Sunday 25 November 2018

[Review Drama] Because This is My First Life

Ketika diminta untuk menyebutkan genre favorit… saya tidak pernah kepikiran untuk menjawab “puisi.” Mungkin terkesan agak gimana gitu ya… tetapi memang selama ini puisi yang saya baca tidak pernah mengena di hati. Setelah beberapa kali gagal mencerna karya-karya penulis kekinian terkenal (Lang Leav? Rupi Kaur? Amanda Lovelace?) saya menyerah.

Hingga akhirnya saya kemarin marathon drama Korea “Because This is My First Life.” 


Btw, saya tuh sebelum tahu ini malah ngikutinnya drama The Beauty Inside, yang mana lebih baru dan kurang nonton dua episode lagi tamat. Di The Beauty Inside, Saya merasa chemistry Lee Min Ki dan Seo Hyun Jin dapet banget. Tapi karena nggak ada akses wifi kemarin, akhirnya malah buka folder timbunan drama dan nonton Because This is My First Life.

….betapa naifnya saya ini mengira Lee Min Ki punya chemistry yang bagus sama Seo Hyun Jin di The Beauty Inside. Young, wild, and dumb Sany didn't know what chemistry actually looked like.

DISS. DISS COUPLE IS A TRUE DEF OF CHEMISTRY!!!
(perlu diperhatikan bahwa saya itu orangnya aneh, dengan selera yang aneh pula. Jadi ya monmaap kalau saya nganggap Lee Min Ki di sini lebih bagus daripada di The Beauty Inside) 

Because This is My First Life adalah proyek Lee Min Ki sebelum The Beauty Inside, tayang sekitar akhir tahun 2017. Di situ, Lee Min Ki beradu peran dengan Jung So-min. Ceritanya sederhana, yaitu tentang seorang mantan asisten penulis naskah, Ji Ho (Jung So-min ini cantiknya nggak kira-kira ya) yang harus nikah kontrak dengan Se Hee (si poker face Lee Min Ki) demi punya tempat tinggal. Karena sudah give up impiannya sebagai penulis naskah, Ji Ho pada akhirnya bekerja paruh waktu di sebuah kafe. Dimulailah pernikahan tanpa cinta yang sangat sopan ini LOL. Ohya, selain mereka, dua sahabat Ji Ho juga punya  porsi cerita yang banyak dan nggak kalah rumit. Favorit saya sih kisah Ho Rang yang sangat memimpikan menjadi ibu dan menikah di usianya yang ke-30 tetapi sang pacar tidak pernah siap. Sangat… menyayat hati.


Tapi inti dari obrolan saya bukan tentang masalah hidup mereka. Saya ingin cerita, betapa hebatnya penulis naskah drama Because This is My First Life membangun kisah yang sangat duniawi dalam alunan yang dramatis. Bumbu-bumbu komedi pun tetap diberikan dan humornya bisa dibilang masuk dalam kategori weirdo—seperti selera saya—dalam porsi yang pas. Nah, yang saya sangat suka, penulis naskah begitu pintar memasukkan acuan literasi dalam kisahnya, yaitu lewat buku-buku yang dibaca Ji Ho.

Layaknya penulis pada umumnya, hidup Ji Ho tidak jauh dari membaca buku. Dan bisa dilihat di drama…tatapan dan nada ucapan Jung So-min ketika berakting menceritakan tentang buku favoritnya semasa kuliah… I got goosebumps. Eksekusi akting Jung So-min menurut saya jauh lebih baik dibandingkan ketika Kim So Hyun membahas The Miraculous Journey of Edward Tulane di drama My Love from the Stars. Kim So Hyun!! Kalah!!!

Lucunya, dari semua buku yang muncul di drama Because This is My First Life, saya malah tertarik dengan buku puisi milik Se Hee. Sempat beberapa kali dibacakan oleh pemainnya, saya selalu tertohok tentang betapa…saya bisa relate dengan pesan yang ada di dalamnya. Kurang lebih terjemahan puisinya seperti ini:


Selain sebagai tamparan karena saya mainnya kurang jauh (meskipun, jujur deh, saya sudah usaha baca buku puisi lain, baik karya penulis nasional maupun internasional, terkenal maupun indie, masa kini maupun era Victoria), saya jadi sadar puisi itu tentang waktu yang tepat dan orang yang tepat. Puisi-puisi yang tidak saya suka…mungkin memang ditulis bukan untuk saya. And that’s okay, because there are people out there that desperately need them. Like I did with “A Visitor.”

Jadi, saya kasih apresiasi penuh kepada penulis naskah drama Because This is My First Life yang sudah mengenalkan saya ke puisi yang sangat sangat indah. Sudah saya tulis di Post-it dan ditempel di dinding kamar sebagai pengingat, untuk lebih menghargai dan memaklumi seseorang yang datang di hidup kita. Mungkin, bakal susah banget buat saya untuk move on dari drama ini nanti (masih nggak nyangka kalau Seo Hyun Jin juga kalah) karena semua hal tentang drama ini sangat luar biasa melampaui ekspektasi dan mengena di hati. Yang jelas, saya sangat bersyukur “menemukan” drama ini sekarang, bukan tahun lalu. Mungkin saya tidak akan bisa menangkap pesan mereka dengan baik di akhir tahun 2017 yang masih penuh sunshine dan rainbows.

1 comment:

  1. Same here mba... pas awal tayang saya nonton ga dapet sama sekali pesan2 yg disampaikan di drama ini. Pas nonton ulang lagi di masa2 krisis kaya gini baru ngeh dan paham sama drama nya. Dan memang sengena itu... seringnya memang drakor yg storyline nya biasa aja malah bisa ngasih makna yg lebih dalam. Dan aku sangat2 setuju sama semua yg kamu tulis

    ReplyDelete