Wishful
Wednesday edisi ini saya agak telat buat bikin postingannya, maklum masih
dikejar bab dua *eaa san dari
minggu-minggu kemarin masih bab dua aje*. Pertama saya mau ngucapin selamat
ulang tahun dulu doooong sama Kak Astrid…yang selalu setia nge-host meme ini. Nggak kayak saya….yang
posting waktu seingetnya aja hahaha *ditoyor*
Wednesday, 26 November 2014
Monday, 17 November 2014
[Book Review] Cinder by Marissa Meyer
Cinder by Marissa Meyer
Buku 1 Lunar Chronicles
390 halaman
Dystopia/ Fairytale Retelling
Did not
finish
Cinder adalah buku pilihan untuk #bookishpinoysreadalong bulan
November dengan tema fairytale retelling (yep, Cinder....ella). Cukup sedih karena saya tidak bisa tepat waktu mengikuti jadwal yang sudah
ditentukan, dan hingga kemarin penutupan readalong,
saya masih belum bisa tamat ha! Jadi saya putuskan untuk membuat review apa
adanya saja.
Menurut saya, teknik penulisannya tidak rapi dan terkesan seperti
didikte. Tidak ada keseimbangan dan harmoni antara narasi dengan dialog, tidak ada plot twist yang membuat penasaran, serta deskripsi/ penggambaran settingnya sangat lemah dan tidak menggugah imajinasi. Puncaknya, sebagai tokoh
utama, Cinder membosankan (yang artinya saya harus merasa bosan selama setiap detik saya habiskan untuk membaca buku ini).
Saya memutuskan untuk menyerah tepat di bab 17. Peony, adik
tiri kesayangan Cinder terjangkit wabah letumosis parah dan akan memasuki stadium akhir. Ibaratnya sih tinggal menunggu hari saja, soalnya obatnya belum
ditemukan. Tapi prioritas tetep prioritas, yes?
More tears pooled in her eyes. But some
of the instant hope had faded, leaving her wild with desperation. “Don’t let me
die, Cinder. I wanted to go to the ball. Remember? You were going to introduce
me to Prince—“
Really? REALLY???????
I need a break. I’ll pick this book again when I care.
*kabur sebelum digebukin para fandom*
Sunday, 16 November 2014
[Book Review] Racing Savannah
Racing Savannah
penulis Miranda
Kenneally
304 halaman, Young Adult/
Realistic Fiction
“I get what
you’re saying. I really do. And I’d hate to hurt you. This sport has never safe
or easy. But when you already have nothing, shouldn’t you take a risk to try to
find something different?”
Masih ingat kalau saya berniat
melahap semua companion books dari
Catching Jordan? Yeah, I did, one by one.
Dan saya sama sekali nggak menyesal!! Racing Savannah merupakan buku keempat
dari Hundred Oaks series yang
mengambil setting serta plot cerita
yang sangat berbeda dari buku-buku sebelumnya (well, dunno about Stealing Parker cause I skipped that book).
Menurut saya ini adalah poin lebih yang membuat Racing Savannah istimewa.
Miranda Kenneally selalu memilih tokoh dengan latar belakang yang berbeda
antara satu sama lain, dan sejauh ini Savannah adalah yang paling saya suka!
Hanya butuh satu hari buat menamatkannya.
Ayah Savannah mendapatkan tawaran
untuk menjadi head groom di Cedar
Hill, Tennessee. Cedar Hill merupakan farm
tempat pelatihan kuda yang jauh lebih elit dibandingkan tempat ayahnya bekerja
dulu. Dengan kondisi keuangan yang sedang kurang mulus karena utang, ditambah
mereka sedang menanti kelahiran anggota baru, tentu mereka tidak bisa begitu
saja menolak kesempatan emas ini. Untuk membantu meringankan beban keluarganya,
Savannah berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sebagai exercise rider, dengan bekal pengalamannya berkutat dengan kuda
sejak ia berumur empat tahun.
Ketika ia ingin meminta pekerjaan
ke pimpinannya itulah, Savannah tidak sengaja bertemu dengan Jack Goodwin.
Kudanya, Tennesse Star hilang kendali dan kabur setelah menjatuhkan sang rider. Kemampuannya menenangkan Star
membuat ia mendapatkan pekerjaan sebagai exercise
rider karena ternyata, Jack adalah pemilik Cedar Hill. Sang ayah, Mr.
Goodwin, memasrahkan farm ini kepada
putranya walaupun ia masih berusia 17 tahun, karena nantinya dialah yang akan
mewarisi bisnis-bisnis keluarga Goodwin.
"I love my dad, but I'm never gonna end up working for minimum wage like him. I want more."
Berbeda dari ayahnya yang sudah
merasa cukup dengan pekerjaannya saat ini, Savannah ingin mengejar sesuatu yang
lebih dalam hidupnya. Dan dengan bekal bahwa dia satu-satunya yang bisa
menjinakkan Star, dia dipercaya Jack untuk menjadi jockey bagi Star agar kuda itu memenangkan pertandingan. Ia tidak hanya menjadi jockey
perempuan satu-satunya di Cedar Hill….tetapi jockey perempuan termuda yang pernah ada. Pekerjaannya sebagai jockey memberikannya kesempatan untuk
mendapatkan uang lebih bagi keluarganya, terutama untuk calon adik perempuannya
yang akan lahir. Selain itu, keterlibatannya dengan kepengurusan Star tidak hanya
membuatnya dekat dengan kuda yang hebat tapi manja itu, tapi juga kepada
pemiliknya, Jack.
