Sunday 9 February 2014

[Book Review] Eleanor & Park karya Rainbow Rowell

Eleanor & Park
penulis Rainbow Rowell
328 halaman, Young Adult/ Contemporary
Dipublikasikan oleh St. Martin Press (English), Phoenix (Bahasa Indonesia)

Eleanor was right. She never looked nice. She looked like art, and art wasn't supposed to look nice; it was supposed to make you feel something.
Bersetting tahun 1986, Eleanor adalah murid baru di sekolah. Dengan rambut berwarna merah (dalam artian benar-benar merah), tubuh yang gendut, dan selera baju yang aneh membuat dia tidak mungkin terabaikan. Di hari pertamanya naik bus sekolah, tidak ada yang menawarinya tempat duduk atau bahkan mengajaknya ngobrol. Hanya Park yang bersedia memberikan tempat duduk kosong di sebelahnya, itu pun dilakukannya sambil menggerutu. Hal itu membuat Eleanor kelewat tidak enak. Hingga bus tiba di sekolah mereka sama sekali tidak bicara.


Rutinitas itu berlangsung beberapa hari, hingga Park sadar bahwa Eleanor diam-diam ikut membaca komik yang sedang dibaca oleh Park. Dalam perjalanan di bus, Eleanor dan Park membaca komik bersama dalam diam. Sejak saat itu Park pun mulai meminjami Eleanor komik-komik kesukaannya, membuatkan mixtape lagu-lagu favoritnya, dan saling mengobrol tentang hal-hal favorit mereka.

Tidak ada yang menyukai Eleanor, berkali-kali ia mendapat ancaman dan cibiran dari teman-temannya. Bahkan di rumah, ia harus bersembunyi tiap ayah tirinya pulang dari kerja. Dia dibenci karena sesuatu yang ada di dirinya, yang bahkan tidak pernah ia minta dan tidak bisa diubah. Tapi semenjak bertemu Park, Eleanor jadi bisa memandang dirinya sendiri sebagai orang yang lebih baik.

“If you can't save your own life, is it even worth saving?”

Eleanor & Park mengangkat isu yang cukup berat. Di samping sisi romansa yang ada, novel ini juga mengambil tema bullying. Mrs. Rowell membuat keputusan besar dalam membuat heroine yang gendut dan insecure, sangat berbeda dengan tren heroine YA saat ini yang kebanyakan bertipe cantik-langsing-normal atau heroine khas dystopia yang berani dan percaya diri. Dan huzzah, eksekusinya dilakukan dengan sangat apik dan rapi sehingga mau tak mau aku merasa sayang dengan Eleanor. Karena, hey, hidup kan nggak selamanya kayak drama Korea yang pemainnya cantik-cantik dan selangsing tusuk gigi itu. Dengan ayah tiri yang abusive dan saudara yang berderet-deret, Eleanor hidup dalam keterbatasan dan ketakutan.

Di sisi lain, Park berasal dari keluarga normal. Ayahnya adalah veteran perang Vietnam dan ibunya adalah orang Korea. Oleh karena itu pada awalnya mungkin agak sulit bagi Park untuk mengimbangi Eleanor, karena ia belum bisa mengerti bagaimana perasaan Eleanor. 

“My girlfriend is sad and quiet and keeps me up all night worrying about her.”

Let me assure you: Park is 100% book boyfriend material. Kisah cinta mereka dibangun sedikit demi sedikit. Tidak pernah terpikir buatku sebelumnya bahwa bagian paling romantis adalah ketika pertama kali Park menggenggam tangan Eleanor. Tingkah-tingkah kecil yang dilakukan Park untuk menarik perhatian Eleanor saat ia mengabaikan Park…….. I would die with widest and happiest smile in my life!!
Holding Eleanor’s hand was like holding a butterfly. Or a heartbeat. Like holding something complete, and completely alive.

