Friday 9 December 2016

[Review Buku] Knot in My Backyard oleh Mary Marks

Knot in My Backyard (Quilting Mystery #2)
penulis Mary Marks
352 halaman, New Adult (NA)/ Misteri
Rating: image
Dipublikasikan 4 November 2014 oleh Kensington

A diamond brocade pattern is more quilter Martha Rose's style than a baseball diamond - especially when it comes to the new eyesore of a stadium ruining her lovely San Fernando Valley neighborhood. Martha doesn't know a bunt from a bundt cake, but when she stumbles upon the battered body of baseball coach Dax Martin, she doesn't need a scorecard to know it's foul play. LAPD homicide detective Arlo Beavers is convinced one of her neighbors is responsible. But Martha and her fellow quilters Lucy and Birdie soon discover a whole field of suspects who might have wanted to take the coach out of the game permanently.

Martha Rose meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya di novel pertama seri ini, Forget Me Knot. Sebenarnya saya tidak berencana untuk melanjutkan seri ini terlebih dahulu, mungkin tahun depan atau kapan, tapi godaan terlalu kuat hehehe, apalagi setelah tahu “konflik” apa yang dialami Martha Rose di sini. Akhirnya, novel ini habis dalam waktu semalam deh *no shame*.

Ketika berjalan santai dalam rangka membakar kalori (nyaris semua pakaiannya sudah tidak muat lagi), Martha Rose menemukan mayat di belakang lapangan baseball milik Joshua Beaumont Schoolsekolah privat milik kaum-kaum kaya. What, again? Mayat tersebut dikenalinya sebagai Dax Martin, pelatih baseball Beaumont. Martha langsung menelepon Arlo Beavers, kekasihnya yang juga detektif di San Fernando Valley, untuk mengurus masalah tersebut. Arlo, yang masih trauma dengan kejadian 4 bulan lalu (baca buku pertamanya yaa) mewanti-wanti Martha untuk tidak ikut campur dalam penyelidikan kasus Dax Martin. Namun, ketika tetangganya, Ed Pappas, yang begitu baik dan selalu membantu Martha selama ini dituduh sebagai pembunuh Dax, Martha tidak bisa diam begitu saja!


***

Sampai pada titik ini saya sudah terbiasa dengan tingkah protagonis yang kelewat “peduli” untuk mondar-mandir mengungkap siapa pembunuh sebenarnya pada kasus-kasus yang muncul. Tidak terkecuali Martha Rose ya. Nah, asyiknya di novel ini, dia nggak bakal sendirian. Ada banyak sekali tokoh baru yang akan membantu dan melindungi Martha Rose dalam melakukan penyelidikannya. Bisa dibilang kejadian naas yang menimpa Dax Martin malah menyatukan masyarakat San Fernando Valley =)). Semua sayang sama Martha Rose, dan semua ingin membantu membebaskan Ed Pappas dari tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Tapi disamping teman-teman baru yang ia dapat, Martha Rose juga harus mengorbankan dua hal yang berharga di hidupnya. Saya sedih sekali waktu baca bagian ini, yang akhirnya membuat saya betah begadang untuk tahu bagaimana nasib Martha selanjutnya. Bisa dibilang saya cukup puas dengan keputusan-keputusan yang ia ambil, karena kalau dilihat dari sisi positifnya…. masalah ini memberikan sudut pandang baru bagi Martha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.


Novel ini tidak selucu novel pertamanya ya, pun tidak begitu sering membahas quilting atau kerajinan lainnya. Suasana di sepanjang cerita terbilang cukup tegang, sehingga tidak menyisakan banyak ruang untuk bercanda. Namun, kita akan lebih terfokus pada persahabatan dan rasa kekeluargaan yang kental, dan menurut saya itu adalah poin yang lebih bagus. Untuk misterinya sendiri, cukup rumit ya. Saya tidak berhasil menebak siapa pembunuh Dax Martin, baru ngeh sekitar satu bab sebelum pembunuh sebenarnya terungkap. Eksekusi yang dilakukan penulis sangat baik karena dia tidak pernah memakai pola yang sama di tiap bukunya. Saya jadi penasaran untuk lanjut ke buku ketiganya. Tapi juga sayang kalo ceritanya keburu habis soalnya saya belum siap say goodbye sama Martha Rose dan kawan-kawan.

No comments:

Post a Comment