kondisi yang sempurna buat menikmati hidup kan? But NO, satu masalah tentang Jason dan Lainey menganggap dunianya hancur, terus berfokus penuh untuk memenangkan hati Jason lagi—yang sebenernya nggak pantes buat dapet kesempatan kedua—dan berakibat menghancurkan musim panas berkualitas yang bisa saja dia dapatkan.


Please Lainey, stop fooling around.

The Art of Lainey adalah salah satu novel summer yang aku tunggu-tunggu karena ratingnya tinggi sekali di Goodreads dan mayoritas penerima ARC mereview positif konten yang ada di dalamnya. Tapi ternyata aku terlalu berekspektasi tinggi sehingga jatuhnya malah kecewa. Satu hal yang aku sayangkan adalah peran Bianca yang kurang begitu disorot. Seolah kehadiran dia cuma untuk kepentingan Lainey saja, mulai dari potongan-potongan peristiwa di coffee shop, percakapan telepon, sampai hangout dengan Lainey, kerjaan Bianca hanya buat menasehati Lainey. Lagi dan lagi. Duh. Untungnya di akhir cerita nanti Bianca dapet balasannya :)

Menjelang akhir cerita, tidak ada perkembangan berarti dari Lainey. Dia tetap tidak mau belajar dari pengalaman. Terlalu mementingkan reputasi dibanding mendengar suara hati sendiri. Ah saya jadi mempertanyakan kenapa ratingnya tinggi sekali di Goodreads.

Sudah baca buku ini? Bagaimana menurut kamu buku ini?

No comments:

Post a Comment