Seiring
bertambahnya umur, saya menyadari bahwa saat ini sedang terjadi transisi pada
preferensi baca saya. Buku digital di iBooks teratas didominasi genre nonfiksi. Ketika pergi ke toko
buku, bagian yang dituju adalah self-improvement
dan moslem. Novel sudah tidak
menjadi bagian besar hidup saya. They
served me well, and now it’s time to move forward to another amazing journey.
Saya
juga mulai menghargai kualitas di atas kuantitas. Jika dulu bangga luar biasa
menenteng novel jumbo di atas 500 halaman, saat ini lebih suka memilih buku
yang tipis-tipis saja. Dengan catatan, buku tersebut berbobot dan menambah value diri sendiri ke depannya.
Ditambah, buku tipis lebih nyaman dibawa di tas ketika beban punggung sudah
dimonopoli oleh laptop.
Salah
satu buku yang membawa dampak besar bagi hidup saya adalah buku tipis dengan
sampul tidak menarik, Love Yourself Like
Your Life Depends on It. Buku ini direkomendasikan oleh salah satu penulis
favorit saya di Medium. Dari buku ini, saya belajar untuk mencintai diri
sendiri dan percaya kepada kapabilitas yang saya miliki untuk menyelesaikan
suatu tugas besar.
“This
day, I vow to myself to love myself, to treat myself as someone I love truly
and deeply—in my thought, my actions, the choices I make, the experiences I
have, each moment I am conscious, I make the decision: I LOVE MYSELF.”
Hal
yang saya suka dari buku ini adalah betapa sederhananya tugas yang harus pembaca
lakukan untuk sukses keluar dari lubang depresi. Cukup ucapkan pada diri
sendiri: I love myself. I love myself. I love
myself. Tidak peduli kita percaya apa tidak. Ucapkan saja dulu. Konstan dan tanpa lelah. Otak lama-kelamaan akan
memprioritaskan pikiran tersebut dan pada akhirnya mempercayainya.
Your job
is purely to love yourself. Truly and deeply. Feel it. Again and again. Make it
your single-minded focus. The mind and body will respond automatically. They
don’t have a choice.
Nilai
lebih dari buku ini adalah metode yang diajarkan di dalamnya dapat diaplikasikan
pada berbagai fase hidup, tidak terbatas pada mencintai diri sendiri saja.
Sangat cocok bagi kita yang pastinya punya masalah-masalah spesifik yang berbeda dengan orang lain. Pilihan kata pada buku ini sangat indah dan relatable, poin penting yang harus
dimiliki buku self-improvement dan sukses dieksekusi oleh penulis.
Asyiknya, semua maksud berhasil dia sampaikan dengan singkat dan jelas dalam 99
halaman digital. Tidak ada waktu terbuang ketika mencoba memahami maksudnya.
Tamat
baca ini, saya langsung memilih kata ajaib yang akan saya tanamkan pada pikiran
terdalam saya. Kalimat yang saya pilih adalah: Aku bisa menyelesaikan tesis.
Aku bisa menyelesaikan tesis. Aku bisa
menyelesaikan tesis.
Aku bisa menyelesaikan tesis.
Saya
tambahkan keyakinan yang besar pada diri bahwa saya bisa. Saya mampu. Saya punya
orang-orang yang siap membantu saya di saat jatuh-jatuhnya dan saya selalu
ingat betapa banyak pihak bisa terbantu dengan hasil fisik dari inkubasi ide
otak ini.
Terus.
Berulang-ulang. Sampai otak dan badan saya bersinergi dalam meyakini kalau saya
bisa menyelesaikan tesis ini.
Sampai
saat ini, saya masih bersemangat untuk membaca jurnal dan buku acuan tesis. Yang
paling penting, saya tidak sembunyi lagi dari dosen pembimbing. It's a win for me.
No comments:
Post a Comment