Halo. Mungkin ini telat banget,
tapi selamat tahun baru 2016 ya teman-teman! Baru sempat buka blog dan balas
komen-komen nih hehe. EHEHEHE.
Kali ini saya mau berbagi
pengalaman soal hobi yang akhir-akhir ini lagi demen banget dilakuin, yaitu dengerin audiobook. Apa sih audiobook
itu? Jadiiiii audiobook adalah buku/ novel, tapi dalam bentuk MP3. Akan ada
narator yang membacakan cerita, kata demi kata, dari awal sampai akhir. Nah
makanya jangan heran kalau audiobook sebuah buku bisa berdurasi sampai
tujuh atau bahkan sembilan jam! Sang narator ini akan berbeda-beda di setiap judul buku
(kecuali buku seri), dan menyesuaikan gender dari tokoh utamanya (yaiyalah). Nggak
perlu takut bakal bosen sama cerita, soalnya narator yang dipilih pasti punya
gaya khas sendiri dalam membacakan cerita sehingga mampu “menghidupkan” novel
yang ia baca. Ekspresif gitu, setara kualitas dengan dubber film animasi luar negeri, dengan suara yang bisa
berubah-ubah ketika mereka membawakan percakapan dialog. Lucu.
Beberapa keunggulan audiobook menurut
saya itu:
1. Praktis. Karena formatnya MP3,
jadi tinggal saya download trus pindah ke HP. Selalu bawa headset kemana-mana
dan voila! hidup terasa jauh lebih
mudah (ini lebay). Kita bisa menikmati novel kapan saja, di mana saja, dan pas
ngapain aja. Literally. Orang luar
negeri biasa mendengarkan audiobook sambil nge-gym, jogging, atau ketika perjalanan jauh sendirian di mobil (uhuk
jombs). Tapi saya belum mampu sampai taraf ini, jatuhnya malah nggak konsen
ngapa-ngapain XD.
2. Pengalaman mendengarkan cerita
secara langsung bakal terasa berbeda dibandingkan dengan membaca kata-kata. Lebih
“hidup” gitu.
3. Ini nih yang keren. Audiobook bisa
jadi wahana latihan listening dan speaking Bahasa Inggris yang manjur
sekali buat saya yang masih belajar bahasa asing ini.
4. DAN, mendengarkan audiobook bisa
dijadikan alternatif buat kita yang matanya terlalu lelah untuk mantengin
tulisan/ layar ebook lama-lama. Sekali-kali saya mau memanjakan mata hehe sudah
terlalu lama melototin jurnal yang tulisannya kayak koran. Capek.
Bagaimana tips untuk mendengarkan audiobook pertama kali?
Buat pemula seperti saya, lebih
disarankan untuk memilih audiobook dengan jalan cerita yang ringan atau sesuai
dengan jenis bacaan favorit sebelumnya, sekadar untuk menyesuaikan telinga
dengan otak dulu. Misalnya ya kalau kamu biasanya baca YA, lebih baik memilih
audiobook novel YA dan bukannya novel klasik. Karena di audiobook YA kamu bakal
lebih familiar dengan istilah-istilah yang ada. ATAU nih biar lebih familiar
lagi, kamu bisa dengerin audiobook dari novel yang sudah pernah kamu baca
sebelumnya. Selain mendapatkan perspektif baru dari cerita yang disajikan, hal
ini juga bisa mengurangi tingkat salah kaprah dari kata-kata bahasa Inggris
yang kamu dengar. Ini adalah metode yang saya pilih ketika pertama mendengarkan
audiobook dulu.
Audiobook pertama yang saya baca
adalah Looking for Alaska karya John
Green (I HIGHLY RECOMMEND THIS BOOK FOR YOU). Novel ini dibacakan oleh Jeff Woodman, narator paling the best lah pokoknya menurut saya. Lucunya
dapet, centilnya dapet (padahal naratornya cowo), tapi pronouncationnya tetep
jelas. Saya sering ketawa-ketawa sendiri tiap dengerin audiobook ini. Selain
Looking for Alaska, saya juga baru menamatkan duologi dari Jenny Han yaitu To All the Boys I’ve Love Before dan PS I Still Love You. Keduanya novel
yang sangat ringan dan bikin saya jatuh cinta lagi dan lagi sama John Ambrose McClaren
(sorry Peter K!).
