Penulis: Jessi
Kirby
Tebal: 288
halaman
Penerbit: Simon
& Schuster
First
Published in May 14th 2013
Love, tragedy, and mystery converge in this compelling novel from “an author to watch” (Booklist).
Seventeen-year-old Parker Frost has never taken the road less traveled. Valedictorian and quintessential good girl, she’s about to graduate high school without ever having kissed her crush or broken the rules. So when fate drops a clue in her lap—one that might be the key to unraveling a town mystery—she decides to take a chance.
Julianna Farnetti and Shane Cruz are remembered as the golden couple of Summit Lakes High—perfect in every way, meant to be together forever. But Julianna’s journal tells a different story—one of doubts about Shane and a forbidden romance with an older, artistic guy. These are the secrets that were swept away with her the night that Shane’s jeep plunged into an icy river, leaving behind a grieving town and no bodies to bury.
Reading Julianna’s journal gives Parker the courage to start to really live—and it also gives her reasons to question what really happened the night of the accident. Armed with clues from the past, Parker enlists the help of her best friend, Kat, and Trevor, her longtime crush, to track down some leads. The mystery ends up taking Parker places that she never could have imagined. And she soon finds that taking the road less traveled makes all the difference.
Beberapa hari setelah tamat buku ini, saya masih
terngiang-ngiang dengan kutipan dari Mr. Kinney (yang dikutip dari Mary Oliver):
“Tell me, what is it you plan to do with your one wild and precious life?”
Serius, apa yang sudah saya lakukan selama 19 tahun
eksistensi saya ini? Apa pencapaian terbesar dalam hidup saya, yang membuat
saya tersenyum ketika menengok ke belakang?
Parker Frost adalah murid biasa. Ia selalu berusaha keras
untuk memenuhi ekspektasi ibunya. Hingga akhirnya tiket menuju kemenangan
berhasil ia dapatkan. Dia masuk nominasi untuk penerima beasiswa Stanford. Tapi, apakah itu benar-benar hal
yang ia inginkan?
Di sisi lain, ia sedang membantu guru favoritnya, Mr.
Kinney, untuk mengembalikan jurnal-jurnal dari seniornya sepuluh tahun lalu.
Mr. Kinney selalu meminta murid seniornya untuk menuliskan hal-hal dalam
hidupnya, baik cita-cita, kesan semasa sekolah, segalanya, ke dalam jurnal di tahun terakhir mereka bersekolah.
Nantinya, ia akan menyimpan masing-masing jurnal ke dalam amplop dan
menyegelnya, dan akan dikembalikan kepada masing-masing murid sepuluh tahun
kemudian. Semacam kapsul waktu pribadi begitulah.
“Be idealistic, dream big—now’s your chance. You can write as little or as much as you want. Draw pictures, compose poems, it doesn’t matter. I won’t ever see them, and you won’t earn a grade. But this—this is your most important assignment. It’s for you and nobody else. When you’re finished, you’ll seal your notebooks up, and I’ll pack them away. And ten years from now, the lives you’ve imagined for yourselves will come back to you—in your own words.”
Mungkin kedengarannya cukup menakutkan ya. Siapa yang
tahu bakal jadi apa kita sepuluh tahun lagi. Mungkin jika impian kita terwujud,
tidak akan menjadi masalah. Tapi jika hidup kita ternyata
(naudzubillahminzalik) tidak seperti yang kita inginkan, jurnal itu pasti akan
menjadi pengingat yang pahit. Tapi apa salahnya bermimpi?
Ketika sedang memilah jurnal-jurnal tersebut, Parker
menemukan sesuatu yang bakal merubah hidupnya. Jurnal Julianna Farnetti. Di
kota kecil mereka, siapa yang tidak kenal golden
couple Julianna-Shane? Mereka seperti pasangan yang memang sudah
ditakdirkan untuk bersama selamanya. Secara harfiah. Shane akan melanjutkan
kerajaan bisnis keluarganya, dan Julianna pun sudah digadang-gadang untuk
mengurus salah satu usaha keluarga Shane. Hidup mereka sudah tertata sedemikian
rupa. Hingga sebuah kecelakaan merenggut nyawa mereka. Mobil yang mereka
tumpangi setelah malam kelulusan ditemukan di tepi sungai. Tubuh mereka hilang,
jatuh dan terseret arus. Tim pencari dikerahkan, tapi sama sekali tidak ada
hasil. Hingga sekarang pun foto mereka masih terpampang di billboard sepenjuru
kota.
Rasa penasaran pun mendorong Parker untuk mengambil
jurnal Julianna. Julianna, yang selama ini hanya dikenal lewat cerita tragis
dan foto billboard yang ia lewati setiap hari. Kini ia bisa tahu bagaimana
kisah sebenarnya dalam hidup Julianna. Parker tahu itu salah, tapi rasa
penasaran adalah racun.
Awalnya ia ragu untuk membaca jurnal Julianna. Tapi ia
juga tidak tahu akan dikirim ke mana jurnal itu, karena keluarga Julianna sudah
pindah semenjak kecelakaan itu. Hingga akhirnya ia memberanikan diri membaca
jurnal itu. Jurnal Julianna seperti buku harian. Setiap membaca jurnal
Julianna, saya akan membacanya dengan perlahaaaaaan sekali, mencermati kata
tiap kata. Entah kenapa, jurnal Julianna seperti memiliki daya tarik tersendiri
bagi saya. Cara dia menceritakan pertemuannya dengan Shane, apa hal yang ia
inginkan dalam hidup….. rasanya begitu realistis, penuh harapan, seperti
benar-benar membaca buku harian seseorang. Namun bukan hanya Shane yang ia
tulis di situ. Dia juga menulis seorang lelaki bernama Orion.
Untuk seorang yang percaya bahwa Shane dan Julianna
adalah golden couple selama sepuluh
tahun, rasanya janggal ketika tahu bahwa Julianna juga mencintai Orion. Tapi
bahkan saya pun tidak bisa menyalahkan Julianna. Kalau kamu baca jurnal-jurnal
itu, kamu bakal tahu.
Shane is all of the things I thought I wanted. Orion is freedom and possibility, and so many other things that feel like what I need.
Golden
menceritakan dua tokoh berbeda, tapi saling terikat satu sama lain. Saya rasa
porsi untuk Julianna justru lebih banyak. Nah hal positif tentang novel ini
adalah ketika Parker akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan keputusannya
sendiri. Ketika ia, Kat, dan Trevor Collins—crushnya
sejak enam tahun lalu--melakukan petualangan untuk mencari kebenaran tentang
jurnal Julianna, saat itu pula Parker keluar dari zona nyaman dan melakukan apa
yang ingin ia lakukan dengan one wild and
precious life miliknya.
Novel ini adalah karya Jessi Kirby pertama yang saya
baca. Bisa dibilang saya terkesan dengan gaya penulisannya yang indah, mengalun
dan puitis. Dan Golden adalah salah
satu life-changing book buat saya. Semoga
saya berkesempatan untuk membaca karya Jessi Kirby yang lain.
Sanyyy kayaknya ceritanya unyuu aku juga mau baca :''' #GIMANA
ReplyDeleteKalau kamu dari hp (laptop juga bisa sih) download di http://tuebl.ca/book/show/id/48855 yg "Download epub". So far buku paling bagus dan berbobot yang aku baca tahun ini (kebanyakan baca yg seenteng kapuk) :p
Delete