Friday, 8 June 2018

[Rekomendasi Manga] Love So Life karya Kaede Kouchi

Halo, haloo. Apa kabar kalian?

Saya resmi sudah selesai semester 3 nih, jadi sudah bisa cerita-cerita lagi ke kalian soal buku yang baru selesai dibaca. Hmm, kali ini bukan buku sih, tapi manga.

Bisa dibilang, saya jarang banget baca manga. Gimana ya, susah sekali sih cari manga yang beneran mengena di hati. Terakhir baca itu 2 tahun lalu, waktu lagi suka-sukanya sama Yotsuba & I berkat rekomendasi dari penulis YA favorit Laini Taylor. Tapi sejak tamat Yotsuba, nggak ada lagi manga yang terpegang.

Nah, kebetulan banget kemarin saya iseng browsing di aplikasi MangaRock (buat yang suka baca manga, bisa deh didownload… lumayan banyak judul manga yang bisa dibaca secara gratis). Dalam genre Slice of Life, saya tergugah untuk membuka Love So Life karya Kaede Kouchi. Alasannya picik sih, yaitu karena sampulnya bagus hahaha. Terus setelah dicek, eh ada 111 chapters dan statusnya sudah tamat (bukan ongoing). Menyenangkan!


Dan saya jatuh cinta.

Love So Life (iya judulnya aneh) bercerita tentang Shiharu Nakamura, seorang yatim piatu penghuni panti asuhan yang sangat suka anak-anak. Pokoknya, dia keibuan banget. Padahal mah masih SMA. Saking senengnya main sama anak-anak, dia sampe kerja paruh waktu di penitipan anak dan punya cita-cita buat punya penitipan anak sendiri ketika sudah lulus kuliah nanti. Nah, dari semua anak-anak yang dititipkan di tempat Shiharu bekerja ini, ada dua bayi kembar—Aoi Matsunaga (cowok) dan Akane Matsunaga (cewek)—yang masih berusia 2 tahun. Mereka sangat rewel, takut sama orang asing, dan hobinya nangis. Cumaaa, kalau sama Shiharu, mereka itu anteeeeng banget. Nempel kayak perangko dan nurut banget sama semua kata-kata Shiharu. Semua orang sampe bingung ini Shiharu rahasianya apa.


they’re so CUTE

Begitu tahu kehebatan Siharu, guardian Akane dan Aoi—Seiji Matsunaga—yang super sibuk dan nggak sempat meluangkan waktu buat keduanya, langsung melamar Shiharu buat jadi babysitter si kembar. Seiji ini bekerja sebagai pembawa acara TV nasional yang sangat profesional ketika di depan kamera namun tinggal sesendok otaknya ketika di rumah. Jadi ya kerjaan Shiharu selain ngurus Aoi dan Akane tuh juga nyeret Seiji yang suka pingsan di depan pintu.

Sebenernya nih, Seiji ini adalah paman dari si kembar. Ibu si kembar baru saja meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sang suami yang sangat terpukul kemudian mendadak hilang dan meninggalkan si kembar dalam titipan seorang kerabat. Seiji, yang masih bujang dan tidak tega menyusahkan orang lain, akhirnya nekat mengasuh mereka meskipun jadwal pekerjaannya sangatlah padat (Seiji ini tentu saja sangat tampan dan mapan dan mengayomi layaknya para eye-candy di tiap manga. Udah gitu dia baik banget pula ya ampun untung ku masih bisa berpijak di realita).


Dari sinilah kita akan mengikuti kehidupan Shiharu bersama si kembar dan Seiji. Hari demi hari, Shiharu selalu setia mengajari dan mendukung si kembar agar mandiri dan tidak rewel. Saya suka banget deh sama metode yang dipakai Shiharu dalam mendidik si kembar. Penuh kasih layaknya seorang ibu dan nggak pernah pake kekerasan atau membentak. Insting keibuan Shiharu ini muncul dari ingatan singkatnya tentang sosok ibu yang menemaninya di tahun-tahun awal kehidupannya, sebelum sang ibu meninggal dunia. Pelajaran yang dipetik di sini adalah perilaku dan pemikiran seorang ibu memang jadi copy carbon pada anaknya kelak. Pilihlah calon istri yang mengayomi keluarga, sahabat.

Dari gambar yang disajikan, saya bisa banget menangkap cerita yang ingin disampaikan penulis. Kelucuan si kembar, pribadi Shiharu yang hangat dan memang layak buat dicintai semua orang, serta upaya maksimal Seiji untuk berusaha memahami bayi-bayi ini meskipun dia minim pengalaman. Luuuuuv.

Kecintaan saya semakin bertambah ketika semakin hari, si kembar semakin bertumbuh dan menjadi balita yang sangat well-mannered. Saya udah merasa kayak mereka anak saya sendiri cuy :’), bangga banget tiap mereka berusaha memecahkan masalah-masalah kecil dan saling membantu satu sama lain. Paling mewek di chapter 78 sih, pas mereka running errands sendiri untuk pertama kalinya dengan beli saos tomat ke minimarket. CUTENESS OVERLOAD!!!



Saya nggak tahu ya apakah manga ini sudah diterjemahkan di Indonesia, karena tiap ke rak manga tuh saya bawaannya pusing mulu (sampulnya pada rame-rame jadi bingung mau fokus kemana). Yang jelas, Love So Life ini memang banyak kesamaan gaya penceritaan dengan Yotsuba & I, dan kayaknya selera saya tuh yang model-model begitu. Kalian ada rekomendasi lain nggak ya? Pokoknya yang masuknya ke slice of life sama comedy gitu. Bakal membantu banget buat saya menghilangkan bosan hehe.

No comments:

Post a Comment