Bagaimana mengakses audiobook buat kita yang ber-budget limit?
Kalau beli online, audiobook ini
mahal banget, bisa sampai dua atau tiga kali lipat harga paperbacknya. Males
banget kan. Untungnya, yang namanya internet tuh adaaaaa aja jalan pintasnya. Saya
biasa mendownload audiobook dari vk.com (saya biasanya search di sini dan sini) karena pilihannya sangat banyak. Website ini memang agak ribet tapi kalau kita
tahu bagaimana mencarinya, wuidiiih surga audiobook deh pokoknya. Cukup
tambahkan extension ke browser yang
kamu pakai (saya pakai VKONTAKRE.RU Downloader for Firefox) untuk menambahkan
ikon download di websitenya. Nggak ribet, dan karena hampir semua novel ada,
jadi worth it banget.
[klik gambar di atas untuk resolusi yang lebih jelas]
Audiobook yang terdownload
biasanya bakal dibagi-bagi menjadi beberapa part. Tapi karena semua bagian
tersedia, nggak begitu masalah deh. Filenya berformat MP3, yang nantinya bisa
kamu pindah ke gadget dan didengarkan di music
player. Gampang kan?
Untuk kekurangannya, hmm karena
mendownload nonofficial kali ya, jadi kita nggak bisa sesuka hati mendengarkan
per bab. Harus rajin ingat-ingat di mana kita mendengarkan terakhir kali. Tapi karena
saya pake Tab dan bukan hape buat segala aktivitas book-related, nggak begitu masalah karena music player Tab saya ya cuma
dipake buat file-file audiobook ini hehehe.
Oiya sekadar tambahan buat tips
mendengarkan audiobook: kalian nggak perlu terburu-buru. Dilakuin sesempatnya
aja, dan secukupnya. Kalau tujuh jam didengerin sekali duduk, bisa panas nanti
telinganya. Saya biasanya mendengarkan satu bab sekali buka Tab. Dan waktu
mendengarkan yang paling saya sukai adalah sebelum tidur karena suasananya
mendukung sekali. Tapi ini selera masing-masing sih. Do it as you like as long as you enjoy it!
Apa kalian suka mendengarkan
audiobook juga? Atau masih ada yang kurang jelas sama ocehan saya di atas? I would reaaaaalllyyy appreciate it if you
share your experience to me. Don’t hesitate to write on the comment box below
and I wish you a haaaaaaappy day!!
pengalamanku kalau mau mendengarkan audiobook yang bisa berjam-jam-jam (kayak novel The Martian yang hampir 11 jam itu) dan ukuran file-nya bisa beratus-ratus-M bahkan G, di hape, hapenya malah jadi suka blackout (apalagi kalau mendengarkan disambi chatting).
ReplyDeleteJadi kalau aku, aku suka memotong-motong file MP3-nya menjadi beberapa bagian dulu (pakai MP3 cutter apa aja bisa dan gak ribet kok), dan dijadikan sekian part, misal masing-masing berdurasi 1 jam, baru tiap part dipindahkan ke hape atau gadget lainnya untuk didengarkan. lebih ramah memory dan lebih mudah menandai pas jeda dengar.
ohiya, untuk novel/cerpen klasik, ada free public domainnya di https://librivox.org/ siapa tahu pengin dengar yang cerita2 lawas dan kuno :p
aku kemarin sempet nyoba martian tp nyerah soalnya naratornya kalo ngomong cepet bgt, trs banyak istilah2 semacam SOL dll yg sekilas ga ketangkep dgn jelas.
Deletebtw vk.com itu dibagi dlm beberapa part jd ga berat mba cyn, tp makasih sharingnya!
Hai kak, sekarang udah ada aplikasi audiobook berbahasa Indonesia bikinan anak negeri sendiri lho. Namanya Listeno yang bisa kakak dapetin dari Google Playstore di ponsel Android. Cobain deh, seru lho. Atau coba aja intip webnya di listeno.com )
ReplyDeleteGUYS!!
Delete