Judul: The Chronicles of Audy: 4R
Penulis: Orizuka
Tebal: 320 halaman
Penerbit: Haru
Dipublikasikan
Juli 2013
Aduh. Saya speechless nih kalau bahas buku satu
ini. Jadi ceritanya, saya sudah dua hari yang lalu tamat The Chronicles of
Audy: 4R (btw judulnya kepanjangan ya). Mau lanjut baca buku lain…….nggak
bisa!!! Saya masih terus kepikiran sama 4R ini :’)
Menjelang
semester akhirnya sebagai mahasiswi jurusan Hubungan Internasional Universitas
Gajah Mada, Audy gelagapan karena orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk
membayar kos dan skripsi. Ayah dan ibunya berkali-kali tertipu investasi
bodong. Seolah-olah tidak pernah belajar. Akibatnya, uang yang seharusnya untuk
biaya kuliah Audy pun ikut raib.
Kepalang
tanggung untuk menyerah, Audy pun bertekad untuk terus kuliah. Bagaimana pun
caranya. Hingga akhirnya nasib membawanya ke dalam keluarga 4R. Secara tidak
sengaja ia melihat lowongan pekerjaan sebagai babysitter dan mencoba melamar. Karena terlalu kesengsem sama
pemilik rumah sekaligus si sulung, Regan, Audy jadi bego dan teken kontrak
begitu saja tanpa mau repot-repot dibaca dulu.
Akibatnya?
Ternyata dalam kontrak (yang penuh pasal-pasal) Audy tidak hanya bertanggung
jawab menjaga si bungsu, Rafael—yang sama sekali bukan baby—tapi juga harus menjaga dan membereskan seisi rumah. Yah,
dalam artian jadi pembantu.
Bersama
Audy, kita diajak tertawa, menangis, dan mengenal lebih dalam tentang kehidupan
para 4R; Regan, Romeo, Rex, dan Rafael. Saya nggak bisa nggak jatuh cinta sama
4R, empat bersaudara yang memiliki sifat bertolak belakang tapi kompak dalam
satu hal…..menyiksa Audy :)))
Kritik utama
dalam novel ini sudah disampaikan para reviewer
lain ya, yaitu sifat Audy yang terus menjelek-jelekkan kedua orang tua yang
dianggapnya bodoh. Sepertinya itu agak kurang pantas walaupun, um, memang
mereka terperosok dalam lubang yang sama beberapa kali. Dan paragraf ini.
….. Setelah lulus, aku akan segera mencari kerja di perusahaan besar untuk menghidupi diriku sendiri. Masa bodoh dengan keluargaku. Aku tak mau tenggelam dalam kemiskinan bersama mereka.
Saya hanya
membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk menyelesaikan novel ini. Dan percaya
deh, saya sampe dimarahin Ibu karena ngakak-ngakak nggak jelas. Membaca novel ini
tuh rasanya kayak nonton kehidupan mereka secara langsung, karena sama sekali
nggak ada kesulitan dalam memahami tindakan-tindakan tokohnya. Humornya pas,
tidak garing. Bahkan konfliknya sendiri bisa mengiris-iris hati saya (ini
lebay) DAN terkesan realistis. Dari yang awalnya jengkel sama Audy, saya malah
kayak punya ikatan khusus dan ikut berempati sama dia.
Ah, saya
sangat menantikan sekuelnya. Terus berkarya Kak Orizuka ^^
No comments:
Post a Comment