Wednesday 22 February 2017

[Review Buku] Crazy, Busy, Guilty oleh Lauren Sams

Crazy, Busy, Guilty
penulis Lauren Sams
384 halaman, New Adult
Rating: 
Dipublikasikan 3 Januari 2017

“Oh, OK. Ellie, I need you to repeat something after me. You ready?”
She sighed again. “No”
“Ellie—“
“Alright. What?”
“Repeat after me. ‘I, Eleanor Hughes—'“
“I, Eleanor Hughes.”
“Am a good mother.”
Third sigh. “Am a good mother.”
“And I understand—“
“And I understand—“ I could practically hear the eyerolling at this point.
“That it is completely ridiculous—“
“That it is completely ridiculous—“
“To expect a four-year-old—“
“To expect a four-year-old—“
“To read, write, or tie his own shoelaces.”
“To read, write, or tie his own shoelaces.”
 “Much less learn a musical instrument.”
“Much less learn a musical instrument.”
 “Much less two musical instruments.”
“Much less two musical instruments.”
 “Because he is four.”
“Georgie—“
“Ellie! Repeat. ‘Because he is four.'”
“Because he is four.”

Maaf ya teman-teman, saya kelamaan absen ngurus blog ini. Faktanya sih, kemarin-kemarin memang belum ada novel yang bisa saya ulas….karena dari awal tahun aja baru 2 novel yang rampung saya baca; The Hating Game dan Crazy, Busy, Guilty.

Whut? Saya juga rada syok sih. Tapi untungnya, kedua novel yang saya tamatkan ini berhasil meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Yah bisa dibilang, novelnya gue banget hahaha walaupun nggak ada satupun kesamaan antara saya dan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Saya suka aja sama gaya cerita penulisnya yang nggak biasa; lincah dan gaulnya bahasa yang digunakan di sini hampir mirip sama yang dipakai para penulis artikel majalah wanita. Saya juga menikmati banget tuh bagaimana asyiknya lika-liku dunia pekerjaan yang dieksplor di sini. Kompleksitas yang ada di dalamnya nggak monoton dan kalaupun iya, pasti ada selingan-selingan kecil yang menghibur.


Saya bakal review Crazy, Busy, Guilty dulu ya, mumpung masih fresh hehe. Jadi sebenarnya, novel ini adalah hasil sukses random browsing saya, setelah beberapa waktu lalu terkena reading block dan susah banget menemukan novel yang “klik” sama suasana hati. Tapi rupanya, novel ini adalah sekuel, dimana saya belum baca (dan bahkan nggak punya!) novel pertamanya. Karena terlanjur suka sama prolognya yang catchy, tegas, dan lain dari NA sejenisnya….. akhirnya saya lanjutkan saja deh. Nggak begitu ngaruh juga kok teman-teman, cuma ya saya merasa sedikit rugi karena tidak bisa menikmati kelincahan bahasa penulis di buku pertamanya, She’s Having Her Baby.

Crazy, Busy, Guilty menceritakan perjuangan Georgina, mantan editor majalah yang baru saja melahirkan. Kondisinya terbilang cukup kompleks, karena pada awalnya Georgie (nama panggilannya seperti laki-laki ya hehe) hanya ingin membantu sahabatnya, Nina, yang tidak bisa mengandung lagi, untuk “meminjamkan” rahimnya. Bukan membantu, Georgie justru hamil sendiri! Ayah dari bayinya adalah mantan pacar Georgie sendiri, Jase, yang sama sekali bukan merupakan sosok ayah yang diidamkan Georgie bagi bayinya, Pippa. Nina yang pada akhirnya bercerai dengan Matt, memutuskan untuk pindah ke apartemen Georgie untuk membantu sahabatnya mengurus Pippa.

I was running out of analogies to describe how I felt about the whole thing. It was a puzzle I couldn’t find all the pieces for. It was a marathon I hadn’t trained for. An obstacle course that never ended. An exam without answers.

