Sunday, 18 August 2013

Empat Besar



Empat Besar (Agatha Christie)- 277 halaman 

“Li Chang Yen adalah otak yang memegang kendali. Oleh karenanya saya menyebutnya si Nomor Satu.
Nomor Dua dinyatakan dengan huruf ‘S’ dengan dua garis di tengah-tengahnya—lambang dollarr; disertai dua garis dan sebuah bintang.
Nomor Tiga seorang wanita berkebangsaan Prancis.
Nomor Empat….”
….
“Si Pemusnah”


Membuat review ini agak sulit menurut saya, karena jujur saja saya bukan pengagum genre mystery/ crime/ detective semacam novel Agatha Christie atau Sir Arthur Conan Doyle. Jadi saya belum bisa memberikan kritik membangun atas kasus yang diemban oleh Hercule Pairot dan Kapten Artur Hasthing ini.

Setelah jalan-jalan di Goodreads dan membaca komentar yang ada di kolom bawah itu, kebanyakan pecinta Agatha Christie kecewa dengan novel Empat Besar. Setidaknya, bila dibandingkan dengan karya-karyanya yang terdahulu. Saya? Saya mah ndak ada yang bisa dibandingin (kebanyakan baca YA), jadi manut aja.

Jadi siapakan Empat Besar ini? Mereka adalah 4 orang dengan kemampuan berbeda, yang sama-sama luar biasa, dan mendalangi hampir sebagian besar kasus kejahatan yang ada di dunia. Li Chang Yen, orang Cina yang luar biasa cerdik sebagai otak, Si Nomor Dua dengan kekayaannya yang tak berbatas, yang mendanai operasional Empat Besar, Si Nomor Tiga seorang ilmuwan terbaik dengan penemuannya yang bahkan begitu hebat di masanya saat itu, dan Nomer Empat… si misterius yang begitu lihai.

Di sinilah Hercule Poirot dan Hastings, dua detektif yang mencoba menyelidiki Empat Besar. Poirot ini luar biasa pintarnya. Bukan pintar sih, tapi cerdas dan licik. Dia dapat melihat kemungkinan-kemungkinan terkecil dari kasus yang sedang ia tangani ini. Dengan bantuan dari Ingles dan Sekertaris Negara, sedikit demi sedikit Poirot dan Hastings mampu mengungkap siapa identitas Nomer Dua, Tiga, dan Empat. Sedangkan Hastings yang daya pikirnya tidak setinggi Poirot hanya mampu memahami sedikit dari rencana Empat Besar, sehingga lebih sering terjerumus dalam perangkap mereka. Uniknya, mereka berdua saling melengkapi. Dan sikap setia kawan mereka itu patut diacungi jempol, karena urusannya sama nyawa.

Menurut saya pas sekali cerita ini diceritakan dari sudut pandang Hastings. Hastings sendiri pun sulit membaca jalan pikiran Poirot, jadi akan ada unsur kejutan bagi pembaca. Lantas, apakah saya terkejut? Jujur, saya memang kaget dengan cara berpikir Poirot. Instingnya yang sensitif mampu menuntun mereka menuju titik terang, tentang siapa identitas Empat Besar dan apa rencana mereka selanjutnya. Tapi, ada beberapa cerita yang sudah berhasil saya tebak dengan benar (yeah, baca buku detektif pastinya pake nebak-nebak dooong).

Untuk ukuran novel yang terbit sekitar 1920-an, Empat Besar cukup menarik hingga membuat saya begadang karena saking penasaran sama endingnya. Si Nomer Empat adalah yang paling sering muncul dengan begitu banyak wajah dan peran. Tapi yang paling mengejutkan tentu si Poirot dan saudara kembarnya.

After all, saya jadi pengen baca novel karya Agatha Christie yang lain. Makasih ya Mami @nonarisa udah minjemin ini.

 


No comments:

Post a Comment