It’s like
whenever we’re not at Cedar Hill, we’re normal. Normal people, normal friends,
flirting like crazy. Playing waitress at his dinner party the other night seems
a million miles away. He’s not my boss out here under the stars.
Tapi di sinilah masalahnya. Jack selalu manis dan super baik kepada
Savannah ketika di sekolah tapi mendadak bertingkah serius ketika mereka sedang
berada di Cedar Hill. Di satu saat Jack flirting
habis-habisan ke Savannah, menit berikutnya dia bakal santai menggandeng cewek
lain. Sorry but I think Jack’s kind of a
douche. Saya sama sekali tidak respect sama Jack. Laki-laki yang tidak bisa
membela pendapatnya sendiri tidak pantas diperjuangkan.
“Mr. Goodwin would never allow his
son to date you.”
It hurts
hearing Dad say thay. Because I know it’s true. I’ve heard it from Mr.
Goodwin’s own mouth.
Jadi bagaimana bisa Savannah
mempertahankan pilihan hatinya jika bukan hanya Jack tidak pantas
diperjuangkan, tapi juga bakal terlalu banyak yang ia korbankan? Jika ia
mengambil pilihan yang salah, bukan hanya keluarganya nantinya akan kehilangan
sumber penghidupan mereka, tetapi juga Savannah akan kehilangan pekerjaannya yang dicintainya sebagai jockey.
Di samping Jack, masih ada
masalah lain yang menyita di pikiran Savannah…. yaitu kuliah. Savannah memang
tidak pernah menonjol dalam akademis, dan dia berharap akan bekerja di dunia
yang dicintainya, horseriding. Bersekolah di Hundred Oaks High
School bagi keluarga Savannah sudah merupakan pencapaian yang hebat karena baik
ayah dan ibunya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, tapi
Savannah
menyadari bahwa kehidupannya dan keluarganya tidak akan pernah maju jika ia tidak berusaha
mati-matian untuk melawan nasib. Ia tidak ingin dua puluh tahun dari sekarang, ia
masih bekerja di Cedar Hill dengan pangkat rendahan. Whoa, pemikiran yang sangat bagus dan
dewasa bagi remaja seusia itu.
Salah satu tokoh pendukung yang
menarik perhatian saya adalah Rory Whitfield, yang ternyata adalah adik Will
(dari Stealing Parker). Aaaaaah saya menyesal sekali kenapa saya bisa skip baca Stealing Parker, karena
sepertinya pasangan ini punya porsi yang cukup besar dalam Hundred Oaks series.
Dan buat kamu yang suka sama Will+Parker…. pssst
bakal ada kejutan besar di buku ini :”) Nggak cuma Will dan Parker,
tapi bakal muncul wajah-wajah lama seperti Jordan+Sam dan Kate+Matt, walaupun
tidak sebanyak Will+Parker.
Persahabatan
antara Savannah, Rory, dan
Vanessa termasuk unik dan cukup memberikan ruang gerak yang membuat pembaca
tidak bosan dicecokin drama antara Savannah dan Jack. Miranda Kenneally
berhasil menangkap suasana countryside
dengan baik dan walaupun topik seputar kuda adalah hal yang asing bagi saya,
saya bisa memahaminya dengan baik. Dan menikmatinya! (AAAAAHHHHH take me go thereeeee!!). Teknik penulisannya tidak perlu
ditanyakan lagi, dan ada keseimbangan antara kisah cinta, persahabatan, dan
keluarga. Porsinya pas.
Racing Savannah merupakan kisah rich-boy-meets-poor-girl paling bagus
yang saya baca. Banyak yang saya pelajari dari buku ini, dan pastinya Savannah
menginspirasi saya buat kuliah lebih rajin lagi, karena…. Hey, I’m way luckier than her right? I should be grateful.
PS: Annie Winters muncul sekilas
di buku ini. Dan dia bakal punya kisahnya sendiri di buku kelima… Breathe, Annie,
Breathe.
Message from Miranda Kenneally:
With this book, Racing Savannah,
I wanted to show readers that no matter who you are, where you come from, what
you look like, how much money you have—you
have the right to go after whatever you want. You have the right to make
your dreams come true. Of course, you
have to work hard too. Please don’t ever put yourself down. Figure out what
you like about yourself and keep learning and going after what you want like
Savannah. You rock!
Monday, 3 November 2014
Books I Read in October
Aaaah Oktobernya sudah selesai, dan 2014 udah hampir habis. Di
bulan Oktober, saya cuma baca 4 buku…satu di antaranya hanya novella setipis kipas. Menurun drastis
dari bulan sebelumnya. Gara-gara kebut tugas sih ya, sama presentasi, ditambah yang sekarang
lagi anget-angetnya….UTS, pegang novel rasanya berat banget hahah nggak tenang.
Ini dia empat buku yang habis saya baca bulan ini (tiga di
antaranya berhasil saya review YAY!!)
Dan yang lagi nangkring di daftar currently reading, untuk #bookishpinoysreadalong Bulan November...
Doakan saja readalongnya
bisa lancar sesuai jadwal dan nggak hanya wacana belaka hahaha. Happy November
y’all! Doakan juga UTS saya lancar dong udah mentok banget nih.
Subscribe to:
Posts (Atom)