Georgie di sini merasakan betapa butanya dia dalam mengurus Pippa. Di saat ibu-ibu gaul di kelompoknya terlihat sangat profesyenel dan get it together, Georgie makin merasa gagal karena bayinya sendiri malah sepertinya tidak begitu nge-fans sama dia. Pippa adalah bayi perempuan paling rewel sedunia! Jase yang sudah jelas tidak bisa diandalkan, dan Nina yang makin sering ilang-ilangan dan mangkir dari janjinya membuat Georgie nyaris tidak pernah tidur karena harus terus ngemong Pippa. Setres mengurus bayi, dan kerinduan Georgie untuk kembali bekerja membuat hidupnya makin ribet.

Ketika akhirnya Georgie benar-benar kembali bekerja, semuanya semakin runyam. Lirikan-lirikan dari ibu-ibu lain ketika Georgie nge-drop Pippa di daycare sudah jadi makanan Georgie sehari-hari. Ia hanya bisa bertemu Pippa di pagi dan malam hari saja. Selain itu, bosnya di kantor, Meredith, sukanya menuntut yang aneh-aneh. Berdasarkan semua hambatan yang dialami George dan bagaimana ia mengatasinya, saya menjadi kagum sekali dengan sosok Georgie. Dia bukanlah seseorang yang ngasal ngikutin tren feminisme kekinian. Bekerja baginya bukan untuk jadi Sheryl Sandberg wannabe, namun lebih ke survival hidupnya dan Pippa. Georgie sadar kalo dia berbeda dengan ibu-ibu lain yang rela meninggalkan pekerjaan demi mengurus anak, namun dia tetap pede aja tuh dengan keyakinan dan keputusannya untuk kembali bekerja.

Semua kisah jerih payah Georgie di sini dituturkan dengan sangat apik oleh penulis. Mungkin harus saya tekankan kalau novel ini adalah novel yang paling menghibur bagi saya, karena sejak awal hingga akhir cerita saya nggak bisa berhenti tertawa! Guyonan penulis (yang disampaikan melalui Georgie karena menggunakan sudut pandang pertama) sangat kreatif dan cerdas. Georgie yang hidupnya paling berantakan, sepertinya malah merupakan pihak yang paling “normal” di sini, dan paling bisa mengubah ironi-ironi di hidupnya agar tetap bisa bahagia. Kita nggak bakal tuh menanti-nanti datangnya prince charming untuk menyelamatkan Georgie, karena dari awal, kita sebagai pembaca sudah yakin bahwa Georgie bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan Pippa. Karena itu , mungkin kurang cocok yaa untuk menyebut novel ini sebagai novel romance (seperti yang tercantum di Goodreads mengenai genre novel ini).

“Is there a vaccine for mastitis?”
Ellie raised a skeptical eyebrow. “Honey, if men got it, there’d be a vaccine. And you could download it or something, that’s how quick it would be.”
“So, no?
She shook her head.

Saya bakal menanti-nanti karya Lauren Sams yang lain. Sementara itu, saya akan tetap memilih novel yang akan dibaca secara random karena…… menemukan novel keren dari penulis yang belum pernah saya dengar sebelumnya di tumpukan TBR serasa seperti menemukan sebuah harta karun yang tak ternilai harganya (mulai melebay). See you in my next post, and happy reading guys!!!

Tentang Penulis:


Lauren Sams adalah penulis yang karyanya telah ditampilkan di ELLE, marie claire, Cosmopolitan, Good Food, delicious, Sunday Style, dan Daily Life. Lauren tinggal di Sydney bersama suami, anak perempuan, dan kedua anjingnya. Georgie dan teman-temannya pertama kali dikenalkan ke pembaca pada She’s Having a Baby (2016)

2 comments:

  1. mbaaak, sibuk sekali ya? saya lama sekali tunggu postnya.
    btw, sudah baca buku camille perri yang the assistans ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah jadi terharu nih hehe sebentar lagi saya upload review kok mbaa.
      sudah dulu sekali. termasuk novel dengan potensi besar. kalau diedit dengan baik, pasti bisa jadi novel populer itu mba, soalnya saya bacanya jg sambil gemes-gemes gimana gitu.

      Delete