Friday, 2 January 2015

[Book Review] The Truth About Forever by Sarah Dessen

The Truth About Forever
penulis Sarah Dessen, penerjemah Shandy Tan (Wiwi Tanjuli)
379 halaman, Young Adult/ Realistic Fiction 
diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, beli di Toko Buku Scoop

Dulu, ini pernah menjadi hidup yang kuinginkan. Bahkan kupilih. Tapi, sekarang, tak bisa kupercaya pernah ada masa ketika kemonotonan dan keheningan semacam ini, eksistensi yang sangat sempit ini, lebih kusukai. Kalau dipikir-pikir lagi, dulu aku tidak pernah mengetahui hal-hal lain.

Ada yang bilang bahwa seorang gadis harus membaca setidaknya satu buku karya Sarah Dessen di hidupnya. Dan saya sangat setuju! Bagi saya, Sarah Dessen adalah jagonya dalam meramu novel Young Adult. Ya mungkin memang karena YA adalah “ladang utama” yang beliau garap, nggak pake nyambi-nyambi bikin genre lain. Selalu ada yang bikin saya terkesan dari novel-novel beliau (bagi sebagian orang, ramuan yang dipakai Sarah Dessen hampir serupa, tapi saya tidak merasa seperti itu). Garapan beliau selalu rapi, terutama di Truth About Forever ini, yang merupakan salah satu novel favorit saya dari banyak karya yang sudah Sarah Dessen terbitkan.

The Truth About Forever bercerita tentang Macy, yang hidupnya selalu teratur, terencana, dan terkendali. Semua berawal dari kematian ayahnya satu setengah tahun yang lalu. Kematian ayahnya yang mendadak merupakan pukulan yang besar bagi keluarga Macy. Semua bereaksi berbeda terhadap kehilangan itu. Caroline—kakak Macy, yang paling emosional di keluarga itu—sudah menikah dan memutuskan untuk tinggal jauh dari sana. Ibunya berduka dengan caranya sendiri, menenggelamkan diri dalam proyek townhouse yang dulu merupakan impian sang suami. Sedangkan Macy tidak pernah berlari lagi. Dia berubah menjadi pendiam, menarik diri dari teman-teman satu tim larinya, dan menghindari segala hal yang mengingatkan terhadap ayahnya. Karena itulah Jason, pacarnya, merupakan pegangan terbesar dalam hidup Macy, karena Jason yang luar biasa pintar selalu punya jawaban dan cara untuk mengurai masalah yang ada di depan Macy, mengubahnya menjadi tampak sederhana.

Maka ketika Jason akan menghabiskan musim panas di Kamp Otak (kamp musim panas khusus untuk para jenius), Macy sebenarnya agak kehilangan arah. Selain bekerja di perpustakaan menggantikan Jason, musim panasnya terancam kosong melompong. Tapi Tuhan ternyata punya rencana lain. Secara kebetulan, Macy bertemu dengan para kru katering Wish, dan ditawarkan untuk bekerja di sana. Katering Wish yang serba ribut, selalu terbentur masalah demi masalah, dan terkenal dengan baksonya (semua orang suka bakso!) merupakan titik balik dalam kehidupannya.

“Tapi jika segala sesuatunya selalu mulus dan sempurna,” lanjut Delia, “kau akan menjadi sangat terbiasa dengan keadaan ini, kau tahu? Sesekali kau harus mengalami sedikit ketidakteraturan. Kalau tidak, kau takkan pernah benar-benar menikmati ketika keadaan berjalan benar.”

Banyak hal yang terjadi pada Macy di musim panas ini. Dimulai dengan bekerja di katering Wish secara diam-diam, hubungan dengan Jason yang tidak berjalan baik (HE’S SUCH A DOUCHE I SWEAR!!!!), proyek renovasi rumah pantai yang dilakukan oleh Caroline, dan konflik besar yang dihadapi Macy dengan ibunya. Namun semua berujung pada satu hal, cepat atau lambat…. mereka harus berhenti menghindar dari kenyataan bahwa ayahnya sudah tiada. Dan mereka harus terus menjalani hidup.

***
Banyak tokoh pembantu di novel ini yang berkesan bagi saya. Seperti misalnya Delia, si pemilik katering Wish yang selalu baik kepada Macy. Juga Kristy, yang mungkin merupakan sahabat pertama bagi Macy. Bahkan Caroline, kakak Macy yang mulanya pembangkang pun menurut saya memiliki peran luar biasa dalam perkembangkan tokoh Macy dan ibunya (terutama ibunya!). Orang-orang bijak di atas sudah mengajarkan begitu banyak pada Macy, dan juga saya, tentang apa arti selamanya dan arti kehilangan.

“Yang harus kauputuskan,” kata Kristy padaku, mencondongkan tubuhnya, “seperti apa hidup yang kauinginkan. Misalkan ‘selamanya’ untukmu berakhir besok, akankah ini menjadi cara yang kauinginkan untuk menikmatinya?”

Dan tentunya, novel YA tidak akan lengkap tanpa adanya hero. Walaupun tidak masuk dalam daftar book-boyfriend saya, Wes di sini merupakan tokoh yang cukup bikin megap-megap. Permainan Truth yang mereka lempar satu sama lain merupakan angin segar bagi para pembaca. Dan duh, saya juga pengen dong dikasih pensil yang bau sirop itu *halah apasih*. Satu hal yang saya suka dari Macy di sini adalah dia punya batasan. Dia bukan tipe cewek yang selalu memikirkan gebetan ketika lagi nggak ketemu, atau istilah Kristy sih, mengeces. Dia juga tidak mengalami perasaan baru-pertama-ketemu-tapi-ada-getaran-listrik-di-antara-mereka yang sering muncul dalam novel-novel keju *kemudian kesetrum*. Man, that girl has integrity.

hobi favorit nomor satu sedunia: hujan, selimut, dan novel romantis
(pura-pura lupa kalo masi
h suasana UAS)
Seperti yang saya bilang di awal, The Truth About About Forever merupakan salah satu novel favorit saya. Selalu ada pelajaran yang saya ambil dan di sini, terlepas dari berapa kali saya membacanya, dan cara penyampaian yang dilakukan Sarah Dessen juga sama sekali tidak terkesan menggurui. Dulu saya sudah membaca versi ebook bahasa Inggrisnya, dan ketika kemarin punya uang lebih, saya akhirnya bisa membeli versi fisik terbitan Elex (dapet diskon lumayan banyak sih dari Tobuk Scoop hehe). Menurut saya, terjemahannya lumayan bagus dan rapi, walaupun masih ada beberapa salah ketik yang saya temukan (ada satu kata yang tidak tertulis yang membuat makna kalimatnya jadi membingungkan, dan ada dua atau tiga tanda baca yang kurang, tapi selain itu, kualitasnya udah oke banget!). Cuma satu sih protes saya ….. FONT NYA KECIL SEKALI ASTAGA. Kasihan mata saya dong kalo harus melototin tulisan segitu terus.

Tapi, tidak apa-apa jika kita tidak cocok di mana pun, selama kita bisa cocok di satu tempat.

Apa ada di antara kalian yang sudah baca novel ini? Gimana menurut kalian? Tinggalkan kesan kalian di kolom komentar ya, saya bakal dengan senang hati membalasnya. Happy January, everyone!!!! ;)

2 comments:

  1. You write such a good review. I'm gonna put this up in my wishlist shelf since I hooked up by your review. Thanks :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you so so much. I'm flattered, Oky :") I like your reviews too!

      Delete