Thursday, 27 February 2014

Update New Authors RC (Januari- Februari 2014)




JANUARI
1. [Gayle Forman] If I Stay
2. [Sara Shepard] Pretty Little Liars
3. [Lauren Barnholdt] Two-Way Street
4. [Rainbow Rowell] Attachments
5. [Kody Keplinger] Shut Out
6. [Kasie West] The Distance Between Us

FEBRUARI
7. [James Dashner] The Maze Runner
8. [Windry Ramadhina] London: Angel
9. [Robyn Schneider] The Beginning of Everything

Friday, 21 February 2014

[Book Review] The Beginning of Everything by Robyn Schneider

The Beginning of Everything (judul asli: Severed Heads, Broken Hearts)
penulis Robyn Schneider
335 halaman, Young Adult/ Contemporary
Dipublikasikan 27 Agustus 2013 oleh Katherine Tegen

Sometimes I think that everyone has a tragedy waiting for them, that the people buying milk in their pajamas or picking their noses at stoplights could be only moments away from disaster. That everyone’s life, no matter how unremarkable, has a moment when it will become extraordinary—a single encounter after everything that really matters will happen.

Teori itulah yang dipegang Ezra Faulkner sejak dulu. Bagi Ezra, kehidupan seseorang baru akan benar-benar dimulai setelah orang tersebut mengalami sebuah tragedi besar dalam hidupnya. Tragedi bagi Toby Ellicott, sahabatnya, datang ketika ia merayakan ulang tahun ke-12 di Disneyland. Toby dan Ezra memilih tempat duduk roller coaster paling belakang, dan seorang turis Jepang yang duduk di depan Toby tidak mengindahkan peringatan dengan berdiri ketika roller coaster melaju kencang menuju terowongan berlangit-langit rendah.

Bisa dibayangkan betapa shocknya Toby karena selama sisa perjalanan, ia harus memegang kepala turis yang terpenggal. Dan itu terjadi di hari ulang tahunnya.

Di saat Toby harus menjalani tahun-tahun selanjutnya dengan ejekan kepala terpenggal, hidup Ezra terus melaju mulus. Dia berbakat bermain tenis, populer, golden-boy-material (Kapten Tenis dan Homecoming King, okay?). Hingga tragedi pun menghampiri kehidupannya.


Monday, 17 February 2014

[Book Review] London: Angel karya Windry Ramadhina

London: Angel
penulis Windry Ramadhina
330 halaman, Young Adult/ Romance
Dipublikasikan oleh Gagas Media, 2013

Tahu-tahu saja, ia tidak terjangkau.
Padahal, sebelum itu dia selalu ada di sisiku.
Berawal dari celetukan ngawur ketika mabuk, Gilang membulatkan tekad untuk mengejar Ning ke London. Ning adalah sahabat Gilang semenjak kecil dan sudah enam tahun lamanya Gilang memendam perasaan kepada sahabatnya itu. Friendzone garis keras sepertinya. Sebagai penulis dan editor novel roman, jiwa Gilang yang memang sudah dari sononya romantis ingin memberikan kejutan kepada Ning dengan datang diam-diam dan langsung mengetuk pintu Ning di London sana. Agak creepy sih, untung Ning nggak jantungan *sigh*.

Sudah jauh-jauh sampai ke London, ternyata Ning sedang pergi selama beberapa hari untuk mengambil lukisan (Ning bekerja di Tate Modern), tidak pasti kapan pulangnya. Padahal waktu Gilang di sana kan terbatas. Pelayan di tempatnya menginap menyarankan dia untuk jalan-jalan menikmati London sembari menunggu Ning pulang.

Emang dasar kampret, hujan aja di sana jadi romantis. Pindah juga nih, aku! Ketika hujan (baca: gerimis kecil) pula, Gilang bertemu dengan gadis cantik berpayung merah, yang menyeretnya menaiki London Eye. Seakan tersihir, Gilang yang aslinya takut ketinggian pun menurut saja. Dan ketika perjalanan kecil mereka berakhir, sang gadis ikut menghilang bersamaan dengan berhentinya hujan. Gilang menamainya Goldilocks karena parasnya yang begitu rupawan.

Saat itulah Gilang sadar bahwa Goldilocks meninggalkan payungnya yang berwarna merah.  

“Kau tidak belajar mencintainya. Kau mencintai dengan sendirinya.”