Di Tumblrland, Eleanor & Park adalah novel kesayangan para bookish (heck, semua novel Rainbow Rowell deng). Selain karena covernya yang manis, mereka menggaung-gaungkan betapa bagusnya cerita Eleanor dan Park. TAPI, aku nggak bisa menyukai novel ini. Jangan salah paham, aku akui emang ceritanya bagus, cara penulisan Rainbow Rowell udah nggak diragukan lagi, tokoh-tokohnya likeable dan banyak kata-kata indah di dalamnya. Sulit aja. Sudah berhari-hari semenjak aku selesai membaca Eleanor & Park, tapi masih belum bisa suka.


Dan satu bagian yang belum bisa aku mengerti adalah di bagian blurb ini:

Bono met his wife in high school, Park says.
So did Jerry Lee Lewis, Eleanor answers.
 I’m not kidding, he says.
You should be, she says, we’re 16.
What about Romeo and Juliet?
Shallow, confused, then dead.
I love you, Park says.
Wherefore art thou, Eleanor answers.
I’m not kidding, he says.
You should be.

Setelah selesai baca, aku masih nggak ngerti arti dari blurb di atas. Adakah seseorang yang memberitahuku apa maksud kata-kata di atas?

Mungkin…. mungkin Eleanor & Park adalah karya seni dari Rainbow Rowell. Dan nggak semua orang memandang seni dengan cara yang sama, yes?

Cover terjemahan
Nah ini adalah topik yang sangat, sangat, sangat sensitif. Seperti kita tahu, Eleanor & Park sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Phoenix Press. Biar aku luruskan dulu ya, semenjak awal aku memang berniat membaca yang versi Bahasa Inggris. Bukannya sombong nih, Bahasa Inggrisku juga masih pas-pasan, tapi rasanya bakalan beda karena aku udah terlanjur suka sama cara penulisan Rainbow Rowell, which is dalam Bahasa Inggris. Feelnya bakal beda kalo udah melewati tangan penerjemah.

Tapi tetep aja ya, insting usil dan kepo bikin aku ubek-ubek internet buat ngelihat gimana hasilnya. Dan…….. oh My God! 


Bener-bener kehabisan kata-kata, aku ingin tenggelam saja di Sungai Banjir Kanal!!! Nah ternyata bukan aku aja dong yang kecewa, karena HEY LIHAT……. pose Eleanor di situ kelihatan centil dan (maaf) nakal, padahal aslinya Eleanor adalah sosok yang pemalu dan pendiam. Dan selera berpakaian Eleanor emang aneh, tapi nggak kayak gitu woy!!! (eh itu beneran nggak sih udelnya Eleanor kelihatan?). Dan warna pinknya juga nggak cantik. Keseluruhan, jadi mirip kayak gambar di cerpen majalah tahun 1990-an. Coba bandingkan sama fanmade yang dibikin sama paperpie ini:


Bikin gemes deh, sebenarnya si pembuat cover itu baca bukunya dulu nggak sih. Dan untuk sekelas penerbit, harusnya  pemilihan cover dilakukan dengan serius, masak kalah sama fans yang bikinnya cuma iseng. Kalau emang udah mentok, mending pakai cover aslinya yang emang udah awesome itu deh.

Coba kalau misalnya ya, aku belum tahu apa-apa tentang Eleanor & Park atau nama Rainbow Rowell, terus lagi jalan-jalan di toko buku dan lihat buku terjemahan itu….. aku bakal langsung melengos! Padahal kan Eleanor & Park baru aja dapet Printz Honor hiks. Miris.

