Monday, 12 August 2013

Audrey, Wait!




Audrey, Wait!

Benway, Robin

329 pages, 4/5 stars


The wait is over for the paperback of this irresistible, fast-paced, hit-worthy debut! When funny, charming, absolutely-normal Audrey Cuttler dumps her boyfriend Evan, he writes a song about her that becomes a number-one hit? And rockets Audrey to stardom!

Suddenly, tabloid paparazzi are on her tail and Audrey can barely hang with her friends at concerts or the movies without getting mobbed? Let alone score a date with James, her adorable coworker at the Scooper Dooper. Her life will never be the same? At least, not until Audrey confronts Evan live on MTV and lets the world know exactly who she is!
 


Pertama kepincut baca ini gara-gara review dari sesama anggota BBI, Tirta aka I PreferReading. Setelah terus-menerus baca genre dystopia, rasanya harus dikasih selingan bacaan yang ringan.

Jadi, Audrey putus dengan Evan, seorang anak band. Kalau kamu putus dengan pacarmu, apa hal paling buruk yang bakal terjadi? Yah begitulah yang dialami Audrey. Evan menulis lagu “Audrey, Wait!” yang mendadak menjadi ngetop dan menyeret Audrey ke dalam lautan popularitas. Lengkap dengan paparazzi dan artikel koran/ majalah yang berusaha mengecap dia sebagai cewek nakal dan heartbraker.

Beruntung dia masih punya Victoria, sahabat numero uno dan Jonah, pacarnya. I think they’re really cute. I mean, Audrey and Victoria, Victoria and Jonah. Audrey dan Victoria benar-benar menggambarkan apa itu arti “sahabat”. Siapa yang rela semalaman begadang bersama , dan muncul di rumahmu pagi buta setelahnya dengan membawa kopi dan palu, untuk menghancurkan album CD band yang udah merusak kehidupanmu?

“When I look up ‘best friend’ in the dictionary, there’s a picture of you.”


Dan benar saja. Sepanjang baca saya bisa ketawa tiba-tiba, bisa senyum-senyum sendiri, bahkan nangis (dikit). Audrey is sooooo cuteee, hidupnya yang (awalnya) normal begitu sempurna. Victoria, Jonah, ditambah orang tua yang fleksibel dan super duper akur satu sama lain. Di saat angka perceraian begitu tinggi di Amerika, punya orang tua yang masih utuh dan saling memiliki bisa disebut suatu keajaiban, apalagi kalau punya ayah yang berdarah sarkasme. Hidup terasa begitu indah.

Dan James. Akhirnya setelah envy setengah mati dengan Victoria-Jonah, Audrey menemukan cowok yang tepat. Lupakan Evan, lupakan Simon. James is the best.

“—and  I think you just deserve someone who makes you feel special and wonderful and all those good things that you see on TV.”


Novel ini cukup buat menyegarkan pikiran, nggak bakal berending dengan darah atau sabet-sabetan pedang, apalagi alat pemusnah massal. Audrey sendirilah yang harus menyelesaikan masalah ini.

“Aud,” she said. “Sometimes you’re gonna have to make decisions that not everyone is going to like. But if you think it’s the right thing to do, you have to do it. Even if your boyfriend doesn’t like it. Even if Victoria doesn’t like it. Heck, even if Dad and I don’t like it. You have to start trusting yourself”

No comments:

Post a Comment