penulis Sophie Kinsella
400 pages,
Chick Lit/Humor
Dipublikasikan 27 Desember 2005 oleh Dell (First Published in 1999)
“Mummy always told me, you should never let a man see your feelings or the contents of your handbag.”Hidup Emma Corrigan biasa saja. Kecuali ketika berumur sepuluh tahun, saudara sepupunya—Karry—datang dan merebut perhatian kedua orang tuanya. Hingga sekarang pun ia selalu dibanding-bandingkan dengan Karry yang sempurna, sukses, dan selalu jadi yang terbaik. Ketika ia diberi kesempatan untuk menangani rencana kerja sama perusahaannya, Panther Corporation dengan perusahaan lain di Glasgow, ia begitu berharap kerja sama ini akan berhasil. Lalu dia akan mendapat promosi. Dan akhirnya ia bisa mengatakan pada kedua orang tuanya bahwa ia juga bisa sukses seperti Karry. Ha!
Tapi di
tengah rapat, Emma mencium pertanda bahwa perusahaan Glen Oil akan membatalkan
rencana kerja sama. Upaya Emma untuk menyelamatkan proyek itu gagal total dan malah
memperparah keadaan.
Merana, dia
akhirnya pulang. Di bandara, seorang pramugari baik hati menawarkan untuk meng-upgrade penerbangan Emma ke business class, bersebelahan dengan laki-laki
Amerika yang cuek. Normal. Sejauh ini hidup Emma masih normal.
Why is the plane bumping?
Oh God. A sudden rush of fear hits me with no warning. This is madness. Madness! Sitting in this big heavy box, with no way of escape, thousands and thousands of feet above the ground…
Hingga akhirnya
di tengah penerbangan, pesawat mengalami turbulansi (aku nggak tau istilahnya
apa), dan dalam keadaan masih shock setelah meeting, Emma yang memang benci
naik pesawat pun mulai panik.
Pesawat mulai
oleng, seluruh penumpang berteriak panik. Pramugari sibuk merawat penumpang
yang berdarah karena terbentur saat pesawat menukik. Kepanikan Emma semakin
menjadi-jadi.
“We’re going to die.” I stare into his face. This could be the last person I ever see alive. I take in the lines etched around his dark eyes, his strong jaw, shaded with stubble.
Saat itulah
Emma melakukan suatu kesalahan: ia mulai mengoceh tidak jelas kepada si pria
asing. Dia memuntahkan segala rahasia yang ada di hidupnya. Semakin ia panik,
semakin tidak jelas apa yang ia katakan. Ia mengakui kebohongan-kebohongan
kecil dalam hidupnya, ia mengatakan tentang betapa capeknya dibanding-bandingkan
dengan Karry oleh orang tuanya sendiri, ia mengakui tentang hubungannya dengan
Connor yang entah bagaimana tidak membuat ia bahagia, tentang urusan kantor dan
hal-hal konyol lainnya. Rahasia/ fakta yang bahkan sebelumnya tidak pernah
terpikir olehnya dapat keluar dengan mudah di hadapan pria asing itu. He’s a good listener.
Saking asyiknya,
Emma sampai tidak sadar kalau pesawat sudah mendarat. Ia langsung sadar
kesalahan besar yang baru saja ia lakukan. Penuh dengan rasa malu, ia langsung
kabur, senang bahwa ia tidak akan bertemu orang asing itu lagi. Tapi keesokan
harinya ketika ia berangkat ke kantor, Panther Corporation sedang sibuk
menyambut kedatangan sang founder
yang sudah lama angkat tangan dari urusan perusahaan. Tebak dong siapa orangnya…….
Yep, Jack Harper. Laki-laki asing di pesawat.
Kalau
diperhatikan, kisah kayak gini udah jutaan kali dibikin FTV. Tapi bisa dilihat
siapa yang duluan bikin ceritanya. Mulai sejak Jack menginjakkan kaki di
Panther Corporation, Emma tahu hidupnya sudah tamat. Apalagi ketika Jack
langsung mengganti mesin kopi perusahaan karena waktu di pesawat Emma sempat
bilang bahwa “….coffee at work is the most
disgusting stuff you’ve ever drunk, absolute poison…..”
Mati.
Di saat
pegawai lain berusaha sekuat tenaga menarik perhatian Jack dan menjadi karyawan
teladan. Emma harus selalu menghindar karena Jack selalu bisa menemukannya. Dan
membaca pikirannya.
“Never tell a man all about yourself, it’s bound to lead to trouble."
Herannya nih, nasehat temen flat Emma itu yang paling mengena. Padahal Jemima termasuk cewek bitchy. Di saat chemistry antara Jack dan Emma mulai tumbuh, satu masalah besar muncul di antara mereka. Girls, never tell a man all about yourself. Just. Never!
Shophaholic Series sangat mengena buatku, terutama dengan tokoh Rebecca Bloomwod. Karena itu ketika mulai membaca karya standalone lain dari Sophie Kinsella, aku tidak bisa tidak membandingkan Emma dengan Rebecca. Tapi untungnya, Emma ini lebih likeable. Dia masih tahu batasan. Pokoknya tidak separah Rebecca yang kadang pengen aku jambak saking jengkelnya.
Tapi. Tapi. Tapi……
dari segi gaya penulisan, aku ngerasa masih kurang “matang”. Mungkin karena Can You Keep A Secret? ini adalah novel
awal yang ditulis oleh Sophie Kinsella ya, masih tahun 1999-an. Tapi kalo soal
humornya, ah jangan ditanya. Dan aku tahu aku seharusnya nggak bilang, tapi endingnya terkesan dipaksa dan tergesa-gesa.
Cocok buat bacaan ringan, direkomendasikan untuk penyuka chicklit.
Cocok buat bacaan ringan, direkomendasikan untuk penyuka chicklit.
No comments:
Post a Comment