Friday, 7 June 2013

Review: The Hunger Games by Suzanne Collins



Judul: The Hunger Games
Penulis: Suzanne Collins
Jumlah halaman: 374 (based on Goodreads)
Format: PDF
Rating: ♥♥♥♥♥


Oh, nggak seharusnya saya baca buku, apalagi namatin buku ini, mengingat baru tadi pagi ke dokter mata karena mata yang sebelah kanan ini kerasa pegel. Walhasil saya harus mengurangi aktivitas di depan komputer dan hal-hal yang menuntut mata saya untuk terus-menerus terfokus. Tapi tep rasanya nggak tenang, karena nggak tau mau ngapain kalo tanpa laptop dan buku -_____-

Pff kan jadi curcol. Jadi akhirnya saya tamat juga baca The Hunger Games ini. Awesoooooom saya sampe nggak tega ninggal buku ini lama-lama, hawanya pengen cepet dirampungin dan ganti ke buku yang kedua *dilempar* (ok.. ok.. I understand)


“Peeta,” I say lightly. “You said at the interview you’d had a crush on me forever. When did forever start?”
“Oh, let’s see. I guess the first day of school. We were five. You had on a red plaid dress and your hair . . . it was in two braids instead of one. My father pointed you out when we were waiting to line up,” Peeta says.
“Your father? Why?” I ask.
“He said, ‘See that little girl? I wanted to marry her mother, but she ran off with a coal miner,’” Peeta says.
“What? You’re making that up!” I exclaim.
“No, true story,” Peeta says. “And I said, ‘A coal miner? Why did she want a coal miner if she could’ve had you?’ And he said, ‘Because when he sings . . . even the birds stop to listen.’”


Seperti yang saya tulis di Wishful Wednesday, buku ini menjelaskan secara lebih mendetail dibanding filmnya (iyalah). Yang awalnya saya bingung kenapa kok di film Katniss nangis ngeringkel terus dilempar roti sama Peeta, seriously, at first I didn’t get it, but now it does make sense.

Inilah kenapa saya agak sebel kalo baca buku yang diadaptasi ke film, dan saya nonton filmnya duluan. Saya jadi otomatis membandingkan isi buku dengan filmnya, dan kehilangan unsur kejutan yang dikasih sama penulis. Tapi filmnya ini menurut saya udah bagus, bagus banget malah, nggak terlalu banyak adegan yang dipotong atau diganti, dan para pemainnya menurut saya udah cukup pas. Terutama J-Law yang jadi Katniss. Tiap saya baca, sosok J-Law ikut seliweran di otak saya.

Nah kan malah ngeloyor bahas film. Sudahi saja review ini. I love this book, and I hope my eye will recover soon so I could continue read the second book hoamh *tetesin mata* *nenggak pil* *bobok*


No comments:

Post a Comment