Tuesday, 30 July 2013

Scene on Three [2]


Jadi, petikan novel favorit saya kali ini berasal dari novel

Cinta dalam Gelas karya Andrea Hirata



Mozaik 31- Penyergapan.
Jika ini menjadi film, aku ingin seperti ini:

                Lokasi                 : Pertigaan pasar
                Waktu                 : Subuh
                Musik                  : gitar akustik solo, mendayu tapi menyengat, tegang
                Figuran              : 5 manusia, 3 kucing, dan 4 anjing

Kamera mengintip dari atap bengkel sepeda A Siong, zoom in ke kucing-kucing pasar yang menguap (figuran) di loteng-loteng toko. Empat ekor anjing pasar yang kurap (figuran juga) nongkrong di pinggir jalan. Tiba-tiba melintas empat orang (figuran) kuli maskapai timah, bergegas naik sepeda berangkat kerja. Anjing-anjing tadi menyalaki mereka—cukup 4 salakan, jangan lebih.

Tapi kurasa,  opening film ini, biar lebih dramatis, mesti dimulai dari pemandangan yang diambil dari helikopter. Gambar berlika-liku mengikuti Sungai Linggang, lalu ke pasar, lalu masuk ke mulut anjing figuran. Air liur anjing berhamburan menyalaki 4 orang kuli yang bersepeda.

Atau, jangan lewat helikopter, tapi lewat satelit. Mulanya gambar konstelasi planet-planet, lalu melesat menuju bumi yang bulat dan biru. Lalu benua-benua, lalu Asia, lalu Asia Tenggara, lalu terdengar lamat-lamat salak anjing. Tegang. Kemudian, gambar mendekat pelan-pelan ke Indonesia, mengecil ke Pulau Sumatra, terus mengecil ke Pulau Belitong, mengecil lagi ke kampung kami, makin kecil ke pasar, akhirnya masuk ke mulut anjing-anjing figuran yang menyalaki kuli bersepeda tadi. Kurasa belum pernah ada film Indonesia yang gambarnya meloncat dari planet-planet ke mulut anjing, anjing kampung lagi, pasti fantastis!

Adegan berikutnya, seorang lelaki misterius mengendap-endap di balik gerobak kue Hok Lo Pan. Orang itu berbalik. Suara gitar berhenti mendadak: genjreng! Penonton terperanjat dan tampaklah satu wajah di layar. Gambar diam,  freeze motion, mencontoh film Lock, Stock and Two Smoking Barrels. Lalu muncul teks dengan huruf yang muncul satu per satu:

S e r s a n  K e p a l a
Z a i n u d d I n

 ~~~

Andrea Hirata adalah salah satu penulis Indonesia favorit saya. Ia memiliki ciri khas dalam kisah-kisah yang ditulisnya. Diksinya juga indah, serta diselipi dengan humor yang tidak hanya mengundang senyum, tapi tawa. Kadang juga membuat saya menangis.

Cara deskripsinya menuntun saya untuk tidak hanya membayangkan adegan tersebut, tapi juga seolah-olah ada di sana. Mengamati secara langsung  liku kehidupan orang kampung Melayu. Dulu setelah membaca Tetralogi Laskar Pelangi, saya langsung pengen ke Belitong.

 Novel karya Andrea Hirata akah selalu memenuhi rak buku saya.


Jadi, buat kalian yang punya kutipan favorit (pasti ada! pasti ada!) bisa ikutan Scene on Three yang dihost oleh Kak Bzee, caranya: 
1.Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
2.Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
3.Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
4.Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
5.Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).

1 comment:

  1. Wah, penggemar Andrea Hirata ya, lucu juga imjinasinya. :)

    ReplyDelete