Monday, 17 November 2014

[Book Review] Cinder by Marissa Meyer

Cinder by Marissa Meyer
Buku 1 Lunar Chronicles
390 halaman
Dystopia/ Fairytale Retelling

Did not finish

Cinder adalah buku pilihan untuk #bookishpinoysreadalong bulan November dengan tema fairytale retelling (yep, Cinder....ella). Cukup sedih karena saya tidak bisa tepat waktu mengikuti jadwal yang sudah ditentukan, dan hingga kemarin penutupan readalong, saya masih belum bisa tamat ha! Jadi saya putuskan untuk membuat review apa adanya saja.


Menurut saya, teknik penulisannya tidak rapi dan terkesan seperti didikte. Tidak ada keseimbangan dan harmoni antara narasi dengan dialog, tidak ada plot twist yang membuat penasaran, serta deskripsi/ penggambaran settingnya sangat lemah dan tidak menggugah imajinasi. Puncaknya, sebagai tokoh utama, Cinder membosankan (yang artinya saya harus merasa bosan selama setiap detik saya habiskan untuk membaca buku ini).

Saya memutuskan untuk menyerah tepat di bab 17. Peony, adik tiri kesayangan Cinder terjangkit wabah letumosis parah dan akan memasuki stadium akhir. Ibaratnya sih tinggal menunggu hari saja, soalnya obatnya belum ditemukan. Tapi prioritas tetep prioritas, yes?

More tears pooled in her eyes. But some of the instant hope had faded, leaving her wild with desperation. “Don’t let me die, Cinder. I wanted to go to the ball. Remember? You were going to introduce me to Prince—“




Really? REALLY???????

I need a break. I’ll pick this book again when I care.

*kabur sebelum digebukin para fandom*

No comments:

Post a Comment