Monday, 22 December 2014

[Book Review] There You'll Find Me by Jenny B. Jones

There You’ll Find Me by Jenny B. Jones
314 halaman, Young Adult
Dipublikasikan 4 Oktober 2011

“It’s a beautiful place. Full of life. Everywhere I look, I see God.”
“Sounds like my brother. He came here his senior year and fell in love with the place.
“Then you need to discover the Ireland he saw.”

Alasan kamu harus baca There You’ll Find Me:

(1) IRLANDIA

(2) Cowok cute yang kebetulan adalah artis

(3) Adik perempuan yang sangat menyayangi kakaknya, walaupun sang kakak sudah meninggal


*sigh* Apa ada hal yang bisa lebih meyakinkan saya selain tiga poin di atas buat menjadikan buku ini salah satu bacaan favorit 2014? WE NEED MORE IRELAND IN YA BOOKS, EVERYONE!!!

Awalnya, saya tidak berekspektasi apa-apa. Cuma…. Okay, I think I’ll read a YA book. Oh! This one looks tempting!! Walaupun saya akui, covernya juga nggak cakep-cakep amat. Dan saya pun sebelumnya nggak tau kalau setting-nya adalah Irlandia. Why didn’t anyone tell me!!!!


Sejak kematian kakaknya dua tahun yang lalu, hidup Finley hancur berantakan. Dia mulai tidak percaya kepada Tuhan, sudah tidak bisa mendengar bisikan-Nya lagi, karena bagaimana bisa Will yang begitu berhati besar dan religius menjadi salah satu korban pemboman teroris di Afghanistan, tempat ia berjuang membuka sekolah darurat?

Demi mendengar Tuhan kembali, dan demi mengenang Will, Finley memutuskan untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Irlandia, mengambil jejak yang sama seperti Will dahulu sebelum ia menjadi reporter CNN. Bermodalkan jurnal Will ketika ia menjadi murid program pertukaran, Finley berusaha menemukan Tuhan, seperti Will yang menemukan keyakinannya di Irlandia.

I wanted to see every single spot my brother did. Feel what he felt. Feel… something. I would set foot on each landmark Will had and see it with my eyes and my brother’s words.

Tapi sejak di pesawat, Finley selalu bertemu dengan Beckett Rush, artis yang namanya sedang melejit karena  membintangi film berseri tentang vampir—I know, riiiiiight? :))). Artis arogan adalah hal terakhir yang ingin diladeni oleh Finley, karena segala tindak-tanduk Beckett selalu diawasi media dan Finley sudah kenyang berurusan dengan media. Masa kelamnya sudah lewat dan dia begitu ingin membuktikan kepada ibunya bahwa dia telah berubah.

Sayangnya, menemukan Irlandia seperti Will ternyata tidak semudah yang Finley bayangkan. Pertama Beckett, yang dengan atau tanpa taring palsunya selalu menjengkelkan setengah mati (saya selalu tersenyum setiap Beckett “salah” mengucap nama Finley, I really have a serious problem with a handsome goof). Lalu Mrs. Sweeney, penghuni panti jompo yang ditugaskan untuk jadi “guardian”nya ternyata adalah wanita tua pahit penuh dendam yang sakit-sakitan. Dan yang terakhir adalah potongan gambar di halaman terakhir jurnal Will yang sepertinya semakin mustahil ditemukan di Irlandia, padahal tempat dalam foto itu adalah kunci terakhirnya untuk menyempurnakan simfoni untuk Will, yang akan membuktikan kepada orang tua Finley bahwa ia telah berubah. Gosh, it isn’t like a freaking picnic.

Laughing, Beckett took my right hand and spun me round.
And then I was laughing too.
It was the sound made by a girl who hadn’t lost a brother. A girl who wasn’t angry, who hadn’t had her world upended.

There You’ll Find Me adalah salah satu kisah sukses random browsing saya hahaha entah sudah sejak kapan buku ini mendiami ebook reader, berdebu dan terlupakan karena tertumpuk ebook-ebook downloadan terbaru. Hingga detik saya mengetik review ini, saya masih diliputi perasaan hangat di hati. Literally. Saya kira istilah itu cuma kiasan saja, hingga saya merasakannya saat ini. It is a beautiful feeling, I want to soak in it everyday.


Eh ya, Gramedia sudah menerjemahkan buku ini loh Agustus lalu. Dan dari judul terjemahannnya itulah (Menemukan-Mu) saya baru sadar kalau yang dimaksud adalah pencarian seorang hamba terhadap Tuhannya, bukan antara Finley dan Will. Saya sebenarnya tidak begitu suka sama covernya, karena walaupun saya akui buku ini bertema religi, kontennya lebih dari itu. Tapi saya senang karena Gramedia sudah mengambil langkah ke depan untuk menerjemahkannya. 

I know what it’s like to make bad choices—ones that seem right at the time. And I know what it’s like to pay the consequences.


So, go get/ buy/ steal it, duckies!!

2 comments: