Sunday 14 July 2013

Catching Fire (The Hunger Games #2)




Judul: Catching Fire
Penulis: Suzanne Collins
Jumlah halaman: 390
Rating: ♥♥♥♥♥


Hampir setahun sejak The Hunger Games ke-74 berlalu. Katniss mencetak sejarah The Hunger Games dengan aksi berry beracunnya, ia berhasil menyelamatkan Peeta. The Hunger Games pertama yang memiliki dua pemenang.

President Snow tentu tidak senang. Tindakan heroik Katniss mengakibatkan munculnya, emmm apa ya? Rebellion? Pemberontakan di hampir semua distrik. Dan pin Mockingjay yang dipakai Katniss menjadi simbol pemberontakan terhadap Kapitol.

Katniss mungkin sudah tidak perlu bersusah payah untuk menghidupi keluarganya lagi. Dia sudah pindah ke Victor Village. Sebuah kawasan mewah untuk para pemenang The Hunger Games di distrik 12. Dari 12 rumah, hanya 3 yang ditempati. Rumah Katniss, Peeta, dan Haymitch (mentor mereka yang memenangkan The Hunger Games berpuluh-puluh tahun yang lalu.). Oleh karena itu yang ia lakukan adalah membantu penduduk desa dengan membeli barang dagangan mereka di Hob (semacam pasar gelap gitu deh) sebanyak-banyaknya. Memastikan perdagangan tetap mengalir lancar. Apalagi setelah mengetahui Greasy Sae dan beberapa penduduk lainnya membantunya dalam memberikan sponsor kepadanya di The Hunger Games tahun lalu, menjual hampir semua yang mereka punya.

Katniss juga masih berburu di hutan. Lebih untuk menghilangkan penat dan untuk membantu keluarga Gale. Gale sudah mulai bekerja di tambang. Walaupun kehidupan mereka jauh lebih baik jika Gale berburu di hutan, entah kenapa Gale memilih bekerja di tambang. Peraturan mungkin.

Gale yang bekerja dan hanya bisa menemaninya berburu di hari Minggu, Peeta yang masih setengah marah karena masalah akting-jatuh-cinta-yang-mereka-jalani-ternyata-benar-benar-akting-bagi-Katniss,  dan Haymitch yang tiap hari hanya mabuk saja lama-lama membuat Katniss depresi juga.

Sebelum kunjungan ke distrik-distrik lain sebagai Victor, President Snow datang ke rumah Katniss. Memperingatkan bahwa ia menginginkan Katniss sendiri yang menekan pemberontakan yang sudah ia mulai di arena The Hunger Games tahun lalu. Bahwa nyawa keluarganya (plus Gale, yang dianggap sepupu) yang menjadi taruhannya. Tapi kunjungan Katniss dan Peeta ke distrik-distrik lain malah memperkuat semangat mereka untuk melakukan pemberontakan.

Hingga akhirnya dalam Hunger Games tahun ini, Quarter Quell, President Snow memutuskan bahwa para Victor Hunger Games akan kembali bertempur di satu arena.

“On the seventy-fifth anniversary, as a reminder to the rebels that even the strongest among them cannot overcome the power of the Capitol, the male and female tributes will be reaped from their existing pool of victors.”

***

Duh saya speechless baca novel ini. Jahat banget kan, padahal udah susah-susah menang. Janjinya aja kalau udah menang bakal dapet harta dan segalanya yang menjamin hidup mereka hingga mati. Tapi nyatanya… *cekek President Snow*

Tentu aja tokoh favorit saya Katniss. Kuat, cerdas, dan tahu bener apa yang harus dilakuin. Dia juga nggak bimbang menye soal Peeta atau Gale yang harus ia pilih. Baginya, selametin mereka dulu. Urusan lain mah dibahas ntar aja.

Novelnya full ketegangan, apalagi sejak ada Head Peacekeeper yang baru dateng. Uuuuuuuh *cekek juga*. Dan awalnya saya bingung sama endingnya, soalnya bahasanya sulit banget. Saya harus sampe baca dua kali. Tapi yaaaah udah lumayan ngeh sekarang.

Duh kayaknya saya mau jadi Team Peeta aja deh huehehehehe. Tapi kayaknya Gale bakal sering muncul di buku ketiga. Liat ntar dulu deh.

Worth it banget buat dibaca. Nggak bakal nyesel (y)

Oh ya filmnya bakal tayang ntar 2 November. Masih lama banget ya duh. Udah liat trailernya?




Dan hebatnya lagi, gaun pengantin yang dipakai Katniss ini rancangan dari Tex Saverio, perancang busana dari Indonesia *berita basi banget*

photo source here




Makin nggak sabar nih buat nonton.

No comments:

Post a Comment