Judul: Dia, Tanpa Aku
Penulis: Esti Kinasih
Penerbit: Gramedia
Jumlah Halaman: 280
Rating: ♥♥♥
Ronald sangat tergila-gila sama Citra. Dan ketika saya bilang
tergila-gila, I really mean it. Dan
menurut saya, Ronald itu udah satu langkah menuju taraf psikopat. Dia tahu
segala hal tentang Citra, “mengantar” Citra pulang naik bis hampir setiap hari,
dan bahkan memfoto Citra diam-diam dalam setiap kesempatan. Tuh kan penguntit
banget kan.
Tapi segila apa pun Ronald ke Citra, nyatanya dia belum pernah
berani ketemu langsung sama Citra. Boro-boro ketemu, ngobrol aja nggak pernah.
Sampai suatu hari kesempatan itu datang. Citra yang emang iseng, dikejar
temen-temennya yang bajunya kotor dicipratin air kubangan sama Citra. Ronald
dan Andika yang kebetulan “menguntit” Citra pun berhasil melindungi dan
mengalihkan temen-temennya. Oh ya, alasan Ronald nggak mau ndeketin Citra itu
karena Citra masih SMP. Jadi dia nunggu berbulan-bulan sampai Citra bisa lulus
dan masuk SMA. Dan ternyata oh ternyata, Citra masuk ke SMA yang sama dengan
adik Ronald, Reinald. Sekelas lagi. Jengkel sih, tapi nggak papa. Yang penting
Citra udah SMA, udah gede, udah bisa diapelin tiap malam minggu.
Ronald udah bela-belain nggak jajan tiap hari dan jualan makanan
ke guru demi nabung dan beli baju buat ntar ngapelin Citra. Andika pun kena
getahnya, disuruh nraktir tiap hari. Tapi ketika perjalanan menuju rumah Citra,
Ronald tertabrak dan tewas di tempat.
Reinald, menyalahkan Citra atas kematian kakaknya, apalagi Citra
nggak datang ke pemakaman Ronald. Tiap hari di sekolah mereka berantem mulu.
Tapi yah namanya juga Teenlit, benci jadi cinta, cinta jadi benci. Begitulah.
Satu hal yang tidak disadari Reinald adalah ketika ia sadar ia menyukai Citra,
Ronald “kembali”.
Satu alasan saya memilih teenlit adalah ceritanya yang ringan dan
menghibur, cocok banget buat refreshing.
Apalagi setelah saya googling, Esti
Kinasih terkenal dengan gaya menulisnya yang lincah. Dan bener aja loh, saya
nggak kesulitan mengikuti alur dan dekripsi yang ditulis sama Mbak Esti.
Ceritanya emang agak lawas gitu ya, nggak mau dipacarin dulu gara-gara masih
SMP. Padahal jaman sekarang kan boro-boro, anak SD aja udah pada pacaran *bukan
saya*
Banyak juga humor yang nggak jayus, tapi ya itu…. saya agak
keganggu sama sifat Ronald yang agak gimanaaaa gitu menurut saya. Ada nggak
sih, cowok yang kayak gitu? Iya sih emang nggak salah, tapi ya tetep aja…..
argh pokoknya saya risih sendiri. Coba deh bayangin, dikuntit orang kayak gitu.
Tapi mah sekarang jamannya udah nggak kayak gitu ya. Paling-paling pasang
status alay trus membanjiri timeline dengan tweet
nomention atau home facebook , mengharu biru dan memelas banget pokoknya.
Duh ini review makin nggak jelas.
Sebenernya saya pengen baca novel Mbak Esti Kinasih yang Fairish,
tapi kemarin di Togamas lagi kosong. Kalau dipikir-pikir masa lalu saya itu
kuper banget ya. Duh mulai sekarang mau mulai jadi anak gaul deh. Gabung BBI
mungkin udah menambah tingkat awesomeness saya beberapa persen *ahseeeek*. Mungkin
Fairish bakal saya masukin ke Wishful Wednesday minggu ini.
Saya termasuk kategori pencinta berat karangannya mbak Esti. semua novelnya sudah saya baca. Rekomen banget pokoknya.
ReplyDeleteIya memang novelnya asyik banget, masih penasaran sama Fairish nih :/
Delete