A Dash of Magic (The Bliss Bakery #2)
penulis Kathryn Littlewood, penerjemah Sujantrini Liza
298 halaman,
Middle Grade Book/ Cooking
Rating:
Dipublikasikan Agustus
2013 oleh Mizan Fantasi
“Kalau kau
menang, yang jelas tidak mungkin, aku akan berhenti menjual Bahan Sihir Lily,
dan aku akan mengembalikan Booke.
Dan, kau bisa terus mengunci buku itu di lemari dalam lemari pendinginmu dan
membiarkan kekuatannya terbuang sia-sia. Tapi, kalau aku menang—dan aku akan
menang—kau harus bersumpah padaku bahwa tidak seorang pun dari anggota
keluargamu yang aneh, kampungan, dan norak itu akan pernah mendekatiku ataupun Booke lagi.”
Sudah sembilan bulan berlalu
sejak Bliss Cookery Booke—buku resep ajaib warisan nenek moyang keluarga Bliss—lenyap
dicuri oleh Bibi Lily. Sejak itu pula, kota Calamity Falls menjadi lesu karena
toko roti keluarga Bliss yang biasanya menjual roti-roti pembawa kebahagiaan
kehilangan “daya magisnya” dan hanya menjual roti-roti biasa.
Di sisi lain, Bibi Lily menjadi
pembuat roti terkenal. Dia telah memiliki acara televisinya sendiri, menjual
alat-alat dapur khas Lily, bahkan menjual Bahan SIhir Lily untuk ditambahkan ke
dalam resep-resepnya. Leigh, adik Rose
yang berumur empat tahun, tidak sengaja memakan perpaduan antara resep Lily +
sejumput Bahan Sihir Lily, yang membuat dia mendadak lancar berbicara dan
berpikiran dewasa. Sayangnya, hanya satu topik yang selalu diocehkan Leigh:
Lily si pembuat kue yang hebat!
Rose geram dan juga khawatir.
Rupanya Bibi Lily tidak hanya puas memanfaatkan Cookery Booke untuk membuatnya
terkenal. Dia juga ingin menguasai dunia. Demi menghentikan Bibi Lily dan
merebut Cookery Booke kembali, Rose menantang Bibi Lily dalam kontes memasak di
Gala Les Gáteaux di Paris.
Bersama keluarganya, Rose meminta
bantuan Kakek Baltazhar (kakek buyut dari kakek buyutnya ibu Rose) karena Kakek Baltazhar
adalah satu-satunya orang yang bisa menerjemahkan salinan Cookery Booke yang
ditulis dalam bahasa asing. Maka berangkatlah rombongan keluarga Bliss beserta
Kakek Baltazhar dan Gus, si kucing yang
bisa bicara, ke Paris untung memenangkan Gala.
Rose menelan
ludah. Mungkin aku bisa menang, pikirnya.
Mungkin ini bukan tentang siapa yang
memiliki bahan paling bagus dan yang memiliki bantuan sihir terbanyak atau
semacamnya. Mungkin ini tentang siapa yang paling bergairah untuk membuat kue,
dan membantu orang lain untuk merasa lebih baik.
Saya suka sekali dengan lanjutan
dari kisah keluarga Bliss ini. Pertama,
topiknya tidak jauh-jauh dari kue. Bikin ngiler asli. Kedua, setting cerita
kebanyakan di Paris. Seneng banget ngikuti petualangan Rose, Ty, Sage, dan
Leigh dalam mengumpulkan bahan-bahan ajaib yang dibutuhkan untuk memenangkan
Gala di penjuru kota romantis
itu. Ketiga, ada tokoh-tokoh
tambahan yang bikin cerita jauh lebih berwarna dibandingkan buku sebelumnya.
Tokoh-tokoh ini adalah Kakek Baltazhar, Gus, dan Jacquest yang walaupun di
mayoritas keadaan kerjaannya hanya berantem satu sama lain, tapi bener-bener
tulus dalam membantu keluarga Bliss. Dan keempat,
terjemahannya baguuuuuus untuk kategori buku anak-anak. Rapi, halus, dan tetap
terkesan polos. Sukaaaa lah pokoknya!
Buku ini saya beli sekitar tahun
2013, ketika baru anget-angetnya diterbitkan sama Mizan Fantasi. Saya, sebagai
penimbun buku sejati, tentu baru baca bukunya sekarang dong #malahbangga. Turut
prihatin karena sebaik apapun saya menjaga buku ini (dikekep di plastik bekas
JNE bertahun-tahun), teteeeep aja ada noda kuning-kuning a.k.a. berjamur.
UNTUNGNYA, jilid buku ini semacam dicat biru + glitter-glitter lucuk gitu sama
pihak penerbit, jadi secara sekilas nggak keliatan kalo buku ini buku jadul.
HA!!
Menurut saya pribadi yang nggak
begitu rajin baca buku fisik apalagi yang terjemahan, buku ini memiliki
Trifecta Keunggulan yang Saya Cari dalam Buku Fisik Terjemahan: sampul eye-catching; terjemahan bagus plus sesuai
dengan sasaran pembacanya yang middle
grade; dan font serta tata letak
tulisannya sangat rapi. GUYS. SODARA-SODARA PENERBIT. MOHON TIRU BUKU INI KALO
KALIAN MAU NERBITIN BUKU. Seriously. Terutama
poin mengenai font dan penempatan tulisan. Jaraaaaang sekali saya nemu buku
terjemahan yang eksekusi dari segi desainnya benar-benar bagus—bukan hanya memperhatikan
sisi estetika luarnya saja tapi sisi internal juga turut digarap serius. Kan
yang kita pelototin dari halaman per halaman secara keseluruhan paling cuma
jenis font dan penempatan tulisannya ya bok.
LOOK AT THAAAAT.
Untuk
kekurangannya….. HMMM karena semua buku dalam seri The Bliss Bakery Trilogy ini
sudah diterjemahkan oleh penerbit lokal, kalau ketiga bukunya dijejerkan maka
akan terjadi mismatched pada
jilidnya. Itu lho, tulisan 1, 2, dan 3 nya nggak kompak. OCD saya kambuh lah
tiap liat buku-buku ini jejeran di rak buku. Untungnya sih masalah itu nggak mengurangi semangat saya buat lanjut ke buku ketiganya eheheheh.
Saya SANGAT
SANGAT SANGATTTT merekomendasikan kalian untuk membaca The Bliss Bakery Series. Katanya sih, cari buku ini di Gramedia atau Togamas udah mulai susah, jadi mungkin buat yang belum nemu bisa mulai lirik-lirik beberapa toko buku online. Apa di antara kalian sudah ada yang baca seri
ini? Gimana pendapat kalian? I’d like to
hear your opinion guys, tulis di kolom komentar yaa.
No comments:
Post a Comment