Friday 26 April 2013

Review: All-American Girl by Meg Cabot



Judul: All-American Girl (Pahlawan Amerika)
Penulis: Meg Cabot
Penerjemah: Monica Dwi Chresnayani
Penerbit: Gramedia
Halaman: 328






Such a beautiful day setelah merayakan hari bebas tanpa belajar, walaupun masih ada empat hari lagi minggu depan, dan materinya murni bacaan panjang *sigh*
Jadi, saya sudah menamatkan satu novel lagi, all-American girl yang ditulis oleh Meg Cabot. Saya sudah baca rentetan pujian untuk Tante Meg ini, walaupun awalnya berpikir mereka overrated, tapi setelah membaca sendiri karyanya saya jadi berpikir… AH LET ME LOVE YOUUUU!!!! *ditendang* *dibuang dari bumi*
Saya suka sekali dengan cara dia bercerita. Inti ceritanya standar dan sudah sering ditayangkan berkali-kali di FTV maupun sinetron kita yang ribuan episode itu. Cewek biasa-kejadian tak terduga seperti menyelamatkan presiden atau pemilik perusahaan besar-terkenal-dapet cowok ganteng. Udah.
Tapi novel ini lebih dari sekadar itu, kita diajak mendalami apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan oleh Samantha, gadis biasa yang sebenarnya sedang membolos les melukis sebagai bentuk protesnya terhadap cara mengajar Susan Boone, dan pergi ke toko musik. Tapi secara tidak sengaja ia malah menyelamatkan nyawa sang presiden dengan menerjang orang sinting yang ingin menembak presiden. Lalu… yeah, hidupnya berubah total. Dan dia mulai mengenal David, sang putra presiden.

Salah satu kutipan favorit saya yang ada di novelnya:
Sepuluh alasan utama kemungkinan besar aku akan mati muda (itu bukan tragedi, mengingat situasi saat ini):
10. Aku kidal. Hasil penelitian menyebutkan bahwa orang-orang kidal meninggal sepuluh sampai lima belas tahun lebih cepat daripada orang-orang normal, karena seluruh isi dunia, mulai dari mobil hingga meja yang kaugunakan saat ujian SAT, bahkan mesin ATM di bank, lebih ditujukan bagi orang-orang normal. Akhirnya, setelah sekian lama, kami orang-orang kidal memilih menyerah saja daripada mencoba sekali lagi untuk menulis di buku spiral yang kawatnya selalu menghalangi pergelangan tangan.
9. Aku berambut merah. Orang-orang berambut merah 85 persen lebih beresiko terkena kanker kulit yang mematikan dibandingkan orang lain di muka bumi ini.
8. Aku pendek. Orang bertubuh pendek lebih cepat mati daripada orang bertubuh tinggi. Fakta ini sudah diketahui umum. Tidak ada yang tahu sebabnya, tapi asumsiku karena itu berkaitan dengan fakta orang-orang pendek seperti aku tidak bisa  mengambil botol tambahan makanan yang mengandung zat antioksidan vital di toko-toko obat seperti General Nutrition Center karena mereka selalu meletakkan botol-botolnya di rak tertinggi.
7. Aku tidak punya pasangan tetap. Ini serius, lho. Orang-orang yang memiliki hubungan romantis dengan orang lain hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka yang membujang.
6. Aku tinggal di daerah urban. Hasil penelitian menunjukkan orang-orang yang tinggal di wilayah padat penduduk, seperti di Washington D.C., cenderung lebih cepat meninggal daripada mereka yang tinggal di pedesaan, seperti di Nebraska misalnya, penyebabnya kadar emisi karsinogenik yang lebih tinggi di daerah padat, yang dihasilkan asap knalpot bus kota atau dari tembakan pistol dalam perang antargeng.
5. Aku makan banyak daging merah. Kalian tahu kelompok manusia mana yang hidup paling lama dibandingkan kelompok lain? Yeah, kelompok suku yang hidup di, entahlah, suatu  tempat di Siberia sana, yang hanya makan yoghurt dan wheat germ. Ini serius lho. Kurasa mereka bukan vegetarian, tapi tidak ada daging yang bisa mereka makan karena semua hewan ternak di sana mati beku. Pokoknya, rata-rata mereka bisa hidup hingga 120-an tahun.
Aku tidak suka yoghurt, apalagi wheat germ, dan aku makan hamburger setidaknya satu kali sehari. Seandainya ada yang membuatkan hamburger untukku, aku mau saja lebih sering memakannya. Benar-benar mampus deh aku.
4. Aku anak tengah. Anak tengah lebih cepat mati  daripada kakak atau adik mereka karena terlalu sering tidak dipedulikan. Aku memang belum pernah melihat bukti dokumentasinya, tapi aku yakin itu benar. Kenyataan menggemparkan ini hanya tinggal tunggu waktu saja untuk ditayangkan di 60 Minutes atau semacamnya.
3.  Aku tidak berafiliasi pada agama tertentu.
2. Aku memelihara anjing. Meski pada umumnya orang yang memelihara binatang hidup lebih lama daripada mereka yang tidak memelihara binatang, tapi di antara mereka, pemilik kucinglah yang umurnya paling panjang, jadi, besar kemungkinan karena Manet itu anjing, aku bisa meninggal lima sampai sepuluh tahun lebih cepat daripada seandainya dia kucing.
1. Aku patah hati.
Sungguh, lho. Semua tanda-tanda mengarah ke sana sudah terlihat. Aku tidak bisa tidur. Tidak bisa makan—bahkan burger pun tidak. Setiap kali telepon berdering…jantungku mencelos… tapi  tidak pernah ada telepon untukku. Dia tidak pernah menelepon.


PS: review ini diikutsertakan dalam Finding New Authors Challenge 2013.


No comments:

Post a Comment