Monday, 9 February 2015

[Book Review] For Real by Alison Cherry

For Real
penulis Alison Cherry
340 halaman, Young Adult
Rating:  image
Dipublikasikan 9 Desember 2014 oleh Delacorte Press

Why do you want to be on this show (besides the million-dollar prize)?
MIRANDA: I spent the last year dating a self-involved, cheating asshole who wants to be famous. He’s on your show. I’m here to keep him from succeeding.
ME: I’m here to support my sister. Letting her loose in the world of reality TV on her own world would be like tossing a baby into a swimming pool without water wings.

Kalau kalian mengharapkan novel bertema road trip antar dua sahabat (seperti yang disiratkan oleh cover) siap-siap aja untuk kecewa. Eits jangan khawatir, novel ini menjanjikan premis yang jauh lebih baik kok: reality show! Tahu sendirilah, udah buanyak banget penulis yang mengangkat tema road trip sampai saya capek sendiri ngikutinnya. Tapi kalau reality show… wah saya belum pernah baca tuh sebelumnya. Maka ketika tahu seseorang bersedia membagi informasi tentang dunia reality show, saya siap menyambutnya dengan tangan terbuka.


Miranda baru saja putus dengan pacarnya, Samir, yang memang dari radius lima mil sudah mengeluarkan aura brngsk. Baru ketemu beberapa menit saja, Claire sudah tahu bahwa pacar (atau tepatnya mantan) kakaknya itu adalah cowok paling arogan, narsis, dan menyebalkan di muka bumi. Dan firasatnya langsung terbukti ketika Samir mengkhianati dan mempermalukan kakaknya di depan teman-temannya, tepat seminggu sebelum Miranda dan Samir pindah untuk tinggal bersama.

Untuk menghibur kakaknya itulah, Claire mengajukan alternatif balas dendam yang bakal lebih menyakitkan bagi Samir. Mereka akan mengikuti Around the World, mengikuti jejak Samir yang sudah lebih dahulu lolos menjadi peserta. Around the World merupakan reality show yang mengajak pesertanya keliling dunia untuk memenuhi tantangan-tantangan tertentu, dan tim yang paling terakhir memenuhi tantangan akan tereliminasi (and say goodbye to 1 million dollars). Miranda dan Claire akan bekerja sama untuk mengeliminasi Samir, yang juga berarti bakal mengakhiri jalan karirnya di depan televisi selamanya. (Man, girls can be such a freakin bitch, so just don’t messing around with us okay? It’ll end dirty).

“I know it’s not something you’d normally do. But come on, don’t you want to take him down in front of the whole world? Everyone would remember that. Every single time he went to an audition, he’d be ‘that guy who got his butt handed to him by his ex-girlfriend on TV.’ Nobody would ever respect him again.”

Dengan pengetahuan tak-terbatas Claire terhadap reality show (thanks to all those endless reality shows marathons) dan cerita “menyedihkan” Miranda, mereka memantapkan diri untuk mengikuti audisi dadakan. Claire bertekad untuk membantu kakaknya membalas dendam dan juga memperbaiki hubungan kakak-beradik mereka yang selama ini renggang. Dan kamu tahu apa yang mengejutkan? Mereka benar-benar lolos audisi!! Para produser menelan bulat-bulat cerita mereka. Tim lain yang lolos bersama mereka adalah Will dan Lou. Claire tidak menyangka bahwa Will, cowok cute yang ia kenal ketika mereka mengantri audisi juga terpilih. Tapi dengan senyum manis dan kepribadiannya yang supel, siapa yang bisa menolak Will? 


Malapetaka dimulai ketika tema Around the World tahun ini diumumkan: Around the World in Eighty Dates. Yang artinya….. masing-masing peserta akan berpasangan laki-laki—perempuan. Yang artinya…… Miranda dan Claire harus terpisah. Yang artinya……………… bakal ada kemungkinan Miranda untuk berpasangan dengan Samir.



