Judul: The Hunger Games
Penulis: Suzanne Collins
Jumlah halaman: 374 (based on
Goodreads)
Format: PDF
Rating: ♥♥♥♥♥
Oh, nggak seharusnya saya baca
buku, apalagi namatin buku ini, mengingat baru tadi pagi ke dokter mata karena
mata yang sebelah kanan ini kerasa pegel. Walhasil saya harus mengurangi
aktivitas di depan komputer dan hal-hal yang menuntut mata saya untuk
terus-menerus terfokus. Tapi tep rasanya nggak tenang, karena nggak tau mau
ngapain kalo tanpa laptop dan buku -_____-
Pff kan jadi curcol. Jadi akhirnya
saya tamat juga baca The Hunger Games ini. Awesoooooom saya sampe nggak tega
ninggal buku ini lama-lama, hawanya pengen cepet dirampungin dan ganti ke buku
yang kedua *dilempar* (ok.. ok.. I understand)
“Peeta,” I say lightly. “You said at the
interview you’d had a crush on me forever. When did forever start?”
“Oh, let’s see. I guess the first day of
school. We were five. You had on a red plaid dress and your hair . . . it was
in two braids instead of one. My father pointed you out when we were waiting to
line up,” Peeta says.
“Your father? Why?” I ask.
“He said, ‘See that little girl? I wanted to
marry her mother, but she ran off with a coal miner,’” Peeta says.
“What?
You’re making that up!” I exclaim.
“No, true story,” Peeta says. “And I said, ‘A
coal miner? Why did she want a coal miner if she could’ve had you?’ And he
said, ‘Because when he sings . . . even
the birds stop to listen.’”
Seperti yang saya tulis di
Wishful Wednesday, buku ini menjelaskan secara lebih mendetail dibanding filmnya
(iyalah). Yang awalnya saya bingung kenapa kok di film Katniss nangis
ngeringkel terus dilempar roti sama Peeta, seriously, at first I didn’t get it,
but now it does make sense.
Inilah kenapa saya agak sebel
kalo baca buku yang diadaptasi ke film, dan saya nonton filmnya duluan. Saya jadi
otomatis membandingkan isi buku dengan filmnya, dan kehilangan unsur kejutan
yang dikasih sama penulis. Tapi filmnya ini menurut saya udah bagus, bagus
banget malah, nggak terlalu banyak adegan yang dipotong atau diganti, dan para
pemainnya menurut saya udah cukup pas. Terutama J-Law yang jadi Katniss. Tiap saya
baca, sosok J-Law ikut seliweran di otak saya.
Nah kan malah ngeloyor bahas
film. Sudahi saja review ini. I love this book, and I hope my eye will recover
soon so I could continue read the second book hoamh *tetesin mata* *nenggak
pil* *bobok*
No comments:
Post a Comment