Cinder by Marissa Meyer
Buku 1 Lunar Chronicles
390 halaman
Dystopia/ Fairytale Retelling
Did not
finish
Cinder adalah buku pilihan untuk #bookishpinoysreadalong bulan
November dengan tema fairytale retelling (yep, Cinder....ella). Cukup sedih karena saya tidak bisa tepat waktu mengikuti jadwal yang sudah
ditentukan, dan hingga kemarin penutupan readalong,
saya masih belum bisa tamat ha! Jadi saya putuskan untuk membuat review apa
adanya saja.
Menurut saya, teknik penulisannya tidak rapi dan terkesan seperti
didikte. Tidak ada keseimbangan dan harmoni antara narasi dengan dialog, tidak ada plot twist yang membuat penasaran, serta deskripsi/ penggambaran settingnya sangat lemah dan tidak menggugah imajinasi. Puncaknya, sebagai tokoh
utama, Cinder membosankan (yang artinya saya harus merasa bosan selama setiap detik saya habiskan untuk membaca buku ini).
Saya memutuskan untuk menyerah tepat di bab 17. Peony, adik
tiri kesayangan Cinder terjangkit wabah letumosis parah dan akan memasuki stadium akhir. Ibaratnya sih tinggal menunggu hari saja, soalnya obatnya belum
ditemukan. Tapi prioritas tetep prioritas, yes?
More tears pooled in her eyes. But some
of the instant hope had faded, leaving her wild with desperation. “Don’t let me
die, Cinder. I wanted to go to the ball. Remember? You were going to introduce
me to Prince—“
Really? REALLY???????
I need a break. I’ll pick this book again when I care.
*kabur sebelum digebukin para fandom*
No comments:
Post a Comment