Yang bikin saya cukup terkejut adalah destinasi pertama mereka: Surabaya! Yep, seneng rasanya waktu tahu kalo ada seorang penulis yang mau repot-repot menyorot negara kita. Di kota Surabaya pula!!! (biasanya kan, Bali lagi…. Bali lagi….). Selain Surabaya, destinasi dan tantangan mereka di negara lain juga unik-unik lho :))) Jangan kira perjalanan mereka bakal super mewah dan jalan-jalan cantik aja ya, karena produser mereka getol sekali mengerjai mereka dengan tantangan paling EWH dan aneh. Saya masih geli ketika Claire dan Will (mereka berpasangan di tantangan ini!) harus minta tolong sama penduduk lokal bernama Taufik untuk mencari ikan asin dan srikaya di Pasar Pabean :’)))) bener-bener ditulis ‘ikan asin’ dan ‘srikaya’ di kertas tantangan mereka. Bikin saya agak bersyukur juga sih sama negara-negara macam kita gini soalnya selain punya bahasa nasional sendiri, kita tetep diwajibkan buat mempelajari bahasa universal semacam Bahasa Inggris, Jepang, Perancis, dll. Jadi jatohnya nggak manja dan malas belajar.

“And the next question. Um….if you could only eat food beginning with one letter of the alphabet for the rest of your life, which letter would you choose?”
“Ooh, good one.” He thinks about it for a minute, and I take that time to concentrate on banishing my blush. “I’d choose P. I’d be able to have pizza and pasta and pad Thai and peanut butter. And pie, obviously.”
“What would you put the peanut butter on?
“Pumpernickel. With peach preserves.”
I laugh. “Nice.”



Dunia reality show ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh Claire. Marathon beberapa acara TV pun tidak terbukti mampu mempersiapkan diri pada kenyataan pahit yang harus ia alami sewaku mengikuti Around the World: di reality show…. tidak ada yang benar-benar real.

“Claire…you know there’s nothing actually real about reality show, right?”
“Yeah, of course I know that. The producers manipulate the story and fabricate drama. And thins are filmed out of order, and—“
“No, I mean, everything. You don’t have to be yourself when the cameras are on. People come on these shows, and they get characterized as the nerds, or the daredevils, or the bimbos, but that isn’t necessarily who they really are, it’s just who they’ve become for the producers and the viewers. You can be anyone you want.”

Hal itulah yang membuat saya agak jengkel sama Claire, karena dia sombong. Padahal pengetahuan yang ia gembor-gemborkan itu hanyalah beberapa tipuan dasar yang ditanamkan para produser untuk diyakini para penontonnya. Kalau bukan karena bantuan pasangan-pasangan timnya, mungkin Claire sudah tereliminasi dari awal. Maka dari itu nggak heran di Around the World in Eighty Dates, Claire terkesan seperti peserta yang paling polos. Dan menyedihkan, karena bahkan Miranda pun berulang kali “menjatuhkan” dia baik saat mereka melakukan tantangan atau saat mini interview.

Kalau saya jadi Miranda sih, saya juga bakal jengkel. Claire mulai membelok dari tujuan awal mereka mengeliminasi Samir sih dan malah menghabiskan setiap waktunya untuk mengejar Will, bahkan ketika Claire dan Will sudah tidak satu tim lagi. Masuknya sudah bukan tahap kepo lagi, tapi stalker. Claire juga cenderung men-judge peserta lain dari penampilan dan latar belakang mereka. Uggghhh.


Tapi itulah yang membuat novel ini istimewa di mata saya. Sikap menyebalkan Claire mengingatkan saya sama diri saya sendiri di masa lalu (walau nggak separah dia sih) ketika masih silly, menyebalkan, judgemental, dan sok tahu. Di Around the World inilah Claire belajar untuk mengenali kesalahannya dan berubah jadi lebih baik, nggak jarang melalui komentar pedas orang lain. Andai saja saya baca novel ini sejak dulu—wkwk padahal juga baru terbit beberapa bulan yang lalu—pasti saya juga bisa mengenali kesalahan saya dan belajar lebih cepat.

Secara umum, For Real ini adalah novel yang super menyenangkan!!! Gaya penulisannya bagus, tidak ada fakta yang dilebih-lebihkan di tiap destinasi mereka, dan plotnya selalu memberikan kejutan bagi pembacanya. Bikin saya penasaran buat membaca karya lain Alison Cherry. Kalau ditanya apakah saya bakal membaca ulang novel ini di lain waktu, jawabannya adalah YA!!! Ayo dong penerbit Indonesia terjemahin novel ini! 

1 comment:

  1. wow kayaknya seru nih buku ini. ikan asin di pasar pabean =))

    ReplyDelete