Friday, 4 October 2013

My Life Next Door



My Life Next Door by Huntley Fitzpatrick
394 pages, Young Adult Contemporary


“So what?” I say. “He has a big family. Why is that such a issue for you? What does it matter to you?”



Samantha Reed punya satu ritual yang ia jalani bertahun-tahun; mengintip kehidupan keluarga Garrett dari atap dekat jendela kamarnya. Padahal, Mom benci setengah mati pada mereka. Mom tidak habis pikir, bagaimana Mr. dan Mrs. Garrett bisa hidup bersama 8 anak yang berlarian kesana-kemari dan berteriak seperti banshee.

Sampai suatu ketika, Jase Garrett memergokinya dan mengajak berkunjung ke rumah Garret. Bayangkan, bertahun-tahun hanya bisa melihat dari jauh, sekarang  Sam bisa bertemu dengan keluarga Garrett. Terutama sama si kecil George yang masih suka ngompol dan super sweet aaaaaak :”)

Semakin lama Sam semakin dekat dengan Jase dan para Garretts. Bahkan kadang ia mau babysit krucil-krucil Garrett kalau Mr. dan Mrs. Garrett sedang pergi. Mom bakal membunuhnya kalau sampai tahu, tapi dia sedang sibuk untuk pemilihan senator bersama dengan Clay, kekasihnya yang membantu Mom dalam pencalonan.

Sementara, sahabat terdekatnya (Nan) sedang mengalami masalah dengan kakaknya (Tim) yang sedang terbelenggu drugs. Sam sudah kenal Tim sejak kecil, bahkan dulu Tim adalah pelindungnya, ia lebih akrab dengan Tim daripada Nan. Nan juga sedang mengalami masalah dengan pacarnya (yang agak nerd menurut saya). Jadi, Sam merasa tidak enak buat curhat tentang Jase dan segala hal yang terjadi belakangan ini, seperti kedekatannya dengan Jase dan keluarga Garrett. Kepada siapa lagi Sam mau cerita?

Hingga suatu ketika sebuah “kecelakaan” menimpa kehidupan Sam. Dia harus memilih, melindungi Mom dan reputasinya sebagai senator, atau mengungkap hal yang sebenarnya kepada keluarga Garrett?

***

Sebagai sebuah novel debut, My Life Next Door surprisingly sweet (look at that beautiful cover!). Terutama dengan tokoh Sam. Sebagai seorang anak, dia tidak terpengaruh dengan pandangan negatif ibunya terhadap keluarga Garrett selama sepuluh tahun (iya, Mom sudah nyinyir sejak keluarga Garrett pindah sepuluh tahun lalu). Dan Sam pun berharap orang-orang tidak memandangnya  sama seperti orang lain memandang ibunya. Karena dia punya hak untuk menentukan cara pandangnya sendiri.

Hal positif dalam novel ini adalah kemauan Tim untuk berubah menjadi normal lagi. Karena Tim ternyata lebih berguna dari pada Nan. Nah, tokoh yang menjengkelkan adalah Nan. Dia mengaku sebagai sahabat Sam, tapi dia memendam iri kepada Sam tentang hidup Sam yang merurutnya jauh lebih sempurna darinya. C’mon, seriously? Tidak seharusnya kan sahabat bersikap seperti itu. Apalagi dia tutup mata ketika Sam tertimpa masalah dan sangat butuh Nan, hanya karena dia pengen agar Sam “sekali-kali merasakan bagaimana rasanya jika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkan.”

Salah satu kekuatan besar dalam novel ini adalah keluarga Garrett. Sepertinya, hampir semua bagian berpusat pada keluarga Garrett. Terutama George si Curious George. Sejak kemunculannya yang pertama, saya sudah jatuh cinta :”) Kenapa oh kenapa keponakan saya nggak ada yang kayak gitu? :”)


 
Tim reaches for his jacket, taking his cigarettes out of the inside pocket and taping one into his palm. George’s eyes get round.
“Is that a cigarette? Are those cigarettes?”
Tim looks a bit nonplussed. “Sure. D’you mind?”
“You’ll die if you smoke those. Your lungs get black and shrivel up. Then you die.” George is suddenly near tears. “Don’t die. I don’t wanna see you die. I saw Jase’s hamster die and it got all stiff and its eyes stayed open but they weren’t shiny anymore.”


:”)

:”) :”)

Rasanya pengen bilang kayak gitu tiap ada orang ngerokok yang nggak liat-liat sikon dan asal kebal-kebul aja.

Dan… Jase. I like him. He’s gorgeous and cute and all those sweet things you want for a boyfriend. Pluuuuuus….. dia suka sama anak-anak :”) Sayang sekali dia tidak bisa melanjutkan kuliah karena Mr. dan Mrs. Garrett kepayahan membiayai seluruh anak-anaknya.  Tapi Jase tidak mau mengalah begitu saja. Dia mau membantu usaha Mr. Garrett, membenahi mobilnya dengan usaha sendiri, bahkan berjualan koran tiap pagi!!! Dan dia tidak merasa malu atau risih dibandingkan dengan hidup Sam yang jauh berkecukupan dan masa depan kuliah yang jelas. Nggak bakalan ada tuh dialog semacam “Aku nggak pantes buat kamu” bla bla bla. Please, I’ve got enough for those dramas.

Jadi, novel ini tidak hanya mengulas tentang cinta. Tapi juga keluarga, persahabatan, dan kejujuran. Beautiful story. Sayangnya, di akhir cerita banyak sekali hal-hal yang nggantung. Apa karena bakal ada sekuelnya? Entahlah....

No comments:

Post a Comment