I don’t hold back. It’s
like having a conversation with the book. It tells me things and I respond with
semi-illegible scrawling, and exclamation points, and wild circles around
phrases that hit me really hard. We talk like that all night, A Little Princess and I. With only one
lamp on and my red-framed glasses in the next room, I have to hold the book so
close to my face that I can smell the pages, and it makes it even easier to get
lost in this other world.—Life by Committee by Corey Ann Haydu
Ini semua dimulai ketika saya iseng main-main di situs Youtube
dan nyasar ke sebuah akun milik Ariel Bissett. Salah satu video booktube-nya, Annotating Your Books,
begitu mengubah jalan pikir saya mengenai bagaimana selama ini saya memperlakukan
buku fisik yang saya punya/ pinjam/ baca. Pra-Ariel, saya adalah penimbun dan
pembaca buku yang sangat protektif terhadap koleksi saya: kalau baca harus
jauh-jauh dari makanan dan minuman (KALAU KETUMPAHAN GIMANA HUAAAAA), pantang
membuka buku terlalu lebar biar lem jilidnya nggak rusak; mau menandai halaman
penting? HARUS pake post-it/ sticky notes; ada sampul atau halaman yang nggak sengaja
tertekuk? Mewek tiga hari tiga malam.
Awalnya memang cukup skeptis dengan masalah corat-coret buku
ini. Namun setelah bereksperimen dengan salah satu buku yang saat itu sedang
saya baca, ternyata sangat menyenangkan!! Annotating
Your Books, membuat pengalaman membaca jadi jauh berbeda (in a good way) karena saya merasa bebas
mengekspresikan apa yang saya pikirkan ketika membaca adegan-adegan menarik
melalui tulisan-tulisan kecil yang saya coretkan di marginnya. Seperti kutipan
di atas: It’s like having a conversation
with a book! Dan walaupun belum pernah saya coba, sepertinya Annotating Your Books ini bakal membuat
pengalaman meminjamkan buku ke teman menjadi lebih seru karena seolah-olah kita
berada di balik bahu mereka untuk membisikkan pendapat kita sepanjang cerita. Hihi.
Annotating Your Books bakal terasa mengasyikkan jika kamu
memilih buku yang tepat. Tonton videonya dulu sebelum protes ok? J
Bagikan Scene of Three mu hari ini:
1. Tuliskan
suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya
dari buku pilihan kalian ke dalam suatu post.
2. Jelaskan
mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
3. Jangan
lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link
menuju blog Bacaan B.Zee.
4. Masukkan
link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama
peserta Scene on Three.
5. Meme
ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai
dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).
Saya juga awalnya "menghargai" sebuah buku segitunya. Sekarang, yah walaupun belum sampai pada tahap memberi tanda pada buku, "rusaknya" sebuah buku bukan akhir dari segalanya :)
ReplyDeleteIya karena lama-lama nggak nyaman juga baca buku sambil terus tetep menjaga kondisinya tetep "sempurna" hehe. Aku juga baru mulai menandai di margin aja kok, dan itu pun baru di satu buku aja karena emang kebanyakan buku yang aku baca berformat ebook :)
DeleteBener juga sih, tapi ada beberapa pertimbangan lain, misalnya kalo bukunya mau dijual lagi (kemungkinan kecil sih), bukunya bakal susah ditemukan lagi (yang sering), dan kepuasan diri kalo punya koleksi yg perfect. Aku sih seringnya annotating di blog, pernah juga ada buku yg bikin gatel, tapi baru pake pensil. Yah, mungkin suatu saat. Biasanya kalo beli buku bekas aku juga suka baca2 catetannya, seru memang
ReplyDeleteTrust me, mbak..... dulu aku itu paling sebel kalo pinjemin buku ke temen terus dibalikin dalam bentuk lecek hehe jadi tau banget lah gimana rasanya protektif ke buku itu.
DeleteSebenarnya buku yang aku annot itu adalah yang lagi aku pelajari terjemahannya, dan yang aku tandai palingan pas di salah eja atau pas terjemahannya nggak nyambung aja. Tapi sejak itu.....nggak tau ya, lama-lama suka aja. Jadi nambah tulisan-tulisan kecil di margin (dimulai dari sesimpel HA HA HA, atau "THIS DUDE IS ANNOYING" atau "OHMYGOD HE'S MINE, EVERYBODY!") nggak sampe gambar huruf X gede separagraf juga. Paling banter juga nge-underline atau stabilo quote penting. Soal stabilo ini aku emang sengaja pake yang warna-warni dan "harus" pinjam dari teman, jadi aku selalu ingat kalo buku ini udah aku ajak jalan-jalan sampe banyak tempat.
Rasanya menyenangkan banget, dan bikin selalu nunggu-nunggu kapan aku bakal lanjut baca buku itu lagi (karena pas itu emang lagi sibuk nugas banget).