Jadi penasaran, gimana reaksi Rainbow Rowell semisal dia tahu cover terjemahannya bakal kayak gini. Ah tapi ya sudahlah, nanti penerbitnya ngambek, lagi. Eh udah ya? Hahaha #whooooops
 
Nah, if you read the book, you'll understand ;)

10 comments:

  1. Halo, ulasan Eleanor & Park-nya menarik!
    Aku baru aja selesai baca Eleanor & Park. Soal Blurb-nya, mungkin nih... mungkin lho ya, itu mau menggambarkan kalau Eleanor & Park bercerita tentang "first love" atau "young love" tapi dengan pasangan yang pola pikirnya gak begitu "muda" dan berbeda dengan remaja seumuran (dan segender) dengan merea. Menurut aku sih ya, di blurb itu digambarin kalo mereka itu lagi cinta-cintanya sampai si cowok (Park) yakin banget mereka akan menikah nantinya (which is interesting because the one who think about this kind of things are usually girls), sementara si cewek (Eleanor) walaupun sama cintanya dengan Park, tetap berpikir kalau mereka masih muda, dan masih banyak kemungkinan yang akan terjadi dalam hidup mereka (Which is also interesting, because the one who usually think like this are boys). Mungkin itu poin itu yg mau ditonjolkan publisher makanya dijadikan blurb buku ini. Mungkin lho ya... gak tau juga sih bener apa nggak hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kamu benar-benar memikirkan itu sampai ke detail sekali! :D Setelah saya baca pendapat kamu, kemudian baca ulang blurb novelnya, pelan-pelan saya mengerti haha terima kasih banyak ya! Apa kamu punya blog buku juga? Saya rasa kamu bakal jadi penulis review (atau bahkan penulis buku) yang hebat dan kritis.
      Ya, Rainbow Rowell memang membuat tokoh yang berbeda, nggak hanya di penampilan, tapi juga di pola pikir dan tingkah laku. Mungkin karena lingkungan mereka yang menuntut seperti itu. Tapi menurut saya itulah yang membuat ceritanya tidak biasa dan menarik.

      Btw salam kenal ya, Novita!

      Delete
  2. Aku baru beres baca bukunya, terus penasaran sudah diterjemahkan apa belum. Ternyata sudah, ya? Kaget, loh, kalau cover bukunya benar-benar seperti itu.
    I love the book overall! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya cuma berharap pihak penerbit Phoenix di cetakan-cetakan setelahnya akan mengedit ulang baik salah ejaannya, kualitas terjemahannya, DAN covernya. Tapi sekarang saya tidak pernah lihat buku ini lho di TGA/ Gramedia/ Togamas. Bagaimana nasib E&P terjemahan saat ini saya tidak tahu haha.

      Delete
  3. Saya belum baca buku ini, bnyk yg rekomendasiin dan penasaran banget makanya nyari review dulu. Walau saya skip skip bacanya supaya ga kena spoiler hehe.. Tp memang banyak keluhan untuk yg novel terjemahan ya ternyata.. Bahasa Inggris saya juga pas-pasan, tapi penasaran pengen baca yg asli hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. dicoba dulu baca kak :) versi ebooknya aja jadi kalo kesusahan, ga begitu rugi hehe

      Delete
  4. Ka, di buku ini authir nya suka pake kata2 kiasan kaya idiom ga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, udah lama sekali ya saya baca novel ini. lupaa. kemungkinan sih enggak ada idiomnya

      Delete
  5. Bermanfaat sekali, siapapun yang menulis ini 😊

    ReplyDelete
  6. Bono met his wife in high school, Park says.
    So did Jerry Lee Lewis, Eleanor answers.
    I’m not kidding, he says.
    You should be, she says, we’re 16.
    What about Romeo and Juliet?
    Shallow, confused, then dead.
    I love you, Park says.
    Wherefore art thou, Eleanor answers.
    I’m not kidding, he says.
    You should be.

    Menurut aku bagian ini adalah saat saat park mau mengungkapkan perasaannya pada eleanor. Dan diawal dia memberi persamaan dengan menyebut bono juga ketemu istrinya waktu highschool. Pokoknya ini adalah cara park mengungkapkan rasa sukanya dan dia menegaskan itu ke eleanor :D
    Tapi eleanor juga menambahkan persamaan romeo dan juliet itu sebuah uangkapan jika eleanor tidak yakin.

    ReplyDelete