Monday 14 November 2016

Rekomendasi NA (Chicklit): The Wedding Belles!

Cukup lama juga saya tidak membuat postingan khusus rekomendasi buku. Kali ini, saya yang lagi ketagihan baca novel genre New Adult (chicklit) bakal membagi rekomendasi seri The Wedding Belles. Buat kamu yang suka sama Crossfire series (Bared to You dan kawan-kawan), mungkin bisa menjadikan The Wedding Belles sebagai alternatif bacaan kamu setelah tamat baca buku kelima Crossfire, One with You, dan bingung mau ngapain lagi di hidup yang kejam dan Gideon-less ini.

Secara singkat, The Wedding Belles merupakan perusahaan wedding planning elit yang dikelola oleh tiga perempuan muda, Brooke, Heather, dan Alexis. Karena eksklusif, klien mereka kebanyakan berasal dari golongan sosialita dan artis. Kebayang dong bagaimana mewahnya feel dalam seri ini. Masing-masing dari ketiga perempuan tersebut akan mendapatkan petualangannya sendiri dalam menemukan sang laki-laki impian dan menyusun pernikahan terindah versi mereka, jadi silahkan pilih pasangan favoritmu ya!


Buku pertama dari seri ini, To Have and to Hold, bercerita tentang Brooke yang baru bergabung sebagai Belle terbaru di perusahan naungan Alexis ini. Brooke, yang baru saja mendapat musibah karena calon suaminya ditangkap polisi tepat sebelum mengucapkan sumpah setia pernikahan di altar, ingin memulai karir dan hidup yang baru di New York. Alexis memberikan tugas pertama yang cukup menantang bagi Brooke, yaitu menyusun pernikahan impian Maya Tyler, adik satu-satunya dari mega mogul Seth Tyler. Masalahnya, Seth yang begitu protektif pada adiknya itu percaya bahwa Neil, calon suami Maya, hanyalah penipu yang ingin memanfaatkan Maya demi akses terhadap warisan besar keluarga Tyler. Karena itulah, Seth berusaha sekuat tenaga untuk menyabotase rencana pernikahan adiknya! Sayang, Seth harus melewati Brooke dulu demi melancarkan aksinya tersebut.

Saya secara pribadi sangat suka dengan chemistry antara Brooke dan Seth. Namun, karena novel ini tidak berfokus sepenuhnya ke mereka (berbagi porsi dengan pengenalan tokoh-tokoh lain, kisah Maya, bla bla blaaa), saya merasa ada yang kurang pada novel pertama ini. Gaya penulisan Lauren Layne di sini juga menurut saya belum maksimal, kayak masih “pemanasan” gitu.


Buku kedua, For Better of Worse, bercerita tentang Heather Fowler, asisten wedding planner yang begitu mencintai karirnya. Setelah sekian lama bekerja sebagai asisten para Belles, Alexis akhirnya memberikan kesempatan bagi Heather untuk naik pangkat dan menjadi seorang Belle. Untuk mendapatkan jabatan impian tersebut, Heather harus menyusun rencana pernikahan artis besar Danica Robinson. Tapi baru kali ini Heather bertemu dengan klien yang ogah-ogahan dan asal terima jadi mengenai detail-detail pernikahannya. Heather jadi kebingungan karena motto hidupnya adalah mewujudkan impian calon pengantin, bukan malah membuatkannya. Dan lebih buruk lagi, tetangga sebelah apartemennya hobi sekali bermain alat musik super keras tengah malam dan mengganggu waktu tidurnya yang berharga. Duh, semakin jauh saja impian Heather untuk menjadi seorang Belle!

Di buku ini, saya mulai jatuh cinta dengan dunia ciptaan Lauren Layne. Selain romantis, novel ini juga kental dengan unsur komedi dan keluarga. Persahabatan antara Heather dan para Belles sudah mulai kental sehingga mau tak mau kita jadi familiar dengan mereka semua. Dan, OMG, ketika tahu bahwa Josh, tetangga Heather, memiliki sejarah yang cukup personal dengan kliennya, Danica, saya tahu cerita akan berbelok menjadi sangat menarik.


Buku ketiga, To Love and to Cherish, sudah begitu saya tunggu-tunggu. Karena…… LOGAN HARRIS, GUYS. Ya, di sini kita akan mengikuti Alexis, pemilik sekaligus pendiri The Wedding Belles, yang sudah lama ditaksir (dan bahkan juga sebenarnya diam-diam naksir) sama Logan, akuntan nerdy nan British tulen itu. Setelah melihat kemunculan Logan di buku pertama dan kedua, walaupun cuma seuprit, saya yakin 100% Logan bakal jadi the next book-boyfriend saya. Dan buku ini, adalah jawaban dari doa saya buat Lauren Layne untuk mewujudkan Logan yang seutuhnya.

Delapan tahun menunggu Alexis untuk membuka hatinya, Logan akhirnya mengubah taktik dan mulai “mengejar” Alexis. Terutama setelah tahu bahwa Alexis mulai berpikir untuk mencari pendamping dan sama sekali tidak mempertimbangkannya. Logan hanya punya waktu satu bulan untuk menaklukkan wanita dingin yang juga merupakan partner Logan dalam kepemilikan The Wedding Belles itu. Jika waktunya habis dan Alexis belum juga goyah, Logan harus pasrah untuk kembali ke Inggris dan melanjutkan bisnis keluarga Harris. Dan melupakan Alexis selamanya.

Novel ketiga ini menurut saya adalah yang paling bagus dari segi penulisannya. Emosinya benar-benar dapet, detailnya disampaikan dengan baik, dan chemistry antara Logan dan Alexis benar-benar bisa saya rasakan. Sambil kipas-kipas. The tension between Logan and Alexis…. aww super hot!! Lauren Layne mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan buku pertamanya. The Wedding Belles benar-benar mewujudkan apa yang saya harapkan dari sebuah NA: perempuan yang bangkit untuk mencapai impiannya, gentleman yang swoon-worthy, romansa yang tidak instan, persahabatan kental, tidak adanya pertengkaran yang tidak penting, dan……. lebih dari satu cerita. Kita jadi bisa fangirling bukan cuma sama satu gentleman aja, tapi tiga!! Tiga!!!!!! Ketiganya juga memiliki diversifikasi yang cukup jauh (Seth pebisnis, Josh musikus, dan Logan akuntan) sehingga kita nggak monoton dijejeli dengan cerita mengenai dunia yang itu-itu saja.


Bisa dibilang saya nggak cuma jatuh cinta sama seri ini, tapi udah terperosok jauh ke jurang Wedding Belles yang dalam. Kapan lagi coba kita bisa fangirling sama cowok-cowok super hot dan gentleman sambil tetap bisa menikmati gaun-gaun pengantin lucu, memilih venue pernikahan impian, hingga mencicipi kue-kue superlezat?? Tapi tolong camkan di pikiran kalian ya ketika baca seri ini, kalau Logan Harris hanya milik saya seorang!!

No comments:

Post a Comment