Thirteen Reasons Why. Judul
yang tidak asing bagi saya. Ya gimana, sejak pertama kali tertarik dengan dunia
fiksi luar negeri, novel ini adalah salah satu yang saya koleksi. Namun saya
tidak pernah punya keberanian untuk membacanya. Hingga akhirnya ketika Netflix
mengangkatnya menjadi serial TV tahun ini—dan menjadi tontonan laris bagi remaja AS—saya menjadi
tergugah. Apa yang membedakannya dengan novel-novel lain yang diangkat ke layar
kaca/ lebar? Kenapa Thirteen Reasons Why begitu sukses dan diminati?
Untuk mendapatkan jawabannya,
saya beranikan diri untuk membaca novelnya yang sudah terabaikan dan terlupakan selama
bertahun-tahun karena tertumpuk oleh novel-novel lain. You guys, saya senang karena dulu ketika
belum tertarik, saya tidak memaksakan diri untuk membacanya. Karena novel itu
seperti jodoh, akan cocok jika bertemu pada saat yang tepat.
Setelah saya selesai menonton serial ini (dan juga membaca novelnya), dapat
saya simpulkan pendapat saya kenapa serial TV Thirteen Reasons Why bisa laris bak
Samyang Fire Noodle kala belum diimpor resmi di Indonesia: