Dash & Lily’s Book
of Dares
by Rachel Cohn and David Levithan
260 halaman, dipublikasikan 26
Oktober 2010 oleh Knopf Books for Young Readers
Young Adult, Humor, Christmas
Menjelang pertengahan Desember, musim mulai berganti. Dan semakin
mendekati Natal, semakin banyak Christmast Reads yang ingin saya baca, salah
satunya ya buku ini. Dash & Lily’s
Book of Dares adalah sebuah proyek kolaborasi antara Rachel Cohn dan David
Levithan, dan merupakan novel Mr. Levithan kedua yang saya baca setelah Will
Grayson, Will Grayson (yang juga merupakan proyek kolaborasi Mr. Levithan
dengan John Green). Tidak mengherankan jika di sana sini saya merasakan
aura-aura tulisan John Green yang ditandai dengan sarkasme tingkat tingginya. Jadi
kalau kamu salah satu penyuka buku John Green dan mencari novel sejenis seperti
milik beliau, Dash & Lily’s Book of Dares bisa dijadikan salah satu
alternatif bacaan kamu.
***
Ketika sedang menjelajah “surga” pribadinya—atau biasa
disebut masyarakat awam toko buku Strand—Dash tidak sengaja menemukan sebuah
Moleskine* merah yang berada di antara tumpukan buku-buku yang ia jelajahi. Unsur
kepo membuat Dash membuka Moleskine itu, dan ternyata di dalamnya berisi sebuah
tantangan:
I’ve left some clues for you.
If you want them, turn the page.
If you don’t, put the book back on the shelf, please.
Namun bukannya mengembalikan Moleskine itu kepada si kasir
seperti yang diinstruksikan ketika ia sudah menyelesaikan tantangan
yang ada di dalamnya, Dash justru menantang sang penulis balik (dalam kasus
ini, Lily) dengan tantangan lain dan menahan buku tersebut hingga Lily
menyelesaikan tantangan yang ia berikan. Seperti yang dikatakan oleh Dash…. two can play this game.
Begitulah, Dash dan Lily saling “mengejar tantangan” dengan
si Moleskine merah menjadi penghubung di antara mereka. Di dalam Moleskine,
Dash dan Lily bisa menjadi orang terjujur di dunia. Berbagi rahasia, berbagi
harapan, dan berbagi pengalaman yang mungkin tidak bisa mereka lakukan ketika
Lily memutuskan untuk tidak meletakkan Moleskine di tempat awal atau Dash
memutuskan untuk tidak membuka dan mengikuti instruksi-instruksi di dalamnya.
But somehow, knowing
the Moleskine was tucked away in my bag, containing our thoughts and clues, our
imprints to each other, somehow that made me feel safe, like I could have this
adventure and not get lost and not call my brother to save me. I could do this
on my own, and not freak out that I had no idea what waited for me on the other
side of this night.
Tapi secara tidak langsung, mereka mulai memasang standar
tertentu terhadap diri masing-masing. Ide Lily tentang bagaimana sosok Dash,
atau ide Dash tentang sosok Lily. Karena bagaimanapun, mereka berdua adalah
dua orang asing yang belum pernah bertemu. Jadi apakah sosok nyata
mereka akan sama seperti yang tulisan mereka siratkan, atau semuanya hanya
perwujudan harapan alam bawah sadar yang terlalu tinggi?
Sofia’s words were
nagging at me: Was Lily the girl in my head? And if she was, wasn’t reality
bound to be dissapointing?
Saya sedang tidak ingin terlalu mengkritisi buku saat ini. Dengan
berbagai tekanan kuliah dan badan yang setengah sakit, saya cuma ingin
mengambil kesenangan murni dari membaca. Dan buku ini ternyata tidak
mengecewakan!! Tidak cuma satu atau dua kali saya dilirik aneh sama orang-orang
di sekitar saya karena tertawa tidak wajar. Tapi karena sahabat-sahabat saya
sudah paham sama kelakuan saya sih, alhamdulillah mereka maklum (THANKS GUYYYSSSSS *give an unlimited amount
of hugges and kisses*).
Buku ini diceritakan dari dua sudut pandang, dan ditata bergantian
antar bab. Baik dari sudut pandang Lily maupun Dash, saya bisa menikmatinya
dengan baik. Sebenarnya saya penasaran dengan cara Rachel Cohn dan David
Levithan menyusun buku ini, apakah Rachel Cohn yang menulis bab Lily dan David Levithan yang menulis
bab Dash? Atau mereka bersama-sama
menyusun tiap-tiap babnya? Bagaimanapun teknik yang mereka gunakan, hasilnya
sangat memuaskan. Mereka adalah tim yang cocok dalam menghasilkan karya yang
indah dan menghibur.
Yang saya pengen bilang di sini, Dash & Lily’s Book of
Dares cocok sekali untuk dibaca di suasana-suasana Desember. Desember galau dan
ndekem di pojokan buat menangisi diri sendiri? PUHLEASEEE……. Pick this darn good book and cuddle up in
your warm bed while the rain is pouring outside your window and devour it!!!!
The important people in
our lives leave imprints. They may stay or go in the physical realm, but they
are always there in your heart, because they helped form your heart. There’s no
getting over that.
*Moleskine adalah sebuah merek buku catatan/ agenda yang begitu terkenal hingga kadang-kadang seseorang menyebut agenda—walaupun mereknya bukan Moleskine—dengan Moleskine. Seperti ketika kita menyebut air minum dalam kemasan dengan Aqua, atau kendaraan umum dengan Daihatsu (ya, saya tahu kamu sering melakukannya).
**Gambar disadur dari lpofimagination dan perpetualpages. Thank
you guys!!
***Buku ini dibaca dalam rangka #bookishpinoysreadalong bulan
Desember. Akhirnya bisa selesai juga hahaha.
No comments:
Post a Comment