Saturday, 4 April 2015

[Book Review] The Start of Me and You by Emery Lord

Bagi para penggemar YA kontemporer, sayang rasanya kalau melewatkan nama Emery Lord. Sebagai penulis baru, Emery Lord memang masih kalah beken jika dibandingkan dengan nama-nama sekaliber Sarah Dessen, Stephanie Perkins, atau Gayle Forman. Tapi kalau dilihat dari sisi kualitas, beuuuhhhh saya jamin nggak kalah deh!!!

Memulai debut di tahun 2014 dengan karyanya Open Road Summer (yang KEREN GILA OH MY GOD), nama Emery Lord langsung masuk dalam radar saya sebagai penulis favorit. Nggak cuma bagi saya sih, demam Open Road Summer sempat membanjiri beberapa media sosial dan teman-teman pecinta buku lain. Bahkan hingga sekarang saya masih agak kesengsem gitu kalo ada yang bahas Matt Finch---> EEEEE MY 2014 BOOK BOYFRIEND!

Tahun ini, Emery Lord kembali dengan karya barunya, The Start of Me and You. Saya beruntung bisa mendapatkan copy buku ini dua hari setelah tanggal terbitnya, yang berarti saya bisa cari alasan buat kabur sejenak dari tugas kuliah yang semakin lama semakin menggunung ini.

The Start of Me and You bercerita tentang Paige Hancock yang selalu terbelenggu dalam persepsi masyarakat sebagai “Girl Whose Boyfriend Drowned”. Ya, sejak kematian Aaron lebih dari setahun yang lalu, Paige masih saja mendapatkan tatapan iba dan simpati berlebihan dari mayoritas orang yang ia temui. Setiap dia siap untuk move on, selalu ada saja yang mengingatkannya melalui “That Look”.

Untuk itulah di tahun ajaran baru ini Paige bertekad untuk menjadi Paige yang baru. Dibantu oleh tiga sahabatnya; Tessa, Morgan, dan Kayleigh…. Paige mulai membuat daftar hal-hal apa saja yang ingin dilakukannya. Daftarnya pun tidak muluk-muluk; dia ingin mulai datang ke party setelah lebih dari satu tahun jadi tikus mondok, ingin dekat dengan cowok lagi, ingin aktif dalam ekstrakulikuler, travel, dan yang terakhir….dia ingin menghilangkan ketakutannya akan berenang.

Daftarnya itulah yang menggiringnya untuk dekat kepada Ryan Chase, crushnya sejak bertahun-tahun lalu. Ryan si populer yang baru saja diputuskan oleh Leanne berubah menjadi penyendiri karena gerombolan yang biasanya mengerumuninya berpindah kubu ke Leanne. Hanya Max, sepupunya yang pindah dari Coventry School yang selalu terlihat bersama Ryan. Lucu sebenarnya, karena Max dan Ryan sangat bertolak belakang. Di saat Ryan memancarkan aura populer, Max ini seperti hanya meneriakkan satu hal: NERD NERD NERD!

Terlepas dari tujuan utamanya untuk dekat (pacaran maksudnya) dengan Ryan, Paige ini justru mendapatkan sahabat-sahabat baru. Nggak bakal terpikir sebelumnya bahwa regu 4 orangnya akan berubah jadi 6. Dan inilah poin super yang saya suka dari The Start of Me and You…. nilai persahabatan yang dijunjung tinggi! Nggak terhitung lagi deh berapa kali mereka menyelamatkan satu sama lain. Saya selalu mikir “Errr I wanna a friendship like that!” dan nggak bisa berhenti takjub dengan pengorbanan yang mereka lakukan setiap ada di antara mereka yang kena masalah.

Dan sepanjang cerita, saya bingung mana di antara Ryan dan Max yang akan dipilih oleh Paige. Di satu sisi Ryan ini selalu baik dan super gentleman ke Paige, dan di sisi lain Max juga selalu nyambung dan siap membantu Paige menyelesaikan masalah-masalahnya. Apalagi Max dan Paige sama-sama nerd (PRIDE AND PREJUDICE REFERENCE WITS! JANIE!). Tapi nggak perlu khawatir, nggak bakal ada cinta segitiga kok di sini. Lagian, Paige kelewat sibuk untuk mengejar cowok mati-matian. Poin lebih lagi untuk buku ini.


Selain mereka ber-6, masih ada beberapa tokoh lain yang saya suka. Misal Ms. Pepper, guru keren yang selalu saya dambakan sebagai guru/ dosen saya. Atau Grammy, yang walaupun sakit tapi selalu memberi Paige pandangan terbaiknya dan mendukung cita-citanya. Bisa dibilang alur dari buku ini terbilang lambat—plus tidak ada plot twist yang wow banget—tapi saya bisa menikmatinya dengan baik tanpa sedikitpun rasa bosan. ERRRR AND THAT CUTE POSTCARD NOTE IN THE ENDING REALLY MAKES MY DAY, EVERYONE!!

Overall, The Start of Me and You ini tidak sespektakuler Open Road Summer (yang bisa dimaklumi sebenarnya karena ORS adalah bacaan paling favorit saya di 2014), tapi merupakan angin segar bagi YA yang saya perhatikan makin ke sini makin nggak realistis aja.


I may still be stumbling through these steps, but at least I’m stumbling forward.

No comments:

Post a Comment