I’ll Meet You
There
penulis Heather
Demetrios
400 halaman, Young Adult/ Contemporary Romance
Rating:
dipublikasikan 3 Februari 2015 oleh Henry Colt & Co.
BYR
SINOPSIS:
If
seventeen-year-old Skylar Evans were a typical Creek View girl, her future would
involve a double-wide trailer, a baby on her hip, and the graveyard shift at
Taco Bell. But after graduation, the only standing between straightedge Skylar
and art school are three minimum-wage months of summer. Skylar can taste the
freedom—that is, until her mother loses her job and everything starts coming
apart. Torn between her dreams and the people she loves, Skylar realizes
everything she’s ever worked for is on the line.
Nineteen-year-old
Josh Mitchell had a different ticket out of Creek View: the Marines. But after
his leg is blown off in Afghanistan, he returns home, a shell of the cocksure
boy he used to be. What brings Skylar and Josh together is working at the
Paradise—a quirky motel off California’s dusty Highway 99. Despite their differences
their shared isolation turns into an unexpected friendship and soon, something
deeper.
REVIEW:
When we were freshman, Chris and I had promised each other that we’d be the
ones to get out—we called it our Sacred Pact. We nagged each other all
throughout high school, when one of us wanted to be lazy or give in to giving
up. Whenever I liked a boy, Chris had been all, The pact! The Pact! Because, of course, romance was bad for GPAs.
Saya punya pendapat yang cukup beragam
mengenai I’ll Meet You There. Secara pribadi, saya sangat menikmati membaca
buku ini…..atau mungkin terlalu menikmati? Entahlah, butuh waktu lebih dari
satu bulan bagi saya untuk menamatkannya. Bukan karena ceritanya membosankan
loh ya, saya cuma ingin benar-benar memahami cerita yang disuguhkan oleh sang
penulis dengan tidak terburu-buru membacanya.
Tema yang diangkat Heather
Demetrios sebenarnya sederhana, tanpa ada plot
twist yang bombastis. Menceritakan tentang dua remaja muda, Skylar dan
Josh, kita diajak untuk mengenali kehidupan masyarakat pinggiran kota yang
hidup dan bernapaskan kemiskinan. Skylar, yang harus mengambil 3 pekerjaan di
luar waktu sekolahnya untuk membayar tagihan sehari-hari….. dan Josh, yang
walaupun sudah merasakan kebebasan sementara dengan menjadi tentara yang dikirim ke Afghanistan, harus
kembali dengan trauma berat dan kehilangan sebelah kakinya. Karena, tahu
sendiri lah, hidup itu bisa sebegitu jahatnya. Josh yang
mengerti rasanya memiliki rumah di
luar Creek View, mengerti kekeraskepalaan Skylar untuk segera keluar dari kota
kecil ini.
The other towns needed us: you can’t have the light without the dark,
right? Maybe our darkness was necessary for other people to see their light.
Jelas di sini Heather Demetrios
benar-benar menuangkan segala kemampuannya dalam I’ll Meet You There. Disamping
bakat luar biasanya dalam menulis, dia melakukan riset mendalam kepada beberapa
mantan Marine (termasuk ayahnya sendiri!). Nggak heran di bab-bab Josh yang
walaupun pendek, saya benar-benar bisa merasakan emosi gelap Josh sebagai
mantan prajurit yang harus kembali ke kampung halamannya dalam keadaan kurang, baik dari sisi fisik maupun
emosional.
Berbeda dengan Skylar (saya suka
sekali sama nama dia!). Heather Demetrios berhasil menciptakan sosok tokoh
utama yang kuat dan tabah. Skylar bukan tipe heroine humoris manis yang membuat
kamu menyukainya sejak paragraf-paragraf pertama. Dibesarkan dalam lingkungan
yang keras, saya menemukan bahwa sosok Skylar lumayan pahit. Ketika tinggal
selangkah lagi dia bisa menggenggam tiket keluarnya dari Creek View, cobaan
datang. Hal yang dialami Skylar cukup menjengkelkan bagi saya, karena yang
menghalangi Skylar untuk mendapatkan kebebasannya adalah ibunya sendiri. Ibu seharusnya
menjadi pelindung dan pendukung bagi anaknya, bukan malah jadi beban. Ya, saya
tahu ibunya sedang berduka karena kehilangan suami yang merupakan belahan
jiwanya. La la la….. Tapi Skylar juga kehilangan sosok ayah. Hidup tanpa ayah
dan sekarang ibunya tidak bisa membantunya menopang hidup karena "berduka"......well, forgive me for being this cranky.
Why is it that some people in the world get to wake up in beautiful houses
with fairly normal parents and enough food in the fridge while the rest of us
have to get by on the scraps the universe throws at us? And we gobble them up,
so grateful. What the hell are we grateful for?
Novel ini terasa begitu realistis
sampai saya takut untuk menamatkannya.
Namun terlepas dari kebencian mereka terhadap Creek View, Skylar dan Josh tetap dapat menemukan keindahan di sana... kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang mungkin bagi penduduk lain Creek View tampak tidak berharga. Saya jadi penasaran buat tahu seperti apa Creek View versi I'll Meet You There di kehidupan nyata.
Mungkin saya tidak mendapat
pengalaman yang sama dengan Skylar dan Josh, yang harus terjebak di kota kecil
nan terisolasi serta dipenuhi oleh orang-orang yang betah tinggal di sana. Tapi satu hal yang sama, saya ingin keluar
dari kota yang selama ini menaungi saya. Saya haus pengalaman untuk merasakan
kehidupan di luar Semarang, walaupun dalam waktu yang sebentar. And hell yeah I
did.
Terlepas dari hal-hal di atas,
pengalaman membaca I’ll Meet You There terasa seperti tiket sekali perjalanan bagi
saya. Tidak ada keinginan sama sekali untuk membaca ulang di masa mendatang. Satu
kali saja cukup, dan saya senang karena sudah benar-benar menikmatinya di
perjalanan pertama—dan terakhir—ini.
My blood was carbonated, and I was awake and young and alive, and screw
everything because this moment was mine.
No comments:
Post a Comment