Friday 15 November 2013

Golden by Jessi Kirby

Judul: Golden
Penulis: Jessi Kirby
Tebal: 288 halaman
Penerbit: Simon & Schuster
First Published in May 14th 2013

Love, tragedy, and mystery converge in this compelling novel from “an author to watch” (Booklist).

Seventeen-year-old Parker Frost has never taken the road less traveled. Valedictorian and quintessential good girl, she’s about to graduate high school without ever having kissed her crush or broken the rules. So when fate drops a clue in her lap—one that might be the key to unraveling a town mystery—she decides to take a chance.

Julianna Farnetti and Shane Cruz are remembered as the golden couple of Summit Lakes High—perfect in every way, meant to be together forever. But Julianna’s journal tells a different story—one of doubts about Shane and a forbidden romance with an older, artistic guy. These are the secrets that were swept away with her the night that Shane’s jeep plunged into an icy river, leaving behind a grieving town and no bodies to bury.

Reading Julianna’s journal gives Parker the courage to start to really live—and it also gives her reasons to question what really happened the night of the accident. Armed with clues from the past, Parker enlists the help of her best friend, Kat, and Trevor, her longtime crush, to track down some leads. The mystery ends up taking Parker places that she never could have imagined. And she soon finds that taking the road less traveled makes all the difference.


Beberapa hari setelah tamat buku ini, saya masih terngiang-ngiang dengan kutipan dari Mr. Kinney (yang dikutip dari Mary Oliver):

“Tell me, what is it you plan to do with your one wild and precious life?”

Serius, apa yang sudah saya lakukan selama 19 tahun eksistensi saya ini? Apa pencapaian terbesar dalam hidup saya, yang membuat saya tersenyum ketika menengok ke belakang?

Parker Frost adalah murid biasa. Ia selalu berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi ibunya. Hingga akhirnya tiket menuju kemenangan berhasil ia dapatkan. Dia masuk nominasi untuk penerima beasiswa  Stanford. Tapi, apakah itu benar-benar hal yang ia inginkan?


Di sisi lain, ia sedang membantu guru favoritnya, Mr. Kinney, untuk mengembalikan jurnal-jurnal dari seniornya sepuluh tahun lalu. Mr. Kinney selalu meminta murid seniornya untuk menuliskan hal-hal dalam hidupnya, baik cita-cita, kesan semasa sekolah, segalanya, ke dalam jurnal di tahun terakhir mereka bersekolah. Nantinya, ia akan menyimpan masing-masing jurnal ke dalam amplop dan menyegelnya, dan akan dikembalikan kepada masing-masing murid sepuluh tahun kemudian. Semacam kapsul waktu pribadi begitulah.

“Be idealistic, dream big—now’s your chance. You can write as little or as much as you want. Draw pictures, compose poems, it doesn’t matter. I won’t ever see them, and you won’t earn a grade. But this—this is your most important assignment. It’s for you and nobody else. When you’re finished, you’ll seal your notebooks up, and I’ll pack them away. And ten years from now, the lives you’ve imagined for yourselves will come back to you—in your own words.”

Mungkin kedengarannya cukup menakutkan ya. Siapa yang tahu bakal jadi apa kita sepuluh tahun lagi. Mungkin jika impian kita terwujud, tidak akan menjadi masalah. Tapi jika hidup kita ternyata (naudzubillahminzalik) tidak seperti yang kita inginkan, jurnal itu pasti akan menjadi pengingat yang pahit. Tapi apa salahnya bermimpi?

Ketika sedang memilah jurnal-jurnal tersebut, Parker menemukan sesuatu yang bakal merubah hidupnya. Jurnal Julianna Farnetti. Di kota kecil mereka, siapa yang tidak kenal golden couple Julianna-Shane? Mereka seperti pasangan yang memang sudah ditakdirkan untuk bersama selamanya. Secara harfiah. Shane akan melanjutkan kerajaan bisnis keluarganya, dan Julianna pun sudah digadang-gadang untuk mengurus salah satu usaha keluarga Shane. Hidup mereka sudah tertata sedemikian rupa. Hingga sebuah kecelakaan merenggut nyawa mereka. Mobil yang mereka tumpangi setelah malam kelulusan ditemukan di tepi sungai. Tubuh mereka hilang, jatuh dan terseret arus. Tim pencari dikerahkan, tapi sama sekali tidak ada hasil. Hingga sekarang pun foto mereka masih terpampang di billboard sepenjuru kota.

Rasa penasaran pun mendorong Parker untuk mengambil jurnal Julianna. Julianna, yang selama ini hanya dikenal lewat cerita tragis dan foto billboard yang ia lewati setiap hari. Kini ia bisa tahu bagaimana kisah sebenarnya dalam hidup Julianna. Parker tahu itu salah, tapi rasa penasaran adalah racun.

Awalnya ia ragu untuk membaca jurnal Julianna. Tapi ia juga tidak tahu akan dikirim ke mana jurnal itu, karena keluarga Julianna sudah pindah semenjak kecelakaan itu. Hingga akhirnya ia memberanikan diri membaca jurnal itu. Jurnal Julianna seperti buku harian. Setiap membaca jurnal Julianna, saya akan membacanya dengan perlahaaaaaan sekali, mencermati kata tiap kata. Entah kenapa, jurnal Julianna seperti memiliki daya tarik tersendiri bagi saya. Cara dia menceritakan pertemuannya dengan Shane, apa hal yang ia inginkan dalam hidup….. rasanya begitu realistis, penuh harapan, seperti benar-benar membaca buku harian seseorang. Namun bukan hanya Shane yang ia tulis di situ. Dia juga menulis seorang lelaki bernama Orion.

Untuk seorang yang percaya bahwa Shane dan Julianna adalah golden couple selama sepuluh tahun, rasanya janggal ketika tahu bahwa Julianna juga mencintai Orion. Tapi bahkan saya pun tidak bisa menyalahkan Julianna. Kalau kamu baca jurnal-jurnal itu, kamu bakal tahu.

Shane is all of the things I thought I wanted. Orion is freedom and possibility, and so many other things that feel like what I need.


Golden menceritakan dua tokoh berbeda, tapi saling terikat satu sama lain. Saya rasa porsi untuk Julianna justru lebih banyak. Nah hal positif tentang novel ini adalah ketika Parker akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan keputusannya sendiri. Ketika ia, Kat, dan Trevor Collins—crushnya sejak enam tahun lalu--melakukan petualangan untuk mencari kebenaran tentang jurnal Julianna, saat itu pula Parker keluar dari zona nyaman dan melakukan apa yang ingin ia lakukan dengan one wild and precious life miliknya.



Novel ini adalah karya Jessi Kirby pertama yang saya baca. Bisa dibilang saya terkesan dengan gaya penulisannya yang indah, mengalun dan puitis. Dan Golden adalah salah satu life-changing book buat saya. Semoga saya berkesempatan untuk membaca karya Jessi Kirby yang lain.

Jessi Kirby is the author of Moonglass, which was chosen as an ABA New Voices selection in 2011, and In Honor. She lives in Crystal Cove, California, with her husband and two children. Visit her at jessikirby.com

2 comments:

  1. Sanyyy kayaknya ceritanya unyuu aku juga mau baca :''' #GIMANA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kamu dari hp (laptop juga bisa sih) download di http://tuebl.ca/book/show/id/48855 yg "Download epub". So far buku paling bagus dan berbobot yang aku baca tahun ini (kebanyakan baca yg seenteng kapuk) :p

      Delete