London yang berhujan menjadi setting utama novel ini. Dan konon katanya, hujan di London tidak seperti di Negara kita yang derasnya seperti…


Ide ceritanya sebenarnya sangat sederhana; seseorang yang mencintai sahabatnya sendiri, tetapi terlambat sadar sehingga sang pujaan hati terlanjur pergi (ecieh). Eksekusinya dilakukan dengan bagus, walaupun bahasa yang digunakan agak “berat”, tipikal yang nggak bakal kita digunakan dalam percakapan sehari-hari. Diksinya kaya, dan suasananya “hujan” banget. Aku bisa menangkapnya dengan baik. So…. okay ;)


Saturday, 15 February 2014

Books in English 2013 Wrap Up Post



Akhirnya selesai juga membuat Wrap Up. Cukup bikin mata jureng apalagi kemarin habis melototin layar seharian sambil refresh halaman sekitar 7 juta kali gara-gara nunggu tambahan kuota kelas di Simaweb. Setelah proses pemilihan yang rumit, inilah hasil baca & review Books in English Reading Challenge di tahun 2013:


Tuesday, 11 February 2014

I'm Saying HI and This is My Books in English Reading Challenge 2014 Master Post



I’m back I’M BAAAAAACK.

Dulu kukira dengan adanya libur semester aku bakalan rajin update blog. Hmfh, nope. Selain postingan review, Jar of Inspirations sama sekali tidak produktif di awal tahun 2014. Padahal kerjaan tiap hari cuma sebagai "Official Lazy Person". Tapi, semenjak Mami Khairisa merombak total tampilan blogku ini (special thanks, Mams), aku sudah berjanji pada diri sendiri bakalan rajin update blog karena…… HEY, kebebasan ini adalah fana adanya. Awal Maret aku sudah harus kuliah lagi.

Beberapa minggu yang lalu Teh Peni sudah mengirimkan email, yang intinya pengumuman batas waktu memposting Wrap Up Books in English Reading Challenge 2013. Nyatanya sampai sekarang belum aku bikin juga hahaha. Ini malah pengen daftar yang Books in English Challenge 2014 dulu *ditendang*.


Reading Challenge ini adalah penyemangatku untuk rajin membaca tahun lalu. Makanya aku nggak mau ketinggalan untuk ikutan lagi tahun ini. Sayang sekali buku yang dihitung adalah yang dibaca mulai dari bulan Februari. Aku kan udah bikin beberapa review dari buku berbahasa Inggris di bulan Januari hiks.

Anyhow, aku akan memulai Intermediate Class (13-24 buku). Sebenarnya mau ambil yang Advance, tapi melihat prestasiku tahun lalu, aku cukup tahu diri T______T. Lumayan banyak sih buku yang aku baca tahun lalu, dan Alhamdulillah saat ini aku sudah bisa menikmati membaca buku berbahasa Inggris sedikit demi sedikit. YAY! Sayang kan kalau melewatkan buku-buku baru yang belum sempat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, apalagi kalau itu sekuel yang udah ditunggu-tunggu banget atau karya penulis favorit fresh from the oven. Nyesel kalo ketinggalan hype-nya.




[Book Review] Can You Keep A Secret? karya Sophie Kinsella

Can You Keep A Secret?
penulis Sophie Kinsella
400 pages, Chick Lit/Humor
Dipublikasikan 27 Desember 2005 oleh Dell (First Published in 1999)

“Mummy always told me, you should never let a man see your feelings or the contents of your handbag.”
 Hidup Emma Corrigan biasa saja. Kecuali ketika berumur sepuluh tahun, saudara sepupunya—Karry—datang dan merebut perhatian kedua orang tuanya. Hingga sekarang pun ia selalu dibanding-bandingkan dengan Karry yang sempurna, sukses, dan selalu jadi yang terbaik. Ketika ia diberi kesempatan untuk menangani rencana kerja sama perusahaannya, Panther Corporation dengan perusahaan lain di Glasgow, ia begitu berharap kerja sama ini akan berhasil. Lalu dia akan mendapat promosi. Dan akhirnya ia bisa mengatakan pada kedua orang tuanya bahwa ia juga bisa sukses seperti Karry. Ha!

Sunday, 9 February 2014

[Book Review] Eleanor & Park karya Rainbow Rowell

Eleanor & Park
penulis Rainbow Rowell
328 halaman, Young Adult/ Contemporary
Dipublikasikan oleh St. Martin Press (English), Phoenix (Bahasa Indonesia)

Eleanor was right. She never looked nice. She looked like art, and art wasn't supposed to look nice; it was supposed to make you feel something.
Bersetting tahun 1986, Eleanor adalah murid baru di sekolah. Dengan rambut berwarna merah (dalam artian benar-benar merah), tubuh yang gendut, dan selera baju yang aneh membuat dia tidak mungkin terabaikan. Di hari pertamanya naik bus sekolah, tidak ada yang menawarinya tempat duduk atau bahkan mengajaknya ngobrol. Hanya Park yang bersedia memberikan tempat duduk kosong di sebelahnya, itu pun dilakukannya sambil menggerutu. Hal itu membuat Eleanor kelewat tidak enak. Hingga bus tiba di sekolah mereka sama sekali tidak bicara.