Audrey,
Wait!
Benway,
Robin
329
pages, 4/5 stars
The wait is over for the paperback of this irresistible, fast-paced, hit-worthy debut! When funny, charming, absolutely-normal Audrey Cuttler dumps her boyfriend Evan, he writes a song about her that becomes a number-one hit? And rockets Audrey to stardom!
Suddenly, tabloid paparazzi are on her tail and Audrey can barely hang with her friends at concerts or the movies without getting mobbed? Let alone score a date with James, her adorable coworker at the Scooper Dooper. Her life will never be the same? At least, not until Audrey confronts Evan live on MTV and lets the world know exactly who she is!
Pertama
kepincut baca ini gara-gara review dari sesama anggota BBI, Tirta aka I PreferReading. Setelah terus-menerus baca genre dystopia, rasanya harus dikasih
selingan bacaan yang ringan.
Jadi,
Audrey putus dengan Evan, seorang anak band. Kalau kamu putus dengan pacarmu,
apa hal paling buruk yang bakal terjadi? Yah begitulah yang dialami Audrey. Evan
menulis lagu “Audrey, Wait!” yang mendadak menjadi ngetop dan menyeret Audrey
ke dalam lautan popularitas. Lengkap dengan paparazzi dan artikel koran/ majalah yang berusaha mengecap dia sebagai cewek nakal dan heartbraker.
Beruntung
dia masih punya Victoria, sahabat numero
uno dan Jonah, pacarnya. I think they’re really cute. I mean, Audrey and
Victoria, Victoria and Jonah. Audrey dan Victoria benar-benar menggambarkan apa
itu arti “sahabat”. Siapa yang rela semalaman begadang bersama , dan muncul di
rumahmu pagi buta setelahnya dengan membawa kopi dan palu, untuk menghancurkan
album CD band yang udah merusak kehidupanmu?
“When I look up ‘best friend’ in the dictionary, there’s a picture of you.”
Dan
benar saja. Sepanjang baca saya bisa ketawa tiba-tiba, bisa senyum-senyum
sendiri, bahkan nangis (dikit). Audrey is sooooo cuteee, hidupnya yang
(awalnya) normal begitu sempurna. Victoria, Jonah, ditambah orang tua yang
fleksibel dan super duper akur satu sama lain. Di saat angka perceraian begitu
tinggi di Amerika, punya orang tua yang masih utuh dan saling memiliki bisa disebut
suatu keajaiban, apalagi kalau punya ayah yang berdarah sarkasme. Hidup terasa
begitu indah.
Dan
James. Akhirnya setelah envy setengah mati dengan Victoria-Jonah, Audrey
menemukan cowok yang tepat. Lupakan Evan, lupakan Simon. James is the best.
“—and I think you just deserve someone who makes you feel special and wonderful and all those good things that you see on TV.”
Novel
ini cukup buat menyegarkan pikiran, nggak bakal berending dengan darah atau
sabet-sabetan pedang, apalagi alat pemusnah massal. Audrey sendirilah yang harus
menyelesaikan masalah ini.
“Aud,” she said. “Sometimes you’re gonna have to make decisions that not everyone is going to like. But if you think it’s the right thing to do, you have to do it. Even if your boyfriend doesn’t like it. Even if Victoria doesn’t like it. Heck, even if Dad and I don’t like it. You have to start trusting yourself”
No comments:
Post a Comment