Saturday, 1 March 2014

[Book Review] Fangirl by Rainbow Rowell

Fangirl
penulis Rainbow Rowell
459 halaman, Young Adult/ Realistic Fiction
Dipublikasikan 10 September 2013 oleh St. Martin Press

“The whole point of fanfiction,” she said, “is that you get to play inside somebody else’s universe. Rewrite the rules. Or bend them. The story doesn’t have to end when Gemma Leslie gets tired of it. You can stay in this world, this world you love, as long as you want, as long as you keep thinking of new stories—“






Sinopsis:
Cath is a Simon Snow fan.
Okay, the whole world is a Simon Snow fan…
But for Cath, being a fan is her life—and she’s really good at it. She and her twin sister, Wren, ensconced themselves in Simon Snow Series when they were just kids; it’s what got them through their mother leaving.
Reading. Rereading. Hanging out is Simon Snow forums, writing Simon Snow fan fiction, dressing up like the characters for every movie premiere.
Cath’s sister has mostly grown away from fandom, but Cath can’t let go. She doesn’t want to.
Now that they’re going to college, Wren has told Cath she doesn’t want to be roommates. Cath is on her own, completely outside of her comfort zone. She’s got a surly roommate with a charming, always-around boyfriend, a fiction-writing professor who thinks fan fiction is the end of the civilized world, a handsome classmate who only wants to talk about words… And she can’t stop worrying abpit her dad, who’s loving and fragile and has never really been alone.
For Cath, the question is: Can she do this? Can she make it without Wren holding her hand? Is she ready to start living her own life? Writing her own stories?
And does she even want to move on if it means leaving Simon Snow behind?

Review:

SULIT SEKALI untuk suka 100% pada Fangirl. Karena dari awal, aku udah merasa kalo Simon Snow itu Harry Potter!! Duh, Rainbow Rowell….. kok bisa gini sih. Jadi di tiap akhir bab akan diselipkan kutipan dari buku Simon Snow-nya Gemma T. Leslie atau fanfiction milik Cath. Aku udah nyerah di beberapa bab dan skip-skip aja tuh bagian-bagian itu. Kalau ada yang nanya sama aku gimana ceritanya Simon Snow, aku sih bodo amat X). Soalnya selain karena Simon Snow itu penyihir dan bersekolah di sekolah sihir, ternyata ada unsur vampir gitu di dalamnya. Jadi agak-agak hibrida gitu deh, dan ujung-ujungnya ganggu banget.


Tapi, karena ini Rainbow Rowell……nggak usah ragu lah gimana tentang cerita dan gaya penulisan. Apalagi waktu Cath udah bisa (dan mau) keluar dari zona nyaman. Keinget jaman maba banget deh (kesannya udah angkatan jadul hahaha). Kalau di universitas yang jurusannya semacam Teknik bakal lebih mudah ya untuk adaptasi, apa-apa dikerjakan bersama. Nah jurusan Ekonomi macam aku….duh kerasa banget individualismenya. Mau ngapa-ngapain mah nggak ada yang urusan. Buat bangun keyakinan untuk cari temen aja udah susah. Jadi aku ngerti banget tuh gimana sengsaranya Cath waktu awal-awal nggak ada yang dia kenal. SAYANGNYA, dia nggak mau ngelawan ketakutannya, dan malah ngumpet di kamarnya selama berminggu-minggu. Itu tuh yang bikin cerita agak-agak seret di bagian awal. Coba kalau nggak ada Levi, udah tutup buku nih aku.


Cath tried not to let it all go to her head. These characters belong to Gemma T. Leslie, she wrote at the beginning of every new chapter.
“You belong to Gemma.” She’d say to the Baz poster over her bed at home. “I’m just borrowing you.”
“You didn’t borrow Baz,” Wren would say. “You kidnapped him and raised him as your own.”


Nah kalau topik tentang fanfiction yang ini aku nggak begitu paham. Soalnya aku bukan pengguna dan pembaca fanfic. Tapi menurutku fanfiction tuh sah-sah aja, selama si pembuatnya nggak mengambil keuntungan secara langsung. Misalnya, cerita yang dia tulis dengan pedenya diterbitkan gitu. Pokoknya yang merugikan penulis atau penerbitnya. Bukannya fanfiction itu salah satu pengungkapan cinta terhadap tokoh atau cerita, yes? Asal dilakukan dengan benar sih oke-oke aja. Orang pengen seneng-seneng kok dilarang X).

Eh jadi inget sama Cassandra Clare yang katanya “mengeksploitasi” fanfic Harry Potter itu (The Draco Trilogy). Yang katanya….. katanya loh ya, aku juga belom baca, beberapa karyanya adalah hasil plagiat. Banyak yang bilang kalau karakter dari The Mortal Instruments adalah hasil “potong tempel” dari karakter-karakternya yang ada di Draco Trilogy (Jace itu Draco, Clary itu Ginny, Alec itu Harry, dll). Makanya kan sekarang banyak banget yang nggak suka sama CC.

Duh kok bahas Cassandra Clare sih. Intinya nih, fanfiction tuh banyak banget saksinya. Jadi kalo mau ambil keuntungan dari situ ya….siap-siap aja dikeroyok X).
Sumber
Sekadar info aja nih, cowok-cowok keci-nya Rainbow Rowell ini nggak boleh dilewatin gitu aja. Levi ah Levi. Dari awal ketemu sama Cath, si Levi ini udah bikin jatuh cinta. Sayang ada satu kejadian yang bikin aku nggak begitu suka sama dia *toyor toyor Levi*. Dan Cath…. aku rasa aku punya banyak banget temen yang mirip sama Cath. Rambut panjang, pake kacamata, menutup diri walaupun aslinya asyik, dan kalo udah suka sama sesuatu bisa mati-matian banget. Jaman-jaman masih santer demam Korea tuh….beuuuuuhh, Cath bertebaran di mana-mana. Kalo Sany fangirling nya sama siapa? SAMA DUA COWOK INI DOOOOOONGGGG…… (Fangirl mode: on).

Ngapain suka sama satu kalo ada DUA!!! X)
Poin plus dari Fangirl ini adalah: Rainbow Rowell berbagi tips untuk menulis cerita agar bisa jadi bagus dan menarik. Yippie! Jadi besok kalo aku mau nulis nggak asal ketik keyboard aja hehe (kelakuan). Ada saat tertentu ketika kita harus memberikan penekanan pada cerita, tapi ada saat ketika kita biarkan saja cerita mengalir dengan sendirinya. Aku juga perhatikan gaya penulisan Rainbow Rowell itu rapi banget, detail-detailnya dijelaskan dengan runtut jadi pembacanya nggak bingung. Selain nggak terlalu banyak tokoh, dinamika antar tokohnya dapet.

Sumber
Aku suka sama Fangirl, walaupun enggak sebagus Attachments. Tinggal nunggu Landline terbit beberapa bulan lagi :)


No comments:

Post a Comment