Saya resmi sudah selesai semester
3 nih, jadi sudah bisa cerita-cerita lagi ke kalian soal buku yang baru selesai
dibaca. Hmm, kali ini bukan buku sih, tapi manga.
Bisa dibilang, saya jarang banget
baca manga. Gimana ya, susah sekali
sih cari manga yang beneran mengena
di hati. Terakhir baca itu 2 tahun lalu, waktu lagi suka-sukanya sama Yotsuba
& I berkat rekomendasi dari penulis YA favorit Laini Taylor. Tapi sejak
tamat Yotsuba, nggak ada lagi manga yang
terpegang.
Nah, kebetulan banget kemarin saya
iseng browsing di aplikasi MangaRock
(buat yang suka baca manga, bisa deh
didownload… lumayan banyak judul manga yang
bisa dibaca secara gratis). Dalam genre Slice of Life, saya tergugah untuk
membuka Love So Life karya Kaede
Kouchi. Alasannya picik sih, yaitu karena sampulnya bagus hahaha. Terus setelah
dicek, eh ada 111 chapters dan
statusnya sudah tamat (bukan ongoing).
Menyenangkan!
Dan saya
jatuh cinta.
Love So Life
(iya judulnya aneh) bercerita tentang Shiharu
Nakamura, seorang yatim piatu penghuni panti asuhan yang sangat suka
anak-anak. Pokoknya, dia keibuan banget. Padahal mah masih SMA. Saking
senengnya main sama anak-anak, dia sampe kerja paruh waktu di penitipan anak
dan punya cita-cita buat punya penitipan anak sendiri ketika sudah lulus kuliah
nanti. Nah, dari semua anak-anak yang dititipkan di tempat Shiharu bekerja ini,
ada dua bayi kembar—Aoi Matsunaga
(cowok) dan Akane Matsunaga (cewek)—yang
masih berusia 2 tahun. Mereka sangat rewel, takut sama orang asing, dan hobinya
nangis. Cumaaa, kalau sama Shiharu, mereka itu anteeeeng banget. Nempel kayak
perangko dan nurut banget sama semua kata-kata Shiharu. Semua orang sampe
bingung ini Shiharu rahasianya apa.
they’re so CUTE
Begitu tahu
kehebatan Siharu, guardian Akane dan
Aoi—Seiji Matsunaga—yang super sibuk
dan nggak sempat meluangkan waktu buat keduanya, langsung melamar Shiharu buat
jadi babysitter si kembar. Seiji ini
bekerja sebagai pembawa acara TV nasional yang sangat profesional ketika di
depan kamera namun tinggal sesendok otaknya ketika di rumah. Jadi ya kerjaan
Shiharu selain ngurus Aoi dan Akane tuh juga nyeret Seiji yang suka pingsan di
depan pintu.
Sebenernya
nih, Seiji ini adalah paman dari si kembar. Ibu si kembar baru saja meninggal
dalam sebuah kecelakaan. Sang suami yang sangat terpukul kemudian mendadak
hilang dan meninggalkan si kembar dalam titipan seorang kerabat. Seiji, yang
masih bujang dan tidak tega menyusahkan orang lain, akhirnya nekat mengasuh
mereka meskipun jadwal pekerjaannya sangatlah padat (Seiji ini tentu saja
sangat tampan dan mapan dan mengayomi layaknya para eye-candy di tiap manga. Udah
gitu dia baik banget pula ya ampun untung ku masih bisa berpijak di realita).
Dari sinilah
kita akan mengikuti kehidupan Shiharu bersama si kembar dan Seiji. Hari demi
hari, Shiharu selalu setia mengajari dan mendukung si kembar agar mandiri dan
tidak rewel. Saya suka banget deh sama metode yang dipakai Shiharu dalam
mendidik si kembar. Penuh kasih layaknya seorang ibu dan nggak pernah pake
kekerasan atau membentak. Insting keibuan Shiharu ini muncul dari ingatan
singkatnya tentang sosok ibu yang menemaninya di tahun-tahun awal kehidupannya,
sebelum sang ibu meninggal dunia. Pelajaran yang dipetik di sini adalah perilaku
dan pemikiran seorang ibu memang jadi copy
carbon pada anaknya kelak. Pilihlah calon istri yang mengayomi keluarga,
sahabat.
Dari gambar
yang disajikan, saya bisa banget menangkap cerita yang ingin disampaikan
penulis. Kelucuan si kembar, pribadi Shiharu yang hangat dan memang layak buat
dicintai semua orang, serta upaya maksimal Seiji untuk berusaha memahami
bayi-bayi ini meskipun dia minim pengalaman. Luuuuuv.
Kecintaan
saya semakin bertambah ketika semakin hari, si kembar semakin bertumbuh dan
menjadi balita yang sangat well-mannered.
Saya udah merasa kayak mereka anak saya sendiri cuy :’), bangga banget tiap
mereka berusaha memecahkan masalah-masalah kecil dan saling membantu satu sama
lain. Paling mewek di chapter 78 sih,
pas mereka running errands sendiri
untuk pertama kalinya dengan beli saos tomat ke minimarket. CUTENESS OVERLOAD!!!
Saya nggak
tahu ya apakah manga ini sudah
diterjemahkan di Indonesia, karena tiap ke rak manga tuh saya bawaannya pusing mulu (sampulnya pada rame-rame jadi
bingung mau fokus kemana). Yang jelas, Love So Life ini memang banyak kesamaan gaya
penceritaan dengan Yotsuba & I, dan kayaknya selera saya tuh yang
model-model begitu. Kalian ada rekomendasi lain nggak ya? Pokoknya yang
masuknya ke slice of life sama comedy gitu. Bakal membantu banget buat
saya menghilangkan bosan hehe.
No comments:
Post a Comment