Friday 28 October 2022

[Review Buku] The Reading List oleh Sara Nisha Adams

Halo. Sudah lama saya tidak duduk sebentar untuk ngobrol tentang buku.

Setahun belakangan, saya merasakan preferensi membaca berubah dari nonfiksi menjadi fiksi. Membaca yang awalnya merupakan proses edukatif, berganti jadi sebuah sarana rekreatif. Karena itu, setelah menamatkan 1 buku, biasanya akan langsung lompat ke buku berikutnya tanpa ada proses internalisasi. They did their job, so I'll move on to other book to continue the job. Proses yang....dibilang kurang sehat? Saya jadi nggak bisa memaksimalkan hikmah yang seharusnya bisa didapat. Dan kurang bisa take notes tentang kondisi diri. Tapi, cara tersebut cukup membantu saya melanjutkan hari-hari yang penuh stres. 

Biar ada sedikit faedah (hehe) untuk buku yang saat ini saya baca, mau saya laporkan di blog. Saya lagi baca sebuah novel, nih, yang saking bisa bersimpati dengan karakter-karakter di dalamnya, bikin saya menghabiskan banyak stabilo beraneka warna.

he Reading List berpusat tentang Mukesh, seorang kakek yang mengalami depresi sejak meninggalnya istri tercinta, Naini. Ketiga putrinya sudah berusaha menghibur dan membantu Mukesh terlepas dari kesibukan mereka mengurus diri sendiri dan keluarga, namun hari-hari Mukesh tetap terasa berat dan kelam. Hidupnya mulai sedikit berubah sejak ia menemukan dan membaca buku perpustakaan yang tidak sempat dikembalikan oleh Naini, The Time Traveller's Wife. Tidak terbiasa membaca buku, untuk pertama kalinya Mukesh merasakan bagaimana sebuah cerita bisa mendekatkannya pada sosok istri yang sudah lama dikangeni. Karena itu, setelah menamatkan buku tersebut, dia jadi ingin baca buku-buku lainnya!

Persahabatan yang nanti tercipta antara Mukesh dan penjaga perpustakaan yang akan membantunya menemukan buku-buku penerus milik Naini menarik banget untuk diikuti. Awalnya Aleisha, si penjaga perpustakaan, tidak peduli dengan buku. Namun, demi menebus kesalahannya pada Mukesh, dia bersedia baca banyak buku fiksi yang ada pada daftar bacaan yang dia temukan hanya demi bisa minta maaf dan merekomendasikan buku yang bagus untuk Mukesh. Lama-kelamaan, sesuatu yang seperti terpaksa bagi Alesiha berubah menjadi penemuan hal baik baru, karena buku-buku yang dipilih memang seperti roller coaster emosi sih hehehe. FYI, buku-buku yang dimaksud tuh antara lain:

To Kill a Mockingbird

Rebecca

The Kite Runner

Life of Pi

Pride and Prejudice

Little Women

Beloved

A Suitable Boy

Dan daftar bacaan itulah yang menyatukan berbagai karakter yang ada di novel ini. Siapa yang pertama kali mengkurasi buku-buku yang masuk di dalamnya? Bagaimana bisa kok sampe ke tangan banyak orang? Seberapa besar dampak daftar bacaan tersebut di hidup orang-orang yang menemukannya?

Sebagai pembaca, satu hal yang saya sukai dari The Reading List adalah kemampuannya untuk menjelaskan bahwa pengalaman membaca sebuah buku (khususnya fiksi) adalah sebuah pengalaman personal. Bagi seorang pembaca, mungkin kisah di buku A itu bikin marahhhh. Tapi pembaca lain, yang pernah mengalami kejadian seperti yang ada di buku A tersebut, bisa jadi bisa memahami dan bersimpati ke cerita dan karakter yang ada. Semua bergantung pada input algoritma (pengalaman, trauma, ekspektasi, prinsip hidup) yang ada pada masing-masing pembaca. Bagi orang-orang yang paham (atau berpemikiran terbuka untuk mencoba memahami), buku benar-benar dapat mewakili atau bahkan mengubah hidup mereka. Buku yang tepat, di saat yang tepat? Teman terbaik di sebuah perjalanan seseorang menghadapi trauma dan depresi. 

Meski bukan anak perpustakaan, buku ini mampu menumbuhkan rasa sayang saya bagi institusi pemerintah yang telah memberikan pengayoman bagi banyak orang. Di luar negeri, isu tentang penting atau tidaknya perpustakaan memang agak alot dibahas sih, meskipun sudah jelas penggunanya ada dan banyak. Jadi dengan adanya buku ini, banyak pembaca bisa lebih melek kalau beberapa orang tuh hidupnya bisa menjadi lebih baik berkat hal-hal yang disediakan oleh perpustakaan; karena buku itu mahal, dan sebuah tempat untuk berpikir tenang nan jauh dari masalah rumah itu nggak semua punya. Menyediakan perpustakaan yang bagus dan accessible bagi masyarakat itu penting agar gap di antara yang mampu beli ilmu dan yang kurang mampu itu semakin pendek. 

Baca deh buku ini. Saya merekomendasikannya.

No comments:

Post a Comment