Thursday 22 December 2016

[Review Buku] Two by Two oleh Nicholas Sparks

Two by Two
penulis Nicholas Sparks
497 halaman, Romance/ Fiction
Rating:  
Dipublikasikan 4 Oktober 2016 oleh Grand Central Publishing

#1 New York Times bestselling author Nicholas Sparks returns with an emotionally powerful story of unconditional love, its challenges, its risks and most of all, its rewards.
At 32, Russell Green has it all: a stunning wife, a lovable six year-old daughter, a successful career as an advertising executive and an expansive home in Charlotte. He is living the dream, and his marriage to the bewitching Vivian is the center of that. But underneath the shiny surface of this perfect existence, fault lines are beginning to appear...and no one is more surprised than Russ when he finds every aspect of the life he took for granted turned upside down. In a matter of months, Russ finds himself without a job or wife, caring for his young daughter while struggling to adapt to a new and baffling reality. Throwing himself into the wilderness of single parenting, Russ embarks on a journey at once terrifying and rewarding—one that will test his abilities and his emotional resources beyond anything he ever imagined.


Akhirnya saya bisa menyempatkan waktu untuk membuat review novel ini. Two by Two merupakan karya teranyar Nicholas Sparks, yang bagi saya termasuk penulis “untung-untungan”. Kalau mood tepat, novel beliau bisa saya nikmati dengan baik. Nah kalau lagi nggak mood, duhh bakal adaaaa aja salahnya yang bikin saya nggak sreg dan berujung misuh-misuh.

Untuk kasus Two by Two ini, saya cukup beruntung. Kisahnya yang sebenarnya sedih, sejalan dengan mood saya saat itu. Ditambah, sejak awal cerita Nicholas Sparks sudah membangun pondasi cerita yang jelas, sehingga tidak ada perasaan “njomplang” waktu cerita dipindah dari satu kejadian ke kejadian lain. Sisi negatifnya? Nicholas Sparks membangun pondasi cerita tersebut melalui paragraf yang puanjang-puanjaaaang, sehingga pembaca bisa cepat bosan dan cenderung nge-skip bagian itu. Jadi buat kamu yang lihat jumlah halamannya aja udah keder, lebih baik dipertimbangkan lagi kalau mau membacanya.

Buat kamu yang tetap ingin membaca…. tenang saja. Cerita Two by Two tidak cheesy kok (seperti yang saya rasakan di novel-novel beliau sebelumnya). Hal ini cukup rumit memang, karena narator kita adalah seorang laki-laki dewasa yang….. yahhh bakal males banget buat dibaca kalo dia orangnya kelewat menye. Makanya, eksekusi Nicholas Sparks dalam mewujudkan tokoh Russell ini saya acungi jempol. Bagian pengembangan tokoh Russell merupakan fokus utama dari novel ini, yang saya ikuti dengan baik langkah demi langkahnya. Saya yang sejak awal sama sekali nggak suka sama Russell (terlalu dibutakan oleh cinta ke Vivian sih, dan bukan sosok kepala keluarga yang tegas), lama-lama jadi luluh sendiri sama kesungguhan dia buat menjadi ayah yang baik bagi putrinya. Walaupun dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi Russell buat menyadari kesalahan-kesalahannya, kalau melihat Russell yang baru, semua bakal tampak worth it. Sebuah penggambaran perjuangan hidup yang jujur dan mengharukan dari Nicholas Sparks.

But here’s the thing: With each of them, I was a different person. I was a brother and a father and a suitor, and I think to myself that these distinctions reflect one of life’s universal truths. At any given time, I am not the whole me; I am but a partial version of myself and each version is slightly different from the others. But each of these versions of me, I now believe, has always had someone by his side. I’d survived the year because I’d been able to march two by two with those I loved the most.

Overall, novel ini cocok buat kamu yang memang ngefans dengan karya-karya Nicholas Sparks, atau punya waktu luang untuk menikmati cerita hangat mengenai keluarga. 

No comments:

